V. Indah Sri Pinasti
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGGUNAAN MUSEUM SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN OUT-CLASS V. Indah Sri Pinasti
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 8, No 1 (2010): ISTORIA Edisi September 2010, Vol. 8, No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.082 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v8i1.3719

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Museologi melalui pembelajaran out -class pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Pengembangan model pembelajaran out -class dilatarbelakangi oleh perlunya dinamisasi dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meng-hasilkan pembelajaran bermakna, mencari, menemukan, dan memecahkan per-masalahan dalam perkuliahan dengan penerapan metode out-class. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan hasil ujian mahasiswa dalam mata kuliah museologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada mahasiswa semester gasal yang mengambil mata kuliah Museologi melalui pengembangan dan penerapan model pembelajaran out-class.Diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini berhasil meng-indentifikasi museum-museum yang ada di Yogyakarta. Dari beberapa museum yang berhasil diidentitikasi tersebut hanya terdapat beberapa museum yang efektif dan relevan untuk dijadikan sumber belajar siswa dalam mata kuliah Museologi. Kata Kunci: Pembelajaran Bermakna, Museum
MASYARAKAT SAMIN DITINJAU DARI SEJARAH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER V. Indah Sri Pinasti; Puji Lestari
ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 13, No 2 (2017): ISTORIA Edisi September 2017, Vol. 13, No.2
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.505 KB) | DOI: 10.21831/istoria.v13i2.17737

Abstract

ABSTRACTThis study aims to (1) to know factors are causing Samin communities remain at the values and traditions, (2) to determine the values and traditions of what is local wisdom Tribe Samin, and (3) to know the values and traditions Samin communities in terms of character education. In this research, the research team used ethnographic research methods. The ethnographic method is a method used to describe things that are associated with Samin community in more depth. The results showed that the teachings of Samin Samin triggered by Surosentiko in 1890 and readily accepted by society Blora. This is because the state of Blora society in the 19th century is very alarming. Besides the natural conditions that are less potentially, also pressure from the colonial government that is characterized by the influx of money economic system, as well as the demands of high taxes. Expropriation of land owned by the people who made teak forests belonging to the state and the influx of Western culture makes Samin communities chose to alienate her from the pressures of life are different from them. Keywords: Historicity, normativity, Samin community, Character Education
Walang Goreng Sebagai Ikon Wisata Kuliner Gunungkidul Siti Halimah Agustina; V. Indah Sri Pinasti
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 8, No 2 (2019): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v8i2.36369

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana walang goreng dapat menjadi ikon wisata kuliner Gunungkidul dan mengetahui apa saja dampak sosial serta ekonomi dengan adanya walang goreng sebagai ikon wisata kuliner bagi masyarakat Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan penelitian berjumlah 10 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yaitu melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjadikan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul dapat dilihat dari sejarah dan representasi walang goreng terhadap identitas daerah serta strategi yang dilakukan dalam menjadikan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul melalui faktor-faktor yang membentuknya. Keberadaan walang goreng sebagai ikon wisata kuliner Gunungkidul diwujudkan dengan menjadikan walang goreng sebagai atraksi wisata di Gunungkidul yang mampu memberikan dampak secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat Gunungkidul.
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dusun Ngentak Srandakan Bantul Pasca Pengembangan Objek Wisata Pantai Baru Kurnia Dewi Arini; V. Indah Sri Pinasti
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 9, No 2 (2020): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/dimensia.v9i2.38986

