Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kualitas Keju yang Dihasilkan dari Susu Kambing Ras Kaligesing pada Bulan Laktasi yang Berbeda (Cheese Quality Made From Milk of Ettawa Crossbred Goat, Based on Different Lactation Stages) Rizky Yudatama; Tridjoko Wisnu Murti; Yustina Yuni Suranindyah
Buletin Peternakan Vol 34, No 3 (2010): Buletin Peternakan Vol. 34 (3) Oktober 2010
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v34i3.89

Abstract

The objective of the experiment was to evaluate the effect of lactation stages on the quality and flavor of 2 months ripened cheese. The experiment was conducted from December 2009 until April 2010. Five goats were used as samples. Milk were collected at 7 days and 30 days post kidding. Cheeses were coagulated using rennet which produced by extracting dried abomasum of 10 days old goat kid. Fresh cheeses were analyzed for its quality and kept for 2 months. After 2 month, ripened cheeses were analyzed for its quality and flavor. Parameters observed were cheese’s physical quality (cheese yield and tenderness), chemical quality (pH, protein, fat, moisture, ash, calcium) and flavor (for ripened cheeses). Cheese yield, tenderness, pH, protein, fat, moisture, ash, and calcium composition were analyzed using Repeated Measurement of General Linear Model and flavor quality was analyzed using Mann-Whitney Test. The result showed that lactation stages (7 and 30 days post kidding) did not significantly affect cheese yield, pH, protein, fat, and calcium but it had an effect on tenderness, moisture, and ash. Ripening significantly affected flavor such as salty, sour, bitter, and rancidity but not the sweet taste. Ripening was also affected pH and fat composition but moisture, ash, protein, calcium, and tenderness were not affected. It can be concluded that 2 stages of lactation did not significantly affect overall cheese quality, but it was suggested to choose milk from days 30 after partum as cheese raw material since cheeses from days 7 milk have a flavor defect (bitter) and this kind of milk is still needed by the kids ofthe goat.(Key words: Kaligesing race goat’s milk, Cheese quality, Cheese ripening, Cheese flavor, Stage of lactation)
Produksi dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Ettawa yang Diberi Suplemen Daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr) pada Awal Masa Laktasi (Milk Production and Milk Composition of Ettawa Crossbred Goat, Fed Katu Leaves (Sauropus androgynus (L.) Merr) as Marini Putri Marwah; Yustina Yuni Suranindyah; Tridjoko Wisnu Murti
Buletin Peternakan Vol 34, No 2 (2010): Buletin Peternakan Vol. 34 (2) Juni 2010
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v34i2.95

Abstract

This experiment was aimed to evaluate the effect of katu leaves as feed supplement on milk production and milk composition of Ettawa Crossbred goat during early lactation. The experiment was conducted in the village of Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman started from June, 27 until August, 27 2009. The experiment used 8 pregnant goats weighing 36 to 55 kg. The goats were divided into 2 treatments, those were control and treatment groups. The goats incontrol group received basal feed as much as 10% dry matter of body weight, consisted of calliandra and concentrates with a ratio of 9 to 1 respectively. The treated goats were fed with the same basal feed as those in the control group andsupplemented with katu leaves at 0,06% of bodyweight. The examination was conducted to collect data on feed intake, milk production, composition of colostrum and milk. Data were statistically analyzed with T-test. The result showed that katu leaves supplementation as much as 0,06% of body weight was able to increase protein level of colostrum significantly but had no significant effect on feed intake, milk production, and milk composition.(Key words: Ettawa Crossbred goat, Katu leaves, Milk production and composition)
Kajian Pola Pangan dalam Rumah Tangga dengan Wanita Bekerja di Sektor non Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta Tridjoko Wisnu Murti
Buletin Peternakan Vol 25, No 1 (2001): Buletin Peternakan Vol. 25 (1) Februari 2001
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v25i1.1428

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Analysis of Developed Yoghurt using Milk form Goat and Cow Reared at Local Feed in Sleman Tridjoko Wisnu Murti
Buletin Peternakan Vol 25, No 3 (2001): Buletin Peternakan Vol. 25 (3) Agustus 2001
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v25i3.1440

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
KAPASITAS DAN STABILITAS PENGIKATAN BEBERAPA ADSORBEN AFLATOKSIN ALAMI DI DALAM RUMEN IN VITRO Ika Sumantri; Tridjoko Wisnu Murti; Joseph Boehm; Ali Agus
Buletin Peternakan Vol 36, No 3 (2012): Buletin Peternakan Vol. 36 (3) Oktober 2012
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v36i3.1623

