Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Use of Glutaraldehyde Tanning Materials for Goat Skin Tanning Laili Rachmawati; Emiliana Anggriyani
Buletin Peternakan Vol 42, No 2 (2018): BULETIN PETERNAKAN VOL. 42 (2) MAY 2018
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v42i2.27721

Abstract

Tanning process using free chromed material is needed to reduce toxic content in leather. The aims of this study is to increase byproducts of livestock by goat skin tanning with free chrome tanning materials. This study used glutaraldehyde as tanning materials. Goat skins were tanned become upholstery leather, and then physical quality was determined. The materials of this study were pickle goat skin. Physical testing conducted in Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta. The results were analyzed descriptively using SPSS version 17.0 for Windows. Statistical analysis showed that the value of tensile strength, elongation, tear strength, sewing strength, scrub resistance of paint to dry and wet were 166.025 ± 72.315 kg/cm²; 69.910 ± 9.107%; 26.785 ± 6.031 N/cm; 115.120 ± 18.681 kg/cm; 0.775 ± 0.353; 0.775 ± 0.353 respectively. This study showed that the physical quality of upholstery leather which tanned using free chrome tanning materials have the physical qualities that met with SNI standard for leather upholstery.
KUALITAS ORGANOLEPTIS KULIT CRUST DENGAN PENAMBAHAN NABATI PADA PROSES PASCA TANNING KULIT KAMBING UPPER GLAZE Emiliana Anggriyani; Laili Rachmawati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.019 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas kulit crust kambing pada artikel upper. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian yaitu kulit wetblue kambing 5 lembar. Bahan kimia yang digunakan diantaranya air, Asam formiat, surfactant (Peramit MLN), Neutrigan (Tanigan PAK), Natrium formiat, Natrium bikarbonat, Resin akrilik (Drasil AMP), Resin melamin (Retingan MLF), Resin diciandiamid (Tsyntan RT12), Penetrating agent (Coralon OT), Tara (Sodatan TVT), Sulfited fish oil (Derminol SPE), Phenolic syntan (Tsyntan TO), Mimosa, Chesnut, Levelling agent (Dermagen GPA), Acid dyestuff, Syntetic oil (Glycermax 52N), Lecitin oil (Sedaflor LC 13), Lanolin oil (Provol 100), Emulsifier (Pellan GLH), Resin kationik (Sincal DRA), Anti jamur (Preventol Cr). Penggunaan bahan retanning 3% Tara, 8% mimosa dan 3% chesnut sebagai dasar pengamatan kualitas organoleptis. Proses pasca tanning dilakukan mulai dari netralisasi, retanning, dyeing, fixing sampai proses mekanik. Hasil yang diperoleh dilakukan uji organoleptis terhadap kerataan warna, kepadatan dan kelentingan kulit. Hasil uji menunjukkan kulit crust kambing upper memiliki kepadatan dan kelentingan yang sesuai dengan peruntukan upper, sedangkan kerataan warna kurang sesuai. Kesimpulan yang diperoleh yakni proses pasca tanning dengan penambahan bahan nabati mampu menghasilkan kulit sesuai dengan artikel yang dituju (upper) dengan memperhatikan bahan kimia yang digunakan.
Peningkatan Kualitas Kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator) Wet Blue melalui Proses Pasca Penyamakan Laili Rachmawati; Nais Pinta Adetya; Fadzkurisma Robbika
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.708 KB)

Abstract

Intisari Salah satu jenis kulit reptil yang banyak diperdagangkan di Indonesia adalah kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator). Biawak jenis ini memiliki ukuran tubuh yang besar, sehingga berpotensi dimanfaatkan kulitnya untuk dijadikan sebagai bahan baku produk kulit samak. Perdagangan kulit masih didominasi oleh kulit wet blue, yaitu kulit setengah jadi yang belum diproses lebih lanjut dan cenderung berpotensi untuk mengalamai kerusakan. Proses pasca penyamakan merupakan proses yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kulit wet blue biawak menjadi kulit yang siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk. Tahapan utama proses pasca tanning kulit biawak wet blue jenis Air Asia (Varanus salvator) menjadi kulit biawak crust untuk bahan baku dompet adalah netralisasi, retanning, dyeing dan fatliquoring. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ukuran lebar kulit sebesar 9,79%, kenaikan % cacat kulit sebesar 5,15%, peningkatan daya terima terhadap pegangan kulit dari angka 2,19 menjadi 7,77 serta peningkatan daya terima terhadap warna kulit dari angka 4,13 menjadi 7,61. Disimpulkan bahwa proses pasca penyamakan mampu merubah kulit biawak wet blue menjadi kulit crust sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk.
Pengaruh Agen Fatliquoring Terhadap Ketahanan Air Kulit Domba Untuk Sarung Tangan Cabretta Pearl White: Influence of Fatliquoring Agents on Water Resistance of Sheepskins for Cabretta Pearl White Gloves Rina Dwi Asmarani; Nur Mutia Rosiati; Wahyu Fajar Winata; Laili Rachmawati
Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo Vol. 7 No. 2 (2025): JIPHO (Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo)
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56625/jipho.v7i2.15

Abstract

Kulit domba artikel sarung tangan golf Cabretta Pearl White merupakan produk kulit yang membutuhkan sifat ketahanan air karena bersinggungan langsung dengan keringat pengguna. Pengaruh jumlah agen fatliquoring terhadap ketahanan air dan karakter organoleptis kulit domba sarung tangan golf Cabretta Pearl White diamati pada penelitian ini. Jenis agen fatliquoring yang digunakan adalah agen hidorofobik (X), agen hidorofibik copolymer (Y), dan agen hidrofobik silikon (Z), dengan empat variasi jumlah penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak jumlah agen fatliquoring, semakin tinggi pula tingkat kelemasan, kelengketan, dan ketahanan air kulit sarung tangan golf Cabretta Pearl White. Sebaliknya, semakin banyak jumlah agen fatliquoring semakin rendah tingkat kepadatan kulit yang dihasilkan. Penambahan jumlah agen fatliquoring berhasil meningkatkan ketahanan air dengan hasil terbaik berupa waktu penyerapan air pada menit ke-20 dan kadar air yang terserap 1,20% saat penggunaan bahan X:Y:Z = 1,5%:6%:2%.