This research aims to develop an information architecture design based on electronic Supply Chain Management (e-SCM) to optimise the procurement process and the use of goods in public high schools. The main challenges faced by SMAs are inefficiency in procurement management, limited transparency, and the risk of wasting resources. To address these issues, this research utilises the ArchiMate framework as an information architecture modelling tool that enables visualisation and detailed analysis of existing business processes. The approach used was a case study, where data was collected through interviews and direct observation in the field. Afterwards, the resulting architecture model was validated by stakeholders in high schools involved in the procurement process. The results showed that the implementation of e-SCM significantly improved operational efficiency, increased transparency of the procurement process, and minimised errors in inventory management. In addition, the use of e-SCM also increases stakeholder satisfaction, both among school staff and external parties related to the procurement process. This research makes an important contribution to the literature of information technology-based supply chain management in the context of education, and offers an information architecture model that can be widely applied in other educational institutions. As such, this research is expected to help schools manage their resources better and more efficiently. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain arsitektur informasi berbasis electronic Supply Chain Management (e-SCM) guna mengoptimalkan proses pengadaan dan penggunaan barang di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri. Tantangan utama yang dihadapi oleh SMA adalah inefisiensi dalam manajemen pengadaan, keterbatasan transparansi, serta risiko pemborosan sumber daya. Untuk mengatasi masalah, penelitian ini memanfaatkan Design ArchiMate sebagai alat pemodelan arsitektur informasi yang memungkinkan visualisasi dan analisis mendetail terhadap proses bisnis yang ada. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan. Setelah itu, model arsitektur yang dihasilkan divalidasi oleh para pemangku kepentingan di SMA yang terlibat dalam proses pengadaan barang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan e-SCM secara optimal mampu meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan transparansi proses pengadaan, dan meminimalkan kesalahan dalam manajemen inventaris. Selain itu, penggunaan e-SCM juga meningkatkan kepuasan pemangku kepentingan, baik di kalangan staf sekolah maupun pihak eksternal yang terkait dengan proses pengadaan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap literatur manajemen rantai pasok berbasis teknologi informasi dalam konteks pendidikan, serta menawarkan model arsitektur informasi yang dapat diterapkan secara luas di institusi pendidikan lainnya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan mampu membantu sekolah dalam mengelola sumber daya mereka dengan lebih baik dan efisien.