Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN RUANG TERBUKA KOTA YANG SEHAT Studi Kasus: Kawasan Kota Lama Semarang Sari, Suzanna Ratih; Iswanto, Dhanoe; Indrosaptono, Djoko
MODUL Vol 16, No 2 (2016): MODUL Volume 16 Nomer 2 Tahun 2016 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.456 KB) | DOI: 10.14710/mdl.16.2.2016.81-85

Abstract

Kota Lama merupakan salah satu kawasan di Kota Semarang yang memiliki nilai historis dan dilindungi sebagai kawasan Cagar Budaya sekaligus sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah. Namun kondisi saat ini dapat dikatakan cukup memprihatinkan khususnya pada saat hujan turun. Lingkungan di sekitar kawasan Kota Lama dan sebagaian kawasan Kota Lama senantisa tergenang air. Selain banjir, kawasan ini selalu terkena rob khususnya di beberapa spot area di sekitar kawasan Kota Lama. Disamping itu, kawasan Kota Lama merupakan daerah yang cukup padat dilalui kendaraan bermotor, sehingga tingkat polusi didaerah tersebut relative cukup tinggi. Kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi polusi lingkungan menjadi salah satu penyebab. Ketidaksadaran masyarakat terhadap pentingya keberadaan ruang terbuka hijau menyebabkan beberapa ruang terbuka dialihfungsikan menjadi bangunan-bangunan non permanen dan semi permanen. Seperti yang terjadi di bantaran sungai Mberok sebagai batasan administrative kawasan Kota Lama Semarang. Berdasarkan pada fenomena-fenomena diatas, maka melalui penelitian ruang terbuka ini peneliti berupaya untuk dapat memberikan konsep dan strategi yang dapat digunakan secara implementatif oleh masyarakat guna membantu meningkatkan kesadaran untuk peran serta secara aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungannya khususnya di kawasan Kota Lama. Metode penelitian yang akan diguanan adalah kualitatif deskriptif untuk memudahkan peneliti dalam mendiskripsikan kondisi dan segala permasalahan yang muncul serta memberikan alternative solusi yang dibutuhkan.Harapan yang diinginkan dari penelitian ini adalah dengan konsep peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan akan membantu pemerintah daerah dalam menciptakan suatu kawasan di Kota Semarang yang sehat. 
Residing Tradition of Muslim Community in Java Northern Coastal Atiek Suprapti; Dhanoe Iswanto
Journal of Architectural Design and Urbanism Vol 1, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Diponegoro, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jadu.v1i1.2844

Abstract

The development of globalization has been encouraged social changing of the city. The  less social  behaviour occured in the daily of urban  community and has became a preferred  life style. This situation will be a seriouse threat for  the urban social life. A good city should be able to create many places for its people, that could make people feel comford and feel like home to live inside. A place expresses its local culture has potential to be a local identity. Locatity is  an imporant point that is needed by a nation to attrach  roles in globalization era.   The characteristic of muslim city is a place to muslim community live in that do the Idlamic shariah well. Since in the 11’th century the region of north coast of Java has been known as an entrance  gate of Islam teaching in Indonesia. The region of Demak and Kudus are the old city which are saving many artefact and tradition of living of muslim community. Kauman is an important place related to this case.  The purpose of this paper is to describe the phenomena of Muslim residence  present in Demak and Kudus, using descriptive qualitative methods. The result  is that the existence of Muslim residence in this region occured because  of the  strong support of coastal economic. There is a considerable difference between the Muslim residence  in Demak and in Kudus. The Muslim residence in Demak develops with the character of hierarchical, dependent society; while in Kudus develops an egalitarian and independent character of residence. In Kudus known the social kinship of  'Gusjigang', while in Demak emerged the Kasepuhan & Notobratan kinship which was the heir of Sunan Kalijaga. The characteristic of the two Muslim cities on the north coast of Java shows the uniqueness of Muslim cities that are not found in other areas.
Konsep Desain Gapura Desa Asemdoyong Suzanna Ratih Sari; Dhanoe Iswanto; Edy Darmawan; Sukawi Sukawi
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gapura merupakan sarana penting bagi sebuah wilayah untuk memberikan tanda batas antar wilayah di sekitarnya. Selain fungsinya sebagai tanda batas, gapura juga berfungsi sebagai estetika bagi desa itu sendiri. Adapun tujuan lain dari pendirian gapura adalah sebagai penunjang dari pengembangan kawasan pariwisata. Seperti di Desa Asemdoyong yang terkenal karena adanya tempat pelelangan ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Pemalang serta adanya kawasan pariwisata yang memiliki daya tarik wisatawan yang cukup tinggi yaitu di pantai Muara Indah Asemdoyong. Namun bila kondisi gapura tersebut kurang layak dan merepresentasikan kawasan setempat, maka gapura tersebut tidak akan berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, tim pengabdian ini akan memberikan usulan desain gapura bagi desa Asemdoyong sebagai upaya peningkatan kualitas desa serta pengembangan kawasan pariwisata di desa tersebut. Dengan metode sosialisasi dengan masyakat desa pada forum group discussion (FGD), maka akan didapat konsep desain gapura yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat desa itu sendiri. Harapan dari terealisasinya konsep desain gapura ini adalah supaya desa Asemdoyong dapat dikenal oleh masyarakat luas dan memberi tanda bahwa desa tersebut memiliki daya tarik pariwisata yang sangat baik untuk dikunjungi.
PUSAT KEBUDAYAAN DAN KESENIAN KOTA SEMARANG YASMIN ZAHRANI AKBAR; DHANOE ISWANTO
Jurnal Poster Pirata Syandana PERIODE 152 (juni 2021)
Publisher : Architecture Department, Engineering Faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan dan kesenian  merupakan aspek yang tidak pernah bisa jauh dari kehidupan manusia, terutama masyarakat Indonesia. Kebudayaan memegang peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Keanekaragaman kebudayaan dan kesenian daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia ditengah dinamika perkembangan dunia. Keanekaragaman budaya tersebut dapat dijadikan sebagai potensi untuk mengembangkan sektor pariwisata Kota Semarang dengan cara terus menggali dan melestarikan keanekaragaman budaya tersebut. Salah satu cara melestarikan budaya adalah cara menyediakan wadah untuk memelihara, memperlihatkan, dan mempertontonkan. Menurut Perda No. 6 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan jangka menengah Daerah Kota Semarang tahun 2016-2021 Kota Semarang mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2010-2015 dalam aktivitas seni budaya dari 364 menjadi 415 grup kesenian, sedangkan untuk gedung kesenian hanya berjumlah 14 buah.