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji kapasitas dan stabilitas beberapa adsorben alami dalam mengikat aflatoksin B1 (AFB1) dengan metode in vitro yang melibatkan kondisi di dalam rumen. Percobaan in vitro dilakukan dengan menggunakan 3 macam adsorben alam (bentonit, zeolit dan karbon aktif) dan satu adsorben produk komersial (CAA). Pengujian dilakukan pada 3 macam medium in vitro (aquades steril, cairan rumen dan cairan rumen steril) dan 2 rasio AFB1:adsorben (1:1000 dan 1:10.000 yang setara dengan 1000 mg AFB1-contaminated feed:1 mg adsorben dan 100 mg AFB1-contaminated feed:1 mg adsorben). Inkubasi dilakukan selama 2 jam dengan penggojokan 70 rpm pada suhu 38,5oC menggunakan shaking incubator. Medium kemudian disentrifugasi selama 15 menit pada 3500 g. Supernatan diambil untuk dianalisis kadar AFB1 yang tidak terikat oleh adsorben, sehingga persentase AFB1 terikat dapat dihitung sebagai peubah kapasitas pengikatan. Presipitat selanjutnya diresuspensi dan diinkubasi kembali. Supernatan yang diperoleh setelah sentrifugasi 3500 g selama 15 menit dianalisis kandungan AFB1-nya untuk mendapatkan persentase AFB1 yang terlepas dari ikatan dengan adsorben untuk mendapatkan data stabilitas pengikatan. Data dianalisis variansi dengan prosedur general linear model rancangan acak lengkap pola faktorial menggunakan SPSS versi 17.0. Hasil memperlihatkan bahwa bentonit memiliki kapasitas pengikatan AFB1 tertinggi (77,54%) dengan medium aquades. Stabilitas pengikatan tertinggi ditunjukkan oleh CAA (99,78%) yang tidak berbeda dengan stabilitas bentonit (99,38%). Pengikatan AFB1 secara nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh pH medium dengan kapasitas tertinggi diperoleh pada pH medium kurang dari 5,0. Berdasarkan peubah kapasitas dan stabilitas pengikatan serta pH optimum pengikatan dapat disimpulkan bahwa bentonit merupakan adsorben alami yang paling potensial untuk dipergunakan pada ternak ruminansia.(Kata kunci: Adsorben aflatoksin, Metode in vitro rumen)
Tanggapan Konsumen Secara Sensoris terhadap Kualitas Susu Fermentasi Komersial Tersimpan Dingin Tridjoko Wisnu Murti
Buletin Peternakan Vol 23, No 3 (1999): Buletin Peternakan Vol. 23 (3) Agustus 1999
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v23i3.1646

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Deteksi Proteolitis pada Susu Sapi dan Susu Kedelai Fermentasi Menggunakan Asam Trinitrobenzene Sulfonat Tridjoko Wisnu Murti
Buletin Peternakan Vol 20, No 1 (1996): Buletin Peternakan Vol. 20 (1) Juni 1996
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v20i1.1691

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
DINAMIKA PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PERSUSUAN DI KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH Riyuni Asih; Tridjoko Wisnu Murti; F. Trisakti Haryadi
Buletin Peternakan Vol 37, No 1 (2013): Buletin Peternakan Vol. 37 (1) Februari 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i1.1960

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika pengembangan klaster industri persusuan di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Dinamika pengembangan klaster industri persusuan dianalisis melalui kekuatankekuatan yang ada pada setiap elemen-elemen klaster, yaitu pemasok bahan baku susu, industri inti, industri terkait, industri pendukung, pembeli, dan lembaga pendukung. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihakpihak yang terkait (stakeholders) dalam klaster industri persusuan di Kabupaten Semarang, terdiri dari peternak sapi perah, koperasi susu, Industri Pengolahan Susu, industri terkait, dan lembaga pendukung. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat pemasok, rata-rata kepemilikan ternak sebanyak 6,58 ekor, rata-rata produksi susu sebesar 8,30±2,54 l/ekor/hari, dan rata-rata tingkat adopsi sebesar 57,57%. Produksi susu di tingkat koperasi sebesar 77.300 kg/hari. Rata-rata kualitas susu adalah 6,78 (pH), 11,23% (total solid), 3,55% (lemak), 7,68% (SNF), 2,68% (protein), dan 4,45% (laktosa). Kuota pembelian dari industri pengolahan susu yaitu 212.000 kg/hari. Bank sebagai industri pendukung telah memberikan pinjaman modal pada pengusaha persusuan sebesar Rp24.892.000.000,00. Institusi pendukung telah melakukan peran masing-masing.(Kata kunci: Dinamika, Klaster, Industri persusuan)
IMPLEMENTASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES PADA RUMAH POTONG AYAM BERSERTIFIKAT HALAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Edi Suryanto; Tridjoko Wisnu Murti; Yatri Drastini; Bastoni Bastoni; Ismatullah Salim; Umar Alfaruqi
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 8 No. 1 (2016)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v8i1.220

