Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

MUSEUM ZOOLOGI DI KOTA SEMARANG damayanti, anisa; Indrosaptono, Djoko; iswanto, dhanoe
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (937.836 KB)

Abstract

Kota Semarang yang merupakan sebuah ibukota Provinsi di Jawa Tengah adalah sebuah kota yang tengah tumbuh menjadi sebuah kota yang berkembang di berbagai sector. Tidak hanya sector ekonomi namun juga pembangunan, dan pariwisata juga mengalami peningkatan yang signifikan. Di jantung Kota Semarang kini dapat dilihat banyak sekali bangunan-bangunan pencakar langit yang sedang dibangun, serta menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan di seluruh daerah di Kota Semarang. Pada libur akhir pekan disetiap pusat-pusat perbelanjaan dipenuhi oleh masyarakat-masyarakat di Kota Semarang dan bahkan para pelancong pun tidak luput untuk ikut mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan yang ada di Kota Semarang. Namun pembangunan di sector penunjang pendidikan sangatlah minim. Bangunan-bangunan bersejarah dan museum tidak lagi di minati oleh masyarakat Kota Semarang. Banyak diantara masyarakat menganggap museum adalah bangunan yang menyeramkan karena kurangnya perawatan dan pemeliharaan. Citra museum sebagai bangunan yang memiliki nilai sejarah serta unsur pendidikan yang kuat seakan kalah pamor dengan keberadaan pusat-pusat pebelanjaan yang ada di Kota Semarang. Belum adanya bangunan Museum yang memiliki konsep edukasi dan entertainment di kota Semarang sehingga diharapkan Museum Zoologi Kota Semarang dapat menunjang aspek pendidikan di Kota Semarang sekaligus menjadi ikon wisata baru di Kota Semarang yang memiliki penekanan desain Arsitektur Post Modern.
BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO khusnul, nurinda; riskiyanto, resza; indrosaptono, djoko
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6389.772 KB)

Abstract

Dalam beberapa waktu terakhir, tren generasi muda untuk berwisata secara backpacking semakin meningkat. Kota Solo termasuk salah satu kota yang sering dijadikan destinasi bagi para backpacker. Selama di Solo tentunya para backpacker akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengunjungi berbagai tempat wisata, sehingga diperlukan tempat menginap yang layak dengan biaya terjangkau. Tempat menginap yang paling cocok untuk para backpacker adalah hostel. Hostel adalah tempat penginapan yang berupa dormitory di mana satu kamar terdiri dari beberapa tempat tidur, yang biasanya berupa tempat tidur bertingkat (bunk bed). Hostel tidak lagi hanya sekedar tren. Hostel berkembang di seluruh dunia karena banyaknya wisatawan yang mencari fasilitas penginapan yang menggabungkan kekuatan dari hotel dan hostel. Hostel menjadi sebuah tempat menginap dengan gaya dan desain yang trendi. Tipe hostel yang berfokus pada interior dengan kualitas yang lebih ini lebih umum disebut dengan Boutique Hostel.
MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA prabowo, padmo; riskiyanto, resza; indrosaptono, djoko
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.125 KB)

Abstract

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang pesat pada Kota Jakarta menjadikan kota ini semakin dikenal oleh dunia internasional sebagai kota metropolitan. Kata metropolitan sangat sulit untuk dipisahkan dari Kota Jakarta, karena metropolitan adalah istilah untuk menggambarkan suatu kawasan perkotaan yang relatif besar, baik dari ukuran luas wilayah, jumlah penduduk, maupun skala aktivitas ekonomi dan sosial. Definisi kawasan metorpolitan yang relevan dalam konteks Negara Indonesia, yaitu berdasarkan Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang tersebut mendefinisikan kawasan metropolitan sebagai kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya satu juta jiwa (euforia-again.blogspot.com, di akses 13 April 2014).
TEGAL TOWN HOUSE DENGAN PENEKANAN DESAIN GREEN ARSITEKTUR ayu, diah; Indrosaptono, Djoko; riskiyanto, resza
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.333 KB)

