STUDY OF HIDROLOGICAL CONDITION FOR ARTIFICIAL REEF LOCATION  IN TANJUNG BENOA BALIOne of the tourism which was demanded by the tourists are underwater activity, namely scuba diving and seawalker, where the main target underwater tourism activities is the beauty of the underwater in the form of coral and reef fish. The purpose of this study is to determine the hydrological condition of artificial reefs in Tanjung Benoa, Bali. The method used in determining the location is a purposive sampling method. Sampling was carried out in three (3) stations and taken randomly in the study site (Tanjung Benoa). Measurement of hydrological conditions include the temperature, salinity, water clarity, current, depth, turbidity, TSS, DO, Nitrate, Phosphate. Hydrological conditions measurements carried out in situ (direct) and in laboratory. Data was analyzed by descriptive qualitative by comparing the quality of water based on the Ministry of the Environment Decree No. 51 of 2004 on Sea Water Quality Standard. Based on the results of hydrological conditions measurements, conditions of environmental parameters are still within the tolerance limit for the growth of marine biota. The basic conditions of the waters is not suitable for the placement of artificial reefs, this is because the substrate is muddy sand, where the basic conditions of these waters will submerge artificial reef into the sand.Keywords: artificial reef, hidrological condition, Tanjung BenoaABSTRAