Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERANCANGAN MEJA KERJA ADJUSTABLE BERDASARKAN ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA PADA KARYAWAN WAREHOUSE (STUDI KASUS PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT) Resvilia Nurzikiresa; Dian Janari
BUANA ILMU Vol 5 No 2 (2021): Buana Ilmu
Publisher : Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/bi.v5i2.1504

Abstract

Mataram Tunggal Garment merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang produksi pakaian yang sudah memiliki standar tingkat international karena hasil produknya 100% diekspor ke mancanegara. Jam kerja yang dilakukan setiap hari dan target yang harus dicapai memicu timbulnya berbagai macam tekanan bagi pekerja salah satunya tekanan fisik. Pekerja operator bagian warehouse (aksesoris) memiliki peran yang penting dalam pencapaian target perusahaan karena aksesoris kancing, manik-manik hiasan dan plastik kemas baju harus selalu siap tersedia baik sebelum baju diproduksi (kancing dan manik-manik) maupun setelah selesai diproduksi atau finishing (baju jadi siap ekspor). Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan dari suatu pekerjaan. Nilai risiko postur kerja dapat dinilai menggunakan Kuesioner Nordic Body Map dan Quick Exposure Checklist serta pemberian usulan perbaikan dengan nilai keergonomisan produk didapatkan melalui Voice of Customer. Berdasarkan hasil Kuesioner NBM dan QEC terlihat bahwa postur kerja operator warehouse sebagian besar masuk dalam klasifikasi perlunya dilakukan penelitian dan perubahan secepatnya. Sehingga hasil Kuesioner NBM dan QEC yang dilanjutkan dengan VOC dari operator warehouse maka diberikan usulan perbaikan berupa desain produk meja adjustable yang berguna untuk memperbaiki postur kerja operator dengan memperhatikan nilai keergonomisan produk. Usulan lain yang diberikan yaitu berupa pemberian SOP kerja dan penyuluhan pemahaman kondisi kerja yang baik dan benar. Kata kunci: Postur, NBM, QEC, VOC, Desain Produk Mataram Tunggal Garment is a large company engaged in the production of clothing which already has international standards because its products are exported 100% abroad. The working hours that are carried out every day and the targets that must be achieved trigger various kinds of pressure for workers, one of which is physical pressure.operator workers Warehouse (accessories) have an important role in achieving the company's targets because button accessories, decorative beads and plastic packaging clothes must always be available before the clothes are produced (buttons and beads) or after they are produced or finished (clothes). so ready to export). Work posture is a determining point in analyzing the effectiveness of a job. The risk value of work posture can be assessed using theQuestionnaire Nordic Body Map and the Quick Exposure Checklist and the provision of suggestions for improvement with the product's ergonomic value obtained through the Voice of Customer. Based on the results of the NBM and QEC questionnaires, it can be seen that most of the warehouse operators work posture falls into the classification of the need for research and changes as soon as possible. So that the results of the NBM and QEC questionnaires followed by the VOC from theoperator are warehouse given a recommendation for improvement in the form of antable product design adjustable which is useful for improving the operator's work posture by taking into account the product ergonomics value. Other suggestions are given in the form of providing work SOPs and counseling on understanding the correct working conditions. Keywords: Posture, NBM, QEC, VOC, Product Design
RISIKO PENYEBAB CACAT BUTTON DENGAN METODE FMEA DAN FTA PADA DEPARTEMEN WAREHOUSE (STUDI KASUS PT. MATARAM TUNGGAL GARMENT) Eryza Ayu Erkhananda; Dian Janari
BUANA ILMU Vol 5 No 2 (2021): Buana Ilmu
Publisher : Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/bi.v5i2.1506