Abstract

Kota Tegal meripakan kota yang sangat strategis terletak pada persimpangan jalur pantura (pantai utara Jawa), yaitu : jalur menuju Cirebon, Jakarta dan Bandung, jalur menuju Purwokerto dan Cilacap, serta jalur menuju Semarang, Surabaya dan Solo. Kondisi seperti inilah yang membentuk Kota Tegal sebagai suatu kota transit yang memiliki mobilitas perekonomian yang cukup tinggi di jalur pantura. Untuk itu, pemerintah Kota Tegal memiliki ide untuk mengembangkan Kota Tegal tidak hanya sebagai kota transit saja tetapi juga mampu untuk menjadi kota dagang yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat kota Tegal dan sekitarnya serta mampu menjadi medan magnet dan menjadi kota andalan bagi masyarakat Jawa Tengah bagian barat. Pesatnya pertumbuhan perekonomi di kota Tegal terutama jalur Pantura (Pantai Utara) ini, kini banyak memunculkan masyarakat kelas atas baru. Seperti diketahui, usaha kecil dan menengah seperti: industri logam rumahan, kerajinan batik Tegalan tumbuh sangat pesat, dan produksi teh nasional 70 persen dipasok dari Tegal, sehingga membuat pertumbuhan ekonomi wilayah Tegal dan sekitarnya dari waktu ke waktu terus meningkat secara signifikan. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan.
GALERI FOTOGRAFI TERPADU DI SEMARANG armando, dandy; iswanto, Dhanoe; indrosaptono, djoko
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.075 KB)

Abstract

Perkembangan fotografi di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang baik dari segi industri maupun komunitasnya serta makin majunya teknologi fotografi baik dari peralatan maupun perlengkapannya. Perkembangan fotografi di Indonesia berhubungan erat dengan Kota Semarang karena dari segi historis, Semarang menjadi tempat diadakannya kongres pertama GAPERFI (Gabungan Perhimpunan Seni Foto Indonesia) pada tahun 1955, yang sekarang berubah nama menjadi FPSI (Federasi Perhimpunan Senifoto Indonesia). Selain itu juga semarang mempunyai banyak komunitas – komunitas pecinta fotografi, toko – toko yang menjual alat – alat fotografi dan memiliki banyak Spot Hunting. Namun dari banyak potensi di bidang fotografi, di Semarang belum terdapat Galeri Fotografi Terpadu sebagai sarana untuk memamerkan hasil karya para fotogragfer di Semarang dan mewadahi aktifitas fotografi. Galeri Fotografi Terpadu merupakan solusi terkini agar para pecinta fotografi di Semarang mempunyai tempat yang pasti untuk memamerkan kerya fotonya, dan sebagai tempat sharing dan gathering sehingga mampu meningkatkan kualitas fotografer tersebut untuk menjadi lebih profesional.
RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA maulani, sevi; indrosaptono, djoko; riskiyanto, resza
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.125 KB)