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Good Manufacturing Practices (GMP) pada Rumah Potong Ayam (RPA) bersertifikat halal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mengetahui kualitas daging pada RPA yang bersertifikat halal di DIY, dan untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging pada RPA yang bersertifikat halal di DIY. Materi penelitian terdiri dari responden yaitu pelaku usaha RPA di DIY. Metode penelitian ini terdiri dari teknik pengambilan data responden dengan cara purposive sampling sebanyak 50% RPA bersertifikat halal di DIY. Jumlah responden adalah 20 RPA di DIY. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui implementasi GMP. Pengambilan sampel dilakukan dengan survei. Survei yang dilakukan meliputi pengamatan dan menilai secara langsung kegiatan di RPA dengan skor penilaian 1 sampai 5. Untuk mengetahui kualitas daging dilakukan uji Total Plate Count (TPC) dan uji keasaman (pH). Kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging ditinjau dari hasil uji TPC dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata implementasi GMP adalah 314,7 dengan Skor 4 yang menunjukkan hampir mendekati penerapan yang benar. Hasil kualitas daging menunjukkan bahwa nilai rata-rata pH daging 5.91 dan nilai TPC rata-rata 3,5x103 cfu/g. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji pH nilai pada Rank Spearman adalah 0,666, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji TPC nilai pada Rank Spearman adalah 0,782, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah pelaksanaan dan penerapan GMP pada RPA bersertifikat halal di DIY belum seluruhnya dilakukan dengan baik. Hasil kualitas daging baik masih sesuai dengan SNI. Terdapat korelasi yang signifikan antara implementasi GMP dengan kualitas daging (nilai pH dan TPC) pada RPA yang bersertifikat halal di DIY.Kata Kunci: Good Manufacturing Practices (GMP), Rumah Potong Hewan (RPA), Sertifikat Halal, dan Kualitas Daging).
IMPLEMENTASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES PADA RUMAH POTONG HEWAN BERSERTIFIKAT HALAL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bastoni Bastoni; Edi Suryanto; Rusman Rusman; Tridjoko Wisnu Murti; Yatri Drastini; Nasrul Hidayat
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 8 No. 1 (2016)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v8i1.222

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Good Manufacturing Practices (GMP) pada Rumah Potong Hewan (RPH) bersertifikat halal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mengetahui kualitas daging pada RPH di DIY, dan untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging pada RPH di DIY. Materi penelitian terdiri dari responden yaitu pelaku usaha RPH di DIY. Metode penelitian ini terdiri dari teknik pengambilan data responden dengan cara purposive sampling sebanyak 50% RPH bersertifikat halal di DIY. Jumlah responden adalah 22 RPH di DIY. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner untuk mengetahui implementasi GMP. Pengambilan sampel dilakukan dengan survei. Survei yang dilakukan meliputi pengamatan dan menilai secara langsung kegiatan di RPH dengan skor penilaian 1 sampai 5. Untuk mengetahui kualitas daging dilakukan uji Total Plate Count (TPC) dan uji keasaman (pH). Kemudian dianalisa dengan menggunakan uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara implementasi GMP dengan kualitas daging ditinjau dari hasil uji TPC dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata implementasi GMP adalah 368,3 dengan Skor 4 yang menunjukkan hampir mendekati penerapan yang benar. Hasil kualitas daging menunjukkan bahwa nilai rata-rata pH daging 5.9 dan nilai TPC rata-rata 2,6 x 103 cfu/g. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji pH nilai pada Rank Spearman adalah 0,655, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Terdapat korelasi antara implementasi GMP dengan hasil uji TPC nilai pada Rank Spearman adalah 0,637, nilai Rank Spearman menunjukkan bahwa ada korelasi sangat signifikan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah pelaksanaan dan penerapan GMP pada RPH bersertifikat halal di DIY belum seluruhnya dilakukan dengan baik. Hasil kualitas daging baik masih sesuai dengan SNI. Terdapat korelasi yang signifikan antara implementasi GMP dengan kualitas daging (nilai pH dan TPC) pada RPH yang bersertifikat halal di DIY.Kata Kunci: Good Manufacturing Practices (GMP), Rumah Potong Hewan (RPH), Sertifikat Halal, dan Kualitas Daging)