Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Antibacterial Activities of Green Basil (Ocimum Violaceum) Essential Oil and Derivatives By MAOS (Microwave Assisted Organic Synthesis) Against Staphyllococus Aureus and Escherichia Coli Dwiarso Rubiyanto; Hady Anshory; Hardjono Sastrohamidjojo; Chairil Anwar
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 14, ISSUE 1, February 2014
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Green basil (Ocimum violaceum , Linn.) plantis part of the varieties of basil (Ocimum basilicum, Linn.). Green basil essential oil (GBEO) contain chemical compounds that have an anti- bacterial activities . Methyl eugenol and methyl chavikol are in green basil oil has the potential to be used as a material which is biologically active. Conversion reaction of the compounds in GBEO with MAOS methods (microwave assisted organic synthesis) aims to obtain properties of the main chemical component in a wider sweet basil oil, and are also useful in an attempt to gain more valuable compounds for commercial and higher. The results showed that the optimum reaction conditions on the conversion reaction of compounds in GBEO with MAOS method with ethylene glycol as a solvent is 10 % KF/Al2O3as catalyst and reaction time 3 minutes , while the solvent is glycerol 10 % KF/Al2O3as catalyst and reaction time 2 minutes . Comparison of anti-bacterial activity resulting from this research are : the inhibitory activity to the growth of S. aureus bacteria have the following order : GBEO > green basilEG10-3 > green basil G10-2> amoxicillin with each inhibition zone diameter amounted to 30.7 mm, 21.1 mm, 18.2 mm and 13.4 mm. While the inhibitory activity to the growth of E.coli bacteria are : GBEO> green basil G10-2 >green basil EG10-3 > amoxicillin with each inhibition zone diameter of 21.1 mm, 15.6 mm , 15.2 mm and 7.9 mm . GBEO and its derivatives have minimal inhibitory concentrations below 1.25 %. From the results of the study found that the main derivates obtained are p-methoxy anisaldehyde , caryophyllene oxide , 3-methoxy cinnamaldehyde , humulena oxide and delta cadinol
ANALISIS KORELASI ANTARA KADAR FLAVONOID DENGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Dellyna Feronica Manik; Triana Hertiani; Hady Anshory
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. VI, No. 2, Januari 2014
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/khazanah.vol6.iss2.art1

Abstract

Daun kersen (Muntingia calabura L.) diketahui mengandung beberapa senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid bekerja sebagai antibakteri dengan beberapa mekanisme aksi, diantaranya menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma dan menghambat metabolisme energi dari bakteri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak dan fraksi daun kersen terhadap S. aureus, untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang paling besar dari ekstrak etanol dan masing-masing fraksi serta korelasi antara aktivitas antibakteri dengan kandungan flavonoid total. Serbuk sampel kering dimaserasi dengan etanol 96%. Ekstrak etanol dipartisi dengan fraksinasi cair-cair secara berturut-turut menggunakan heksan, etil asetat, dan air. Ekstrak etanol dan masing-masing fraksi kemudian diuji aktivitas antibakterinya terhadap S. aureus dengan metode dilusi menggunakan media Mueller Hinton Broth (MHB) pada konsentrasi 20 mg/mL, 15 mg/mL, 10 mg/mL, dan 5 mg/mL. Sebagai kontrol pembanding digunakan antibiotik Seftazidim, pelarut DMSO, dan media MHB. Kuersetin digunakan sebagai standar pembanding dalam mengukur kandungan flavonoid total menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Analisis hasil dilakukan dengan membandingkan kadar flavonoid total dari ekstrak etanol dan masing-masing fraksi dengan KBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat merupakan fraksi yang paling aktif dengan KBM 0,312 mg/mL, sekaligus sebagai fraksi yang memiliki kadar flavonoid total paling besar yaitu sebesar 5,624 % QE. Analisis korelasi Pearson menunjukkan aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol dan masing-masing fraksi, 93% dipengaruhi oleh kandungan flavonoid total.
EFEK ANTI ANGIOGENESIS TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata , (Roxb.) Schlecht) PADA MEMBRAN KORIO ALANTOIS EMBRIO AYAM YANG DIINDUKSI BASIC FIBROBLAST GROWTH FACTOR (bFGF) Noor Ardhi Pratomo; Erma Yunita; Sitarina Widyarini; Hady Anshory
Khazanah: Jurnal Mahasiswa Vol. VI, No. 2, Januari 2014
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/khazanah.vol6.iss2.art4

Abstract

Pertumbuhan kanker dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah angiogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas anti kanker dari ekstrak n-heksan, etil asetat dan isolat pinostrobin dari rimpang temu kunci sebagai anti-angiogenesis pada membran korio alantois (CAM) embrio ayam yang diinduksi bFGF. Serbuk kering temu kunci dimaserasi menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat, ekstrak kemudian dipekatkan. Pinostrobin diisolasi dari ekstrak etil asetat dengan kromatografi cair vakum menggunakan gradient pelarut n-heksan:etil asetat, fraksi terbaik diambil untuk dilanjutkan dengan KLT preparatif. Hasil isolat diidentifikasi menggunakan KLT Densitometri dengan pembanding standar pinostrobin. Nilai panjang gelombang maksimum dari isolat dan standar pinostrobin masing-masing adalah 298 nm dan 299 nm. Uji anti angiogenik dilakukan pada telur berembrio umur 8-9 hari yang dibagi dalam dua belas kelompok perlakuan. kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol terdiri dari kelompok I (paper disc), kelompok II (bFGF), dan kelompok III (bFGF + 0,8 % DMSO). Kelompok perlakuan terdiri dari kelompok IV (n-heksana 15 ug/ml), kelompok V (n-heksana 30 ug/ml), kelompok VI (n-heksana 60 ug/ml) , kelompok VII (etil asetat 15 mg/ml) , golongan VIII (etil asetat 30 mg/ml), kelompok IX (etil asetat 60 mg/ml), kelompok X (pinostrobin 10 nM), kelompok XI (pinostrobin 100 nM), kelompok XII (pinostrobin 1000 nM). Setelah diinkubasi selama 3 hari pada suhu 38,5°C, telur dibuka dan isi telur dikeluarkan, kemudian membran korioallantois yang melekat pada cangkang diamati secara makroskopik dan mikroskopik menggunakan antibodi VEGF. Pengamatan makroskopis menunjukkan bahwa pinostrobin memiliki efek anti angiogenesis dengan persentase daya hambat angiogenesis yang semakin tinggi seiring peningkatan dosis sedangkan pengamatan mikroskopis menunjukkan adanya sel endotel yang terekspresi oleh VEGF pada kelompok etil asetat dan isolat pinostrobin. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak n-heksan, etil asetat dan isolat pinostrobin memiliki efek sebagai anti angiogenesis melalui jalur penghambatan bFGF, sedangkan yang menghambat angiogenesis melalui jalur penghambatan VEGF hanya pada kelompok etil asetat dan isolat pinostrobin.