Abstract

Kebutuhan tempat  tinggal  merupakan kebutuhan primer manusia. Berbagai  macam upaya  pemenuhkebutuhan ini terwujud dengan semakin banyaknya proyek-proyek perumahan, rumah susun dan apartemen.Dengan melihat demografi penduduk di Indonesia yang cenderung terpusat di kota-kota besar sebagai efeksentralisasi  pemerintahan dan bisnis, kebutuhan rumah di kota-kota besar pun akan sulit  ditangani  melihatketerbatasan lahan yang terjadi  dari  waktu ke waktu. Sejak  tahun 2010,  Indonesia  terus  mengalamikekurangan pasokan perumahan yang bisa akan terus  bertambah seiring pertumbuhan penduduk.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Di  sisi  lain, tinggal  di  hunian vertikal  dewasa ini  juga mulai  menjadi  trend gaya  hidup masyarakatmodern di  kota-kota besar dan berkembang.  Perlahan paradigma bahwa apartemen atau hunian  vertikalhanya untuk kalangan elit sudah mulai berubah dengan banyak munculnya proyek apartemen dengan hargayang cukup variatif berkisar antara ratusan juta hingga milyaran rupiah Kebutuhan tempat  tinggal  merupakan kebutuhan primer manusia. Berbagai  macam upaya  pemenuhkebutuhan ini terwujud dengan semakin banyaknya proyek-proyek perumahan, rumah susun dan apartemen.Dengan melihat demografi penduduk di Indonesia yang cenderung terpusat di kota-kota besar sebagai efeksentralisasi  pemerintahan dan bisnis, kebutuhan rumah di kota-kota besar pun akan sulit  ditangani  melihatketerbatasan lahan yang terjadi  dari  waktu ke waktu. Sejak  tahun 2010,  Indonesia  terus  mengalamikekurangan pasokan perumahan yang bisa akan terus  bertambah seiring pertumbuhan penduduk.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Di  sisi  lain, tinggal  di  hunian vertikal  dewasa ini  juga mulai  menjadi  trend gaya  hidup masyarakatmodern di  kota-kota besar dan berkembang.  Perlahan paradigma bahwa apartemen atau hunian  vertikalhanya untuk kalangan elit sudah mulai berubah dengan banyak munculnya proyek apartemen dengan hargayang cukup variatif berkisar antara ratusan juta hingga milyaran rupiah
MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN aditya, bayu; Riskiyanto, resza; Indrosaptono, Djoko
IMAJI Vol 4, No 1 (2015): IMAJI Jurnal Desain Arsitektur
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1543.483 KB)

Abstract

Gunung Krakatau terletak ditengah laut. Tepatnya di Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Berjarak +45 km dari bibir pantai Desa Pasauran, Anyer, Kabupaten Serang. Keberadaan Gunung Anak Krakatau ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan domestic dan mancanegara. Ditambah lagi Gunung Anak Krakatau ini terletak di Kawasan Wisata Pantai Anyer.  Mengingat dalam sejarah peradaban manusia modern saat ini  Letusan Gunung Krakatau pada 1883 adalah letusan gunung berapi paling dahsyat sepanjang sejarah (Sumber: Guiness Book Of Record).Maka perlu dibangun sebuah museum untuk mengenang bencana alam paling mengerikan yang pernah terjadi dalam sejarah. Dan juga untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada seluruh lapisan masyarakat, wisatawan domestic & mancanegara berkaitan tentang sejarah letusan Gunung Krakatau dan apa potensi bencana yang terjadi bila sewaktu-waktu Gunung Anak Krakatau meletus lagi. Tentunya menambah pengetahuan tentang evakuasi bencana bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di pesisir pantai anyer dan sekitarnya. 
Pengaruh Perilaku Terhadap Terbentuknya Commercial Zone (Studi Kasus pada Side Entrance PT Ungaran Sari Garment) Andadari, Tri Susetyo; Indrosaptono, Djoko; Pandelaki, Edward E
Arsir Vol 3, No 1 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i1.1435

Abstract

PT Ungaran Sari Garment adalah sebuah perusahaan padat karya yang bergerak dibidang industri pakaian jadi dengan tenaga kerja lebih dari 10.000 karyawan yang terbagi di berbagai daerah, dan salah satunya adalah di Ungaran Timur. Fenomena menarik yang bisa dilihat pada perusahaan ini, sebagai akibat dari banyaknya karyawan adalah, padatnya side entrance pada saat jam pulang kerja dan jam masuk kerja. Kepadatan ini tidak hanya disebabkan oleh intern perusahaan dengan banyaknya jumlah karyawan yang keluar masuk secara bersamaan pada jam-jam masuk dan pulang kerja, juga diakibatkan oleh banyaknya aktivitas tiban di luar pintu pada side entrance perusahaan yang ikut terbentuk oleh pelaku ekonomi dan masyarakat sekitar, dalam rangka membuka peluang untuk mencari keuntungan dengan berbagai aktivitas komersial. Dengan menggunakan paradigma kuantitatif, penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran tentang pengaruh perilaku manusia, yang dalam hal ini adalah buruh PT Ungaran Sari Garment pada saat jam masuk kerja dan jam pulang kerja normal serta jam pulang kerja lembur disekitaran side entrance PT Ungaran Sari Garment, terhadap terbentuknya commercial zone. Dimana hasilnya menunjukkan adanya beberapa variabel perilaku yang mempengaruhi terbentuknya commercial zone.
Kayu Kelapa (glugu) sebagai Alternatif Bahan Konstruksi Bangunan Indrosaptono, Djoko; Sukawi, Sukawi; Indraswara, Moh Sahid
MODUL Vol 14, No 1 (2014): MODUL
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.861 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.1.2014.53-58

