Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Sifat Fisik Bekatul dan Ekstrak Minyak Bekatul Hasil Fermentasi Rhizopus sp. dengan Menggunakan Inokulum Tempe F. Yosi; S. Sandi; E. Sahara
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.081 KB) | DOI: 10.36706/JPS.3.1.2014.1721

Abstract

Bekatul dan minyak bekatul mengandungberbagai asam lemak. Guna meningkatkan kandungan asam lemak pada bekatul, dilakukan proses fermentasi. Salah satu mikroba yang potensial untuk digunakan dalam proses fermentasi adalah kapang Rhizopus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume inokulum dan waktu fermentasi terhadap sifat fisik bekatul dan minyak bekatul hasil fermentasi Rhizopus sp dengan menggunakan inokulum tempe. Sifat fisik bekatul danekstrak minyak bekatul yang diamati antara lain tekstur, warna, dan aroma bekatul hasil fermentasi serta warna ekstrak minyak bekatul hasil proses maserasi. Pengamatan fisik dilakukan secara visual. Data hasil pengujian sifat fisik dianalisis secara deskriptif. Ada 9 perlakuan yang digunakan yaitu fermentasi dengan volume inokulum 3 ml dan waktu fermentasi 3 hari (V3H3), V3H6, V3H9, V5H3, V5H6, V5H9, V7H3, V7H6, dan V7H9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi, warna bekatul semakin putih kehitaman dan teksturnya semakin kering. Aroma bekatul yang difermentasi selama 3 hari tercium lebih harum dibandingkan dengan yang 6 dan 9 hari. Semakin lama difermentasi, aromanya semakin berkurang. Jika dilihat dari warna ekstrak minyak bekatul diduga bahwa bekatul yang difermentasi selama 6 hari mengandung lebih banyak asam lemak dibandingkan 3 dan 9 hari, baik pada volume inokulum 3 ml, 5 ml, dan 7 ml Kata kunci : Bekatul, fermentasi, inokulum tempe, Rhizopus sp, sifat fisik
Pengaruh Pemberian Grit Kerang dan Jumlah Pakan yang Diberikan terhadap Performa Ayam Arab T. Ismail; E. Sahara; E. Raudhati
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.2.1.2013.2015

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian grit kerang dan jumlah pakan yang berbeda terhadap performa ayam arab. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sembawa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial 2x3, dengan 2 sumber kalsium (R) dan 3 jumlah pakan yang diberikan (M). Penelitian ini terdiri dari 6 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing ulangan terdiri dari 5 ekor ayam Arab. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, konsumsi Ca, produksi telur, dan berat telur. Data diolah dengan analisis keragaman dan dilakukan uji jarak berganda Duncan jika terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian grit kerang 0,6% (Ca 0,28 g) dan jumlah pakan yang diberikan belum mampu meningkatkan performa ayam Arab.
Level Tepung Kulit Ubi Kayu Fermentasi dalam Ransum terhadap Performa Produksi Puyuh Umur 1 - 8 minggu R. Palupi; E. Sahara; Purwoto .
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.744 KB) | DOI: 10.36706/JPS.5.1.2016.3915

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh level penggunaan tepung kulit kayufermentasi dalam ransum puyuh terhadap performa pertumbuhan ternak puyuh sampai umur 8minggu. Materi penelitian menggunakan 100 ekor burung puyuh betina jenis Coturnix-coturnixjaponica umur 14 hari (2 minggu). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan merupakan level penggunaan tepung kulitubi kayu fermentasi dengan level 0% (R0), 10% (R1), 20% (R2), dan 30% (R3) dalam ransum.Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah konsumsi ransum, konsumsi protein, konsumsilemak, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Data dianalisis menggunakan analisisragam, jika terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan terhadap peubah yang diamati, makadilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil penelitian menyimpulkan bahwapenggunaan tepung kulit ubi kayu fermentasi sampai level 10% mampu meningkatkan performapertumbuhan puyuh umur 1 – 8 minggu.Kata kunci : Performa, Pertumbuhan, Puyuh, Tepung kulit ubi kayu fermentasi.
Pemberian Ransum Komplit Berbasis Bahan Baku Lokal Fermentasi terhadap Konsumsi, Pertambahan Bobot Badan, dan Berat Telur Itik Lokal Sumatera Selatan N. Muhammad; E. Sahara; S. Sandi; F. Yosi
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.058 KB) | DOI: 10.36706/JPS.3.2.2014.1764

