Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE EFFECT OF COCOA LEAVES FEEDING ONT HE WEIGHT GAIN OF GOATS (STUDY ON FARMERS IN THE BANJARHARJO VILLAGE, KULON PROGO) Gunawan Gunawan; Wiendarti Indri Werdhany1; I Gede Suparta Budisatria
Buletin Peternakan Vol 41, No 4 (2017): BULETIN PETERNAKAN VOL. 41 (4) NOVEMBER 2017
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v41i4.25002

Abstract

Cocoa leave is potential as goat’s feed, but has not been widely used by farmers. The aim of this study was to observe the use of cocoa leaves as goat feed and their effect on the daily gain of goats. This study was conducted on 2 phases. Phase 1, study of the use of cocoa leaves as feed goat has been done on 10 farmers with innovation and 10 farmers without innovation. The observations were done by weighing of fresh cocoa leaves as goat feed for eight months (March to October, 2013). Independent t-test was done to analyze the cocoa leaves treatments on farmers with and without innovation . Phase 2, feeding trial has been done for 8 weeks to compare 3 level of feed treatments namely A (grass ad lib, cocoa leaves 2 kg/head/day, rice bran 0.6 kg/head/day), B (grass ad lib, cocoa leaves 2 kg/head/day) and C (grass ad lib). Each level of feed treatment consisted of 7 male Bligon goats, aged 11-12 months. Data was analyzed using analysis of covariance with initial body weight as covariate. The results showed that the use of cocoa leaves as goat feed on farmers  with innovations was 130 ± 18 g/head/day higher than on farmers without innovation namely 33 ± 19 g/head/day. Body weight gain of goat increased from 30,6 ± 13,5 g/head/day (feeding grass) to 61,2 ± 9,5  g/head/day if added cocoa leaves 2 kg/head/day and to 68,9 ± 24,0g/head/day if added cocoa leaves 2 kg/head/day and rice bran 0.6 kg/head/day. The study implied that cocoa-goats integration system should be developed to optimize the utilization of cocoa leaves as goat’s feed.
Teknologi Tepat Guna pada Induk Kambing Melalui Penerapan Breeding Center Dan Flushing di Sentra Peternakan Rakyat Kebon Wulangreh, Desa Karangdukuh, Klaten Bayu Andri Atmoko; I Gede Suparta Budisatria; Nono Ngadiyono; Febri Aryanti; Panjono Panjono
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 4, No 1 (2018): September
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.541 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.30292

Abstract

Goat farms in Karangdukuh are still traditionally maintained in the yard of the house and grazed in the fields. The scale of ownership and the spread of the farm location make estrous detection so difficult, the absence of superior buck leads to a genetic quality degradation. The concept of breeding center is the provision of superior buck and mating house in one location. To support the increase of the does performance need for improvement of feed during in the breeding center, namely flushing. The partners of community engagement are farmers at Sentra Peternak Rakyat Kebon Wulangreh in Karangdukuh, Jogonalan, Klaten. It was done from April to October 2017. Activities began with socialization, followed by community learning and then was done the empowerment of farmers for built a breeding center was consisting of mating house, pasture, arteis well and electrical installation. The breeding center concept was applied after complete. Breeding center is a simple solution for estrous detecting and limitation of superior buck, more controlled does health, improvement for genetic quality and performance, so that kids crop can be increases and finally impact on the farmer prosperity. Enggagement activities already done on target and get very postive responses. Farmers have doing together to build a breeding center area and have been used. They are able to make flushing and will be continued independently.
Inisiasi Pengembangan dan Pendampingan Peternakan Sapi Secara Terpadu di Kelompok Ternak Sapi Kandang Kalimasodo Nono Ngadiyono; I Gede Suparta Budisatria; Endang Baliarti; Panjono Panjono; Tri Satya Mastuti Widi; Muhammad Danang Eko Yulianto; Bayu Andri Atmoko
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2019 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.826 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v3i2.4200

Abstract

Kelompok ternak sapi “Kandang Kalimasodo” terbentuk pada tahun 2015 sebagai upaya peternak rakyat dalam merintis agro industry peternakan dan pertanian organic secara terpadu di Desa Karangdukuh, Jogonalan, Klaten. Kendala utama kelompok tersebut adalah masih minimnya pengetahuan mengenai pengolahan pupuk organic dari limbah ternak, pengolahan pakan ternak, dan pemeliharaan sapi yang efisien serta belum adanya adopsi teknologi pada system usaha peternakan rakyat yang masih bersifat tradisional. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membentuk kawasan sentra peternakan sapi rakyat, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan beternak sapi potong secara terpadu dengan pertanian organik, peningkatan efisiensi dan kemandirian penyediaan pakan melalui transfer teknologi pengolahan pakan dan pengolahan limbah. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui pendampingan dan pelatihan membuat jerami fermentasi, pupuk organic kompos dan pengobatan ternak. Hasil kegiatan menunjukkan anggota kelompok ternak Kandang Kalimasodo berpartisipasi aktif dan memiliki kemauan untuk belajar mengenai manajemen budidaya sapi potong, memiliki kemampuan untuk membut jerami fermentasi dan pupuk organic cair dan padat secara mandiri. Produktivitas sapi yang dipelihara sudah cukup baik, sehingga perlu pendampingan secara terus menerus kepada peternak dalam menjalankan usaha peternakan sapi potong.
Identifikasi Potensi Bahaya, Risiko dan Pencegahan Kecelakaan Kerja di Peternakan Sapi Potong di Wilayah Boyolali Bayu Andri Atmoko; I Gede Suparta Budisatria
JURNAL TRITON Vol 12 No 2 (2021): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v12i2.166

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah pedoman setiap pelaku kerja, salah satunya bidang peternakan. Perusahaan di bidang penggemukan (fattening) sapi potong mempunyai kewajiban dan tanggung jawab menerapkan K3. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan identifikasi potensi bahaya dan risiko, analisis bahaya dan risiko, dan merumuskan upaya pengendalian K3 di perusahaan penggemukan sapi potong di wilayah Boyolali. Penelitian dilaksanakan di PT. X di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan tiga tahap, tahap pertama dilakukan identifikasi potensi bahaya dan risiko pada berbagai kegiatan, tahap kedua dilakukan penilaian terhadap potensi bahaya dan risiko yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan yang teridentifikasi. Tahap ini dilakukan dengan pengamatan langsung, mengikuti seluruh kegiatan pemeliharaan, dan diskusi dengan pimpinan, manajemen maupun dengan pegawai kandang. Tahap ketiga dirumuskan pengendalian bahaya dan risiko yang dapat dilakukan. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa di PT. X terdapat enam pekerjaan di kandang sapi yang dapat menimbulkan sebanyak 31 potensi bahaya dengan risiko rendah (18) dan sedang (13). Selain itu, upaya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja masih sangat minim, belum ada standart operating prosedur (SOP) K3. Penerapan K3 oleh pekerja hanya dengan alat pelindung diri (APD) berupa sepatu kandang. Hal ini memungkinkan terjadi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja. Disarankan kepada PT. X untuk menyusun SOP K3, mensosialisasikan, menerapkan pada seluruh pekerja dan melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap penerapan SOP K3. Pekerja kandang diharapkan selalu menggunakan APD saat bekerja. Hal ini sebagaui upaya pencegahan risiko dan bahaya kecelakaan kerja saat melakukan pekerjaan.