Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PENCEGAHAN KERACUNAN PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN Studi Observasional Di Kelurahan Karangrejo Semarang Ahmad Ikhlasul Amal; Yani Istadi; Kurnia Wijayanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.22 KB)

Abstract

Latar Belakang: Agen pencedera yang terkait dengan kelompok anak usia dibawah 6 tahun yaitu keracunan. Sekitar 59% kasus pada pusat keracunan terjadi pada anak dibawah umur 6 tahun. Ibu berperan penting dalam pencegahan cedera keracunan anak, karena ibu merupakan orang terdekat bagi anak. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam pencegahan keracunan pada anak usia 1-5 tahun.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jumlah responden sebanyak 160 orang dengan teknik consecutive sampling. Teknik analisa yang digunakan uji chi square dan keeratan hubungan koefisien kontingensi. Hasil: Berdasarkan hasil analisa diperoleh, karakteristik responden menurut umur sebagian besar berusia antara 26-34 tahun sebanyak 95 orang, dengan karakteristik menurut pekerjaan sebagian besar ibu rumah tangga sebanyak 77 orang, dan karakteristik menurut pendidikan sebagian besar tamat SMA sebanyak 51 orang. Hasilpenelitian juga menunjukkan 73 orang memiliki tingkat pengetahuan baik, dan 127 orang memiliki sikap positif. Sebanyak 67 orang memiliki tingkat pengetahuan  baik dan sikap positif. Hasil uji chi square diperoleh nilai X 2 hitung lebih besar dari X 2 tabel (25,977 > 5,991), dan nilai p value 0,000. Nilai koefisien kontingensi 0,374 yang menunjukkan bahwa kekuatan korelasi lemah.Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam pencegahan keracunan pada anak usia 1-5 tahun (p value < 0,05).Kata kunci: Tingkat pengetahuan, sikap, anak usia 1-5 tahun.
SPIRITUALITAS DAN AKTIVITAS FISIK SEBAGAI FAKTOR PREDIKTOR TINGKAT STRES AKADEMIK Studi Observasional Analitik Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang di Masa Post Pandemi COVID-19 Nia Afrida; Yani Istadi; Endang Lestari
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Stres akademik mahasiswa kedokteran di masa post pandemi COVID-19 disebabkan oleh berbagai macam faktor. Stres yang tidak diatasi dengan baik bisa menimbulkan akibat buruk bagi mahasiswa. Cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi stres antara lain dengan spiritualitas dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui spiritualitas dan aktivitas fisik sebagai faktor prediktor tingkat stres akademik di masa post pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitu Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang angkatan 2020-2021 sebanyak 205 mahasiswa, terdiri dari 98 angkatan 2020 dan 107 angkatan 2021. Teknik sampling yang dipakai yaitu proportional stratified random sampling. Instrumen penelitian yaitu kuesioner DSES, LASRS, GPAQ dalam bentuk google form. Analisis data dengan uji regresi logistik menggunakan software SPSS 25.0 for windows. Hasil : Berdasarkan hasil uji regresi logistik didapatkan nilai p=0,035 (p0,05) untuk variabel aktivitas fisik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya variabel spiritualitas yang menjadi faktor prediktor tingkat stres akademik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Nilai Exp(B) sebesar 2,445 maka mahasiswa dengan tingkat spiritualitas rendah lebih beresiko mengalami stres akademik sedang-berat sebesar 2,445 kali dibandingkan mahasiswa dengan tingkat spiritualitas tinggi, sedangkan variabel aktivitas fisik bukan faktor prediktor stres akademik. Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa spiritualitas merupakan faktor prediktor tingkat stres akademik di masa post pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Kata kunci : Spiritualitas, Aktivitas Fisik, Stres Akademik, Mahasiswa Kedokteran, Post Pandemi COVID-19