Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator) Wet Blue melalui Proses Pasca Penyamakan Laili Rachmawati; Nais Pinta Adetya; Fadzkurisma Robbika
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.708 KB)

Abstract

Intisari Salah satu jenis kulit reptil yang banyak diperdagangkan di Indonesia adalah kulit Biawak Air Asia (Varanus salvator). Biawak jenis ini memiliki ukuran tubuh yang besar, sehingga berpotensi dimanfaatkan kulitnya untuk dijadikan sebagai bahan baku produk kulit samak. Perdagangan kulit masih didominasi oleh kulit wet blue, yaitu kulit setengah jadi yang belum diproses lebih lanjut dan cenderung berpotensi untuk mengalamai kerusakan. Proses pasca penyamakan merupakan proses yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kulit wet blue biawak menjadi kulit yang siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk. Tahapan utama proses pasca tanning kulit biawak wet blue jenis Air Asia (Varanus salvator) menjadi kulit biawak crust untuk bahan baku dompet adalah netralisasi, retanning, dyeing dan fatliquoring. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ukuran lebar kulit sebesar 9,79%, kenaikan % cacat kulit sebesar 5,15%, peningkatan daya terima terhadap pegangan kulit dari angka 2,19 menjadi 7,77 serta peningkatan daya terima terhadap warna kulit dari angka 4,13 menjadi 7,61. Disimpulkan bahwa proses pasca penyamakan mampu merubah kulit biawak wet blue menjadi kulit crust sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk.
Efektivitas Bahan Pembantu Agen Fiksasi dalam Proses Pewarnaan Kulit Wijayanti; Elis Nurbalia; Nais Pinta Adetya; Tutik Maryati
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 1 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.075 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bahan pembantu agen fiksasi dalam proses pewarnaaan kulit. Bahan pembantu agen fiksasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah chromosal B, Al2(SO4)3, dan produk paten. Proses pewarnaan yang dilakukan adalah dengan metode normal dyeing dan sandwich dyeing. Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi keefektifan bahan pembantu fiksasi adalah ketahanan warna terhadap keringat, ketahanan warna terhadap pencucian, dan konsentrasi zat warna yang terikat di kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu chromosal B memiliki ketahanan terhadap keringat yang lebih rendah daripada fiksasi dengan asam formiat, Al2(SO4)3, dan bahan paten. Sementara itu, kulit yang difiksasi dengan bahan pembantu Al2(SO4)3 dan bahan paten memiliki ketahanan pencucian yang paling rendah yang ditunjukkan dengan nilai Grey Scale 4/5 dan 3 pada bagian grain dan flesh. Hasil penelitian yang diperoleh dengan persentase zat warna yang terikat ke kulit paling banyak adalah dengan metode sandwich dyeing dengan agen fiksasi asam format. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi zat warna yang terlepas ke dalam larutan adalah 712 mg/L sehingga yang terikat di kulit sekitar 76,27 %.
Physical structure of leather tanned with aluminium as an alternative tanning agent Emiliana Anggriyani; Nais Pinta Adetya; Laili Rachmawati; Nurwantoro Nurwantoro
Livestock and Animal Research Vol 21, No 3 (2023): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/lar.v21i3.66093

Abstract

Objective: This study aims to examine the physical structure of goat skins tanned with aluminium as an alternative tanning agent.Methods: Twelve pieces of goat skin from the pikle breed were used in the study. Chromosal B, an aluminium tanning agent, Novaltan Al, salt (NaCl), Derminol OCS, MgO, Sodium bicarbonate, a BCG indicator, Permit MLN, and an anti-fungal are among the chemicals utilized. The approach involves tanning using chrome tanning as a control and aluminum tanning with amounts of 2%, 4%, and 6% Al2O3. Cross-sectional tests were used to assess the wet white leather's results, and the SEM-EDX method was used to determine the leather's composition.Results: Leather tanned with aluminium tanning agent shows the distribution of aluminium in the skin section, the increasing use of aluminium tanning materials, the higher the aluminium content in tanned leather.Conclusions: The presence of aluminium tanning agent in the skin indicates an interaction between the material and the skin so that it can be used as an alternative tanning agent.