Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SAKRALISASI PEMBUKAAN UUD 1945 Wahyu Pambudi
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 14, No 1 (2018): ISTORIA Edisi Maret 2018, Vol. 14, No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.796 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v14i1.19401

Abstract

Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 telah lama di anggap sebagai staatsidee, dan oleh karenanya tidak boleh dirubah, merubahnya berarti merubah dasar negara. Namun kejanggalan-kejanggalan yang terdapat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar itu menimbulkan beberapa pertanyaan dalam artikel ini, antara lain: (1) Bagaimanakah Staatsidee Negara Kesatuan Republik Indonesia? (2) Bagaimanakah kejanggalan-kejanggalan Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia? (3) Bagaimanakah kemungkinan amandemen terhadap Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia? Adapun metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber dari buku-buku yang relevan dengan topik yang dibahas. Selain itu, digunakan juga sumber internet sebagai referensi penunjang yang melengkapi sumber-sumber kepustakaan. Kesimpulan yang didapat antara lain: Pertama, Staatsidee Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak terdapat dalam Proklamasi, melainkan dalam Pembukaan UUD 1945. Namun demikian itu tidak serta merta menjadi alasan bahwa Pembukaan itu sakral karena mengandung staatsidee, karena perubahan atau amandemen terhadapnya telah dijamin dalam Undang-Undan Dasar. Kedua, Kejanggalan-kejanggalan Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain terdapat ambigu tentang pernyataan kemerdekaan antara pada Proklamasi atau Pembukaan UUD 1945. Kejanggalan yang lain adalah inkonsistensi penggunaan kata Allah dan Tuhan. Kejanggalan selanjutnya adalah panggantian terhadap naskah pembukaan UUD sehingga berarti pula penggantian terhadap staatsidee yaitu Pancasila. Ketiga, Amandemen terhadap Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah kemungkinan yang rasional dan berlandaskan hukum. Sebaliknya pengsakralan terhadapnya adalah sebuah mitos yang tidak berdasar hukum. Kejanggalan pembukaan UUD 1945 dan kemungkinan tuntutan zaman yang berbeda seharusnya memungkinkan untuk tetap memberikan peluang terhadap Amandemen UUD, termasuk didalamnya adalah Pembukaan. Kata kunci: Staatsidee, Amandemen UUD
ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO Leni Sriharyani; Wahyu Pambudi
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2015): November 2015
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tapak.v5i1.148

Abstract

Kota Metro saat ini menjadi salah satu kota di Provinsi Lampung yang sedang berkembang pesat. Sebagai pusat pelayanan kesehatan milik pemerintah kota Metro sudah tentu seharusnya memiliki fasilitas parkir yang memadai untuk menampung kendaraan pengunjung maupun karyawan rumah sakit. Tetapi RSUD Ahmad Yani belum memiliki lahan yang cukup untuk tempat parkir pengunjung, banyak kendaraan milik pengunjung rumah sakit yang parkir dibahu jalan. Hal tersebut menimbulkan kemacetan bagi pengendara lain yang melintasi jalan Jenderal Ahmad Yani.Survey dilakukan selama 7 hari. Pengamatan dilakukan selama 16 jam yaitu pukul 06.00 – 22.00 WIB. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Jenderal Ahmad Yani Kota Metro ini meliputi survei Cordon Count atau medirikan pos – pos pencatat terpisah, dimana masing – masing pos menghitung jumlah kendaraan yang datang dan meningglkan areal parkir setiap interval waktu tertentu. Selain itu dilakukan juga survei Patrol Survey yaitu dengan melakukan pencatatan langsung nomor polisi kendaraan yang masuk dan keluar dari lokasi pada waktu interval waktu tertentu.Dari hasil analisa terhadap kapasitas kendaraan parkir pada Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Kota Metro selama satu minggu diperoleh jumlah akumulasi parkir kendaraan terpadat. Untuk kendaraan roda empat sebesar 76 kendaraan sedangkan untuk kendaraan roda dua sebesar 434 kendaraan. Untuk satuan ruang parkir kendaraan yang ada saat ini ialah 31 kendaraan untuk kendaraan roda empat dan 450 kendaraan untuk kendaraan roda dua. Dari nilai akumulasi parkir kendaraan tersebut diatas dapat dilihat bahwa kapasitas parkir kendaraan roda empat sudah melebihi kapasitas sedangkan untuk kapasitas parkir kedaraan roda dua masih dapat menampung jumlah kendaraan yang ada.
The Development of Global Citizenship Through Intercultural Virtual Exchange (IVE): A Systematic Literature Review Wahyu Pambudi; Diana Trisnawati
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 6 No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/keraton.v6i2.6427

Abstract

This systematic literature review (SLR) investigated the role of Intercultural Virtual Exchange (IVE) in the development of global citizenship among students. Drawing on 22 studies published between 2003 and 2022, the review synthesizes findings related to the impact of IVE on intercultural competence, global awareness, and key skills such as empathy, intercultural communication, and critical thinking. The analysis reveals that IVE offers a flexible and sustainable platform for fostering cross-cultural understanding and collaboration. However, it also highlights several challenges, including technological disparities, language barriers, and issues with pedagogical alignment, which may impede its effectiveness. The review emphasizes the significance of a well-structured curriculum, targeted educator training, and the integration of appropriate technological tools to enhance IVE outcomes. Furthermore, it identifies gaps in the literature regarding student attitudes towards IVE, necessitating further research into factors such as motivation, cultural sensitivity, and prior knowledge. The findings suggest that a comprehensive, interdisciplinary approach, involving educators, technology experts, and intercultural specialists, is crucial for optimizing the implementation of IVE. This review provides valuable insights into the current state of IVE research and offers practical recommendations for future research and practice in the field of intercultural education and global citizenship development.