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum komplit berbasisbahan baku lokal fermentasi terhadap konsumsi, pertumbuhan bobot badan dan berat telur itik lokal.Penelitian ini dilaksanakan dikandang percobaan Program studi Peternakan Fakultas PertanianUniversitas Sriwijaya selama 2 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri dari lima perlakuan dan empat ulangan yang terdiri dari R0 (kontrol), R1 (75% ransumkomersil dan 25% ransum lokal), R2 (50% ransum komersil + 50% ransum lokal), R3 (25% ransumkomersil + 75% ransum lokal), R4 (100% ransum lokal). Parameter yang diamati adalah konsumsi,pertumbuhan bobot badan dan berat telur.Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ransumberbasis bahan baku lokal fermentasi memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsiransum tetapi tidak terhadap pertyumbuhan bobot badan dan berat telur. Kesimpulan dari penelitianini yaitu dengan penambahan ransum komplit berbasis bahan baku lokal fermentasi sampai dengantaraf 100% hanya berpengaruh pada konsumsi ransum dan tidak berpengaruh pada pertambahanbobot badan dan berat telur.Kata kunci : Bahan baku lokal, fermentasi, itik lokal, ransum komplit
Pengaruh Pemberian Kitosan dalam Ransum untuk Mendapatkan Telur Bebas Salmonella (SPF) E. Sahara; T. Widjastuti; R. L. Balia; Abun .
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.975 KB) | DOI: 10.36706/JPS.6.2.2017.5080

Abstract

Telur itik merupakan salah satu jenis pangan hewani yang sangat rentan tercemar Salmonella. Penyebabnya adalah lingkungan pemeliharaan yang kurang higienis serta pori pada kerabang telur  sehingga memberi peluang terkontaminasi. Biosekuriti yang buruk pada pemeliharaan ekstensif menyebabkan cemaran Salmonella pada itik, oleh karena itu sangat perlu dilakukan biosekuriti pakan dengan penambahan kitosan  untuk menghindari  kontaminasi Salmonella terhadap telur yang dihasilkan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan telur itik bebas Salmonella dengan penambahan kitosan dalam ransum. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan dimana masing-masing ulangan terdiri dari 2 ekor itik. Perlakuan adalah R0= 0% kitosan, R1 = 0,5% kitosan, R2 = 2% kitosan dan R3 = 2,5% kitosan. Dosis kitosan merupakan dosis terpilih dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya secara in vitro.  Parameter yang diukur adalah uji Salmonella awal terhadap feses itik penelitian, uji Salmonella ransum perlakuan, uji pullorum darah (RPAT) dan uji Salmonella telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% feses itik yang diperiksa terkontaminasi Salmonella, ransum penelitian negatif Salmonella, darah itik pada perlakuan tanpa kitosan 40% terkontaminasi Salmonella pullorum dan yang diberi kitosan bebas pullorum serta telur yang dihasilkan 100% negatif Salmonella.
Pengaruh Suplementasi Selenium Organik (Se) dan Vitamin E terhadap Performa Itik Pegagan F.N.L Lubis; R. Alfianty; E. Sahara
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Peternakan Sriwijaya
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.094 KB) | DOI: 10.36706/JPS.4.1.2015.2297

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi telur itik adalah dengan perbaikan kualitaspakan melalui penambahan vitamin dan mineral yang dapat mendukung peningkatan performa itik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan selenium organik dan vitamin Edalam pakan yang menghasilkan performa optimal pada itik pegagan. Ternak yang digunakan padapenelitian ini adalah 48 ekor itik pegagan betina berumur 5 bulan yang dibagi ke dalam 8 perlakuandengan 3 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 2 ekor itik. Perlakuannya adalah 4 level Se (0 ppm, 0.2ppm, 0.4 ppm dan 0.6 ppm) dan 2 level vitamin E (0 dan 50 ppm). Sebagai kontrol adalah ransumtanpa suplementasi selenium organik dan vitamin E. Ransum yang digunakan pada penelitian inimenggunakan bahan baku pakan lokal yang difermentasi, kemudian disuplementasikan seleniumorganik dan vitamin E kedalam ransum. Data perlakuan yang diperoleh dari percobaan dianalisadengan menggunakan analisa ragam (analyses of variance/ANOVA) RAL faktorial dan jika datayang dihasilkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Suplementasi seleniumorganik, vitamin E serta kombinasinya menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi teluritik pegagan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan konversi ransum. Suplementasiselenium dan vitamin E yang memberikan performa terbaik yaitu pada kombinasi level 0.2 ppmselenium dan 50 ppm vitamin E, kombinasi tersebut mempunyai jumlah produksi telur tertinggidibanding dengan semua perlakuan yaitu 3.80 kg. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwasuplementasi selenium organik dan vitamin E secara keseluruhan memberikan performa yang lebihbaik dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang tanpa disuplementasi selenium dan vitamin E.Kata kunci : Suplementasi, selenium organik, vitamin E, performa, itik pegagan