Abstract

Mataram Tunggal Garment merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil dan produk tekstil yang memproduksi pakaian wanita jadi yang terletak di Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Pada PT. Mataram Tunggal Garment terdapat beberapa bahan baku yang didapat dari supplier salah satunya adalah aksesoris pakaian yang sebagian besar didapatkan dari supplier. Tidak dipungkiri masih banyak produk dari supplier yang mengalami cacat produk terutama pada aksesoris button. Oleh karena itu diperlukan sebuah metode yang tepat untuk mencari akar dari penyebab kecacatan untuk penurunan tingkat kecacatan produk khususnya pada produk button. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu FMEA dan FTA. FMEA merupakan teknik yang digunakan untuk mendefinisi, mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan dan masalah pada suatu proses, setelah itu melakukan pembobotan nilai dan pengurutan berdasarkan RPN. Selanjutnya membuat analisis untuk perbaikan dengan menggunakan metode FTA berdasarkan nilai RPN yang tertinggi. Berdasarkan hasil metode FMEA didapatkan hasil RPN tertinggi pada cacat retak/patah dan cacat warna yaitu sebesar 336 dan 240. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode FTA, terdapat 3 basic event yang menyebabkan timbulnya top level event pada cacat warna yaitu, beban kerja yang berlebih, kondisi kesehatan yang menurun, dan suhu tidak optimum untuk bekerja. Sedangkan pada cacat retak/patah terdapat 5 basic event yaitu, tidak mengetahui prosedur kerja, karyawan yang kurang teliti, tidak adanya pengawasan, tidak terdapat SOP, dan tidak adanya pemeriksaan secara berkala. Usulan perbaikan yang dapat diberikan berupa rotasi kerja, penggunaan APD, penyediaan ventilasi udara, perbaikan dan penambahan SOP, pengawasan dan pemeriksaan pada inventory, dan pemberian reward dan punishment kepada pekerja. Kata kunci: Produk Cacat, FMEA, FTA, RPN Mataram Tunggal Garment is a company engaged in textiles products that produces apparel for women, located in Sleman, Yogyakarta. PT. Mataram Tunggal Garment has several raw materials obtained from suppliers, one of which is clothing accessories, which are mostly obtained from suppliers. It is undeniable that there are still many products from suppliers that defects, especially in button accessories. Therefore we need an appropriate method to find the root causes of defects to reduce the level of products defect, especially in button accessories. The methods used in this research are FMEA and FTA. FMEA is a technique used to define, identify, and eliminate failures and problems in a process, after which weighting and sorting are based on RPN. Then make an analysis for improvement using FTA method based on the highest RPN value. Based on the results of the FMEA method, the highest RPN results were obtained for cracks/fractures and color defects, 336 and 240. Based on the results of the analysis using FTA method, there are 3 basic events that cause top level events to color defects, excess workload, decreased health conditions, and not optimum temperature for work. Whereas for cracked/ fracture defects there are 5 basic events, not knowing work procedures, employees who are not careful, there is no supervision, there is no SOP, and there is no periodic inspection. Improvements that can be given are in the form of work rotation, use PPE, provision of air ventilation, improvement an addition SOP, supervision and inspection of inventory, and giving rewards and punishment to workers. Keywords: Product Defects, FMEA, FTA, RPN
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MUSIC 3D ( MULTI UNIT SPARES INVENTORY CONTROL- THREE DIMENSIONAL APPROACH) PADA WAREHOUSE DI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PABRIK TUBAN Dian Janari; Manzula Maulida Rahman; Adhe Rizky Anugerah
Teknoin Vol. 22 No. 4 (2016)
Publisher : Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknoin.vol22.iss4.art3

Abstract

Inventory control is a process that is vital to the company's operations, with the aim to prevent the company from stock-outs and to keep costs as optimally as possible to the activities related to the provision. PT. Semen Indonesia as a national cement company in Indonesia has a problem in controlling inventory, including inventory value that exceeds the target, the value of deadstock which reached Rp. 80,000,000, and the number of items that reached 52,700 items. MUSIC 3D method is an approach that can overcome the problems of inventory control in PT. Semen Indonesia. This method is a theory to group items based on several aspects. In this study, only three elements in MUSIC 3D are applied, which are ABC analysis (value based), SDE (lead time), and FSN (consumption rate) with the sample as many as 990 types of goods. The results show that the type of CDN products is goods that dominate in the warehouse of PT. Semen Indonesia, with the following characteristics:  C (low price with the high volume of quantity), D (lead time <6 months) and N (not used <1 year) with the percentage reached 32% from the total quantity in the warehouse of PT. Semen Indonesia.
Pengembangan desain blangkon dan kemasan blangkon dengan metode Quality Function Deployment (QFD) Dian Janari
Teknoin Vol. 24 No. 2 (2018)
Publisher : Faculty of Industrial Technology Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/teknoin.vol24.iss2.art1

Abstract

SME have an important role in improving the economy. There are a number of fields that many SME are involved in, one of which is in the clothing sector. The object of this research is Blangkon production in Beji Village, Yogyakarta. According to Blangkon craftsmen in Beji, less attractive of Blangkon design and packaging have influenced the decreasing of sales number. This study aims to determine the technical requirements and improvements needed for both variables employing the QFD (Quality Function Deployment) method and HOQ (House of Quality). The customer requirements are consisted of exclusive materials, model, durability, convenience, size, color, style, price, and packaging including logo, motif, form, and material. The results showed that exclusive materials, model, packaging motif, and packaging form are required to be improved. Meanwhile, durability, convenience, packaging logo, and packaging material must be maintained and innovated continously. The remaining criterias are maintained. There are 3 design concepts proposed which the design concept C is selected. The second HOQ is applied in order to obtain technical requirements requested.
Analisis Total Productive Maintenance Pada Needle Detector Divisi Packing Nur Muchlisin; Dian Janari
Industry Xplore Vol 6 No 2 (2021): Industry Xplore
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/teknikindustri.v6i2.1744