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah pengembangan wisata Pantai Baru, bentuk partisipasi masyarakat Dusun Ngentak, dan dampak pengembangan wisata Pantai Baru terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Dusun Ngentak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 13 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan objek wisata Pantai Baru memberikan perubahan pada kehidupan masyarakat. Pengembangan wisata Pantai Baru berhasil karena adanya peran partisipasi masyarakat. Masyarakat berpartisipasi secara langsung dalam pengembangan yang berupa partisipasi dalam bentuk uang, tenaga, gotong royong, keterampilan, dan pikiran. Dampak positif  adanya yaitu peralihan mata pencaharian dari pertanian ke sektor wisata, pemerataan tingkat pendidikan, modernitas perempuan, memperluas wawasan, menambah lapangan pekerjaan, menyerap banyak tenaga kerja, peningkatan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, peningkatan harga jual hasil bumi dan penerimaan devisa Pemerintah Kabupatan Bantul. Dampak negatifnya yaitu permasalahan sampah, penyimpangan sosial yang dilakukan wisatawan dan sifat konsumtif.
DAMPAK KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN KAMPUNG INGGRIS KEBUMEN (KIK) (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT DESA JATIJAJAR, KECAMATAN AYAH, KABUPATEN KEBUMEN) Wahyu Misniawati; V. Indah Sri Pinasti
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 7, No 2 (2018): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.292 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v7i2.32648

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kehidupan sosial dan ekonomi pada masyarakat Desa Jatijajar akibat adanya pembangunan KampungInggris Kebumen di Desa Jatijajar sebagai pusat pembelajaran percakapan bahasaInggris. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.Informan penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik validasi data menggunakan metode triangulasi, sedangkan Proses analisisdata dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Miles dan Huberman yangterdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikankesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaanpembangunan KIK membawa perubahan yang berdampak pada kehidupan sosialdan ekonomi masyarakat Desa Jatijajar. Dampak di bidang ekonomi yaituterciptanya lapangan pekerjaan baru, dan peningkatan penghasilan masyarakatmelalui berbagai sektor ekonomi berupa homestay, laundry, katering, dan warung.Dampak sosial pada masyarakat berupa perubahan status sosial, berubahnya polainteraksi masyarakat, peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, perubahan polapenggunaan bahasa, serta terbentuknya lembaga sosial baru. Masyarakat jugamerasakan dampak negatif dari pembangunan KIK berupa kebisingan serta tidakmeratanya partisipasi masyarakat.
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA DI SAMBISARI, KECAMATAN KALASAN, KABUPATEN SLEMAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM RANGKA BERPARTISIPASI MELESTARlKAN BENDA PENINGGALAN SEJARAH DAN PURBAKALA Prawoto, Prawoto; Dalimat, A; Murdiyastomo, Agus; Sri Pinasti, V. Indah
INOTEKS: Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Seni Vol 1, No 1 (1999)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4174.305 KB) | DOI: 10.21831/ino.v1i1.5109

Abstract

Setelah  4 tahun  diterbitkannya    Undang-Undang    No.5    Tahun  1992  masih  saja  terjadi  pelanggaran-pelanggaran      yang-'.  at menganeam   kelestarian   benda-benda    eagar  budaya  sebagai  asel  nasional.   Pengabdian   masyarakat   ini  dimaksudkan secagai  upaya  sosialisasi   undang-undang    tersebut   dan  dilaksanakan   pada  masyarakat   sekitar  Candi  Sambi sari  mengingat'::--disipengamanan   eandi  ini masih  rawanPelaksanaan   sosialisasi   berlangsung   dan tanggal  8 Agustus  sarnpai  dengan  14 Agustus  1996.  lalah  melalui  3 jalur-jalur=~ikbud,       1alur Perangkat   Desa  dan  lalur  Informasi   langsung  kepada  penduduk,   yang  masing-rnasing   dilakukan   dengan::-~yelenggaraan   seminar,  sarasehan,   pentas  seni dan pemasangan   papan  petunjuk  dan papan  larangan.Hasil sosialisasi  adalah  semakin  dipahaminya   materi  dan isi Undang-Undang   No.5  Tahun  1992 oleh masyarakat  Kalasan. -  khususnya  penduduk  di sekitar  Candi  Sambisari  Dengan  dernikian  penduduk  pun lebih memiliki  sikap dan perilaku  untukI,!,"?artisipasi  dalam  melestarikan   benda-benda   peninggalan   sejarah  dan purbakala.