Abstract

Abstrak kayu glugu sangat baik digunakan sebagai alternative bahan bangunan. Aplikasi pemanfaatan atau penggunaan kayu glugu akan menjadi lebih bagus jika dipadukan dengan bahan bangunan yang lain untuk membentuk struktur utama atau struktur pendukung dalam konstruksi bangunan. Kayu glugu dapat digunakan sebagai struktur atap (kuda-kuda, gording, nock, usuk dan reng), juga dapat dimanfaatkan sebagai kusen pintu-jendela, daun pintu-jendela, dinding, lantai dan gazebo. Bentuk konstruksi kayu glugu sama dengan bentuk konstruksi jenis kayu yang lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kayu glugu dalam fungsinya sebagai bahan bangunan. Kata Kunci : kayu kelapa, bahan bangunan,konstruksi bangunan
PERUBAHAN TATA LETAK RUANG RUMAH TINGGAL DISEPANJANG JALAN UTAMA LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN KEGIATAN EKONOMI Werdiningsih, Hermin; Indrosaptono, Djoko; Darmawan, Edy
MODUL Vol 15, No 2 (2015): Modul Volume 15 Nomer 2 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2287.119 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.2.2015.107-124

Abstract

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, kebutuhan perumahan juga semakin meningkat khususnya dikota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak maka Pemerintah bersama dengan swasta membangun perumahan untuk berbagai lapisan masyarakat berupa real estate maupun perumnas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitasnya. Kehidupan yang layak dari penghuni tidak terlepas dari lingkungannya yaitu terpenuhinya fasilitas yang dapat menampung kegiatan berkeluarga dan bermasyarakat. Arsitektur sebagai suatu lingkungan binaan senantiasa berusaha menjawab berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi sehingga arsitektur merupakan  satuan ruang yang digubah, diwujudkan, dibina, ditata berdasarkan kaidah dan  norma-norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap desain arsitektur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikologis manusia yang akan menghuninya, terutama dalam pembentukan lingkungan binaan perumahan, dimana didalamnya terjadi proses bermukim yang merupakan proses penyesuaian penghuni agar merasa nyaman, betah dalam bertempat tingggal dilingkungannya. Salah satu untuk membuat nyaman penghuni yang ada didalamnya adalah tersedianya aktivitas ekonomi disekitar perumahan tersebut. Tumbuhnya kegiatan perdagangan di perumahan pada jalan utama lingkungan Perumahan Plamongan Indah, tidak lepas dari adanya kesempatan yang dimiliki oleh lingkungan tersebut sebagai tempat untuk berlangsungnya kegiatan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis  secara kualitatif rasionalistik. Data-data yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hal ini diperlukan dalam upaya menemukan hasil yang dipandang relevan terhadap fenomena yang akan diteliti dan dapat dicari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel penelitian adalah fisik dan non fisik sesuai dengan penelitian kualitatif. Variabel fisik meliputi visualisasi massa bangunan yang mencakup bentuk dan tata letak ruang. Variabel non fisik yang berkaitan dengan peraturan mengenai bangunan dan kondisi sosial ekonomi penghuni. Hasil penelitian ini adalah bahwa proses penganalisaan dengan mempergunakan setting sebaran variabel-variabel penelitian dari para koresponden secara keseluruhan yang tersaji pada peta/ gambar. Hal ini ternyata sangatlah mempermudah penganalisaannya karena tervisualisasi secara gamblang.