Abstract

PT. Mataram Tunggal Garment is a company that produces clothes with 100% of their production being exported to various countries. To maintain machine productivity, one of the factors to pay attention to is maintenance. This research focuses on needle detector conveyors in the packing division to determine the actual condition of the conveyors. Conveyor availability value in January is 100%. In February the availability value decreased to 97.1% due to the conveyor breakdown with a frequency of 1 time. 6 hours of repair time required. For March, the availability value is in 100% condition, which indicates the conveyor is in optimal condition. Suggestions for improvements that are proposed include improving technician skills to better understand the machine in question so that damage handling is faster. Recording every maintenance time is also very necessary to reduce the potential for damage to the machine considering that the longer the engine part is used, it will shrink. In addition to checking the part replacement process can be carried out if needed. Machine operators must understand the proper operation of the machine and perform maintenance independently
Usulan Desain Troli Barang Menggunakan Pendekatan Antropometri Dan Ergonomi Partisipatori (Studi Kasus PT. Mataram Tunggal Garment) Mukhamad Nur Iskandar; Dian Janari
Industry Xplore Vol 6 No 2 (2021): Industry Xplore
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/teknikindustri.v6i2.1745

Abstract

Material handling is very important in the production process. PT. Mataram Tunggal Garment uses a goods trolley as a tool to mobilize cardboard boxes containing products. In practice, many employees experience complaints such as back pain due to manually raising and lowering product, difficulty passing downhill and incline due to the absence of brakes, the trolley is difficult to operate, and the trolley is too heavy. If this problem is not resolved immediately, it will have a negative impact on employee safety and company productivity. Therefore, this study aims to design recommendations for goods trolley in the finishing and packing division. From the results, the percentile used for shoulder width is P95: 53 cm, standing elbow height is P5: 84.5 cm and forward hand reach is P5: 65 cm. The proposed design is to add brakes to make it easier to go through inclines or descents, the handle of the trolley can be adjusted in height, the trolley is designed to raise and lower cartons automatically, the size of the trolley container is made to be adjusted to the size of the carton, adding wheel locks, and choosing the stainless steel and polypropylene plastic as a material because of their strength and lightness.
Analisis SWOT untuk Digitalisasi Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah Kerajinan Bambu Meilinda Fitriani Nur Maghfiroh; Dian Janari; sri indrawati indrawati; Muhammad Ridwan Andi Purnomo
Journal of Appropriate Technology for Community Services Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jattec.vol3.iss2.art5

Abstract

Digitalisasi dalam berbagai bidang secara umum telah diakui sebagai salah satu akselerator dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, termasuk bagi usaha kecil, dan menengah (UKM). Salah satu bidang yang melakukan transformasi secara masif seiring dengan perkembangan teknologi adalah bidang pemasaran. Strategi pemasaran digital menggunakan media seperti situs web, media sosial, basis data, maupun digital audio & video, banyak dilakukan untuk menjangkau pelanggan secara lebih luas. Kegiatan pengabdian masyarakat di salah satu UKM penghasil kerajinan bambu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kemampuan digitalisasi dalam pemasaran produk. Saat ini fungsi akun media sosial yang dimiliki UKM tersebut tidak berfungsi secara maksimal. Oleh sebab itu, permasalahan yang ada terkait dengan strategi pemasaran secara digital perlu dieksplorasi dan dianalisis lebih lanjut. Melalui analisis SWOT ditemukan bahwa saat ini, untuk dapat memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman, perusahaan harus dapat mengeliminasi weakness untuk dapat mengoptimalkan pemasaran melalui media digital yang telah berjalan.
Pelatihan Manajemen serta Penguatan Struktur Organisasi Koperasi Sapuangin Elanjati Worldailmi; Dian Janari; Meilinda Fitriani Nur Maghfiroh
Journal of Appropriate Technology for Community Services Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jattec.vol4.iss1.art2

Abstract

UMKM Sapuangin merupakan suatu UMKM yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran kopi lokal. UMKM ini memiliki koperasi namun belum dilakukan pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh Kemenkumham. Namun, koperasi dinilai belum berhasil menyukseskan tujuan untuk menyejahterakan bagi masyarakat serta belum dapat bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Banyak koperasi mengalami kesulitan karena faktor profesionalitas organisasi.  Secara umum, permasalahan yang dihadapi koperasi adalah kurang memadainya Sumber Daya Manusia (SDM) terkait pengetahuan, keterampilan, dan pengelolaan koperasi dan bisnis. SDM menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya organisasi. Faktor tersebut menentukan keunggulan untuk bersaing suatu organisasi. Organisasi sangat membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi tertentu untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. Koperasi hanya dijalankan dengan seadanya sehingga tidak memiliki arti yang signifikan. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan merupakan upaya pengembangan kemampuan seseorang.  Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kinerja organisasi dan kinerja karyawan. Pembinaan terkait manajemen bertujuan agar koperasi mampu mengembangkan pangsa pasar oleh pengelola karena koperasi masih mengandalkan pasar internal, yaitu partisipasi anggota pada saat ini. Untuk itu, pengabdian masyarakat di Koperasi Sapuangin dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan serta pendirian koperasi yang berdasar hukum.
DESAIN TAS KANTOR WANITA BERBAHAN LEMBARAN SABUT KELAPA (LESKAP) Hari Purnomo; Dian Janari; Tri Apri Yudianto
Spektrum Industri Vol. 12 No. 1: April 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v12i1.1649

Abstract

Indonesia sebagai Negara yang beriklim tropis memiliki areal perkebunan kelapa luas yang menghasilkan buah, daun dan kayu serta limbah. Limbah sabut kelapa seringkali diabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Daging buah adalah komponen utama buah kelapa, sedangkan sabut, tempurung, dan air buah merupakan hasil samping. Sebagian besar petani hanya membuang sabut kelapa atau memanfaatkan untuk kerajinan seperti sapu, keset dan tali tambang. Sabut kelapa jarang dimanfaatkan menjadi produk dengan sentuhan teknologi yang bernilai jual tinggi. Penelitian ini merupakan pemanfaatan limbah serat sabut kelapa dijadikan produk tas kantor wanita dengan teknologi komposit. Lembaran sabut kelapa (leskap) dengan teknologi komposit dilakukan dengan penggabungan serat sabut kelapa dengan karet alam yang di pres selama 30 menit dengan suhu 100oc. Desain tas dibuat beberapa alternatif yang selanjutnya dilakukan seleksi konsep dan dilakukan penilaian konsep dengan scoring. Hasil seleksi konsep didapat : (a) Konsep desain 5 dijadikan sebagai desain A; (b) Konsep desain 8 dijadikan sebagai desain B; (c) Konsep desain 10 dijadikan sebagai desain C; (d) Konsep desain 3, 6, 7 digabung yang dijadikan desain D. Sedangkan konsep desain 1,2,4 dan 9 tidak diikutkan dalam penilaian konsep. Berdasarkan scoring terpilih konsep desain D dengan nilai 3,0. Spesifikasi tas wanita yang terpilih adalah : (a) Model tas jinjing dan selempang; (b) Warna tas hitam dan coklat; (c) lebar atas 40 cm; (d) lebar bawah 35 cm; (d) Tali tas jinjing dan selempang warna hitam; (f) Tinggi 30 cm; (g) Panjang tali selempang 120 cm; dan (h) Panjang tali jinjing 23 cm. Kata kunci : leskap, seleksi konsep, scoring, tas kantor wanita
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS, PENGHANCUR DAN PENGAYAK SABUT KELAPA Hari Purnomo; Dian Janari
Spektrum Industri Vol. 13 No. 1: April 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v13i1.1838

Abstract

Penggunaan serat alam sebagai bahan baku industri mempunyai beberapa kelebihan yaitu mudah didapatkan dengan harga yang murah, mudah diproses, densitasnya rendah, ramah lingkungan, dan dapat diuraikan secara biologi. Salah satu serat alam yang banyak terdapat di Indonesia yaitu serat sabut kelapa. Potensi sabut kelapa sangat besar, akan tetapi belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif karena kurangnya teknologi alat yang dapat memisahkan komponen-komponen buah kelapa. Tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pengolah sabut kelapa tiga tahap dengan fungsi pengupas, penghancur sabut dan pengayak serat dalam satu konstruksi mesin menggunakan pendekatan ergonomi partisipatori. Hasil penelitian desain pengolah sabut kelapa dirancang dengan menggunakan penggerak mesin diesel 8 HP sebagai pengganti motor listrik, ukuran panjang pengayak 2m, menggunakan reducer UCF 50 untuk mengurangi kecepatan putaran menjadi 50 rpm, jaring pengayak dengan ukuran 2 cm agar pengayakan serat pendek menjadi lebih cepat, panjang handle dengan ukuran 11 cm, diameter handle dengan ukuran 3,5 cm dan tinggi handle dengan ukuran 140 cm. Rancangan mesin yang dibuat mampu mengolah 30 butir kelapa dengan waktu 43 menit atau sekitar 42 butir kelapa per jam. Kata kunci: Sabut kelapa, mesin pengolah sabut kelapa, ergonomi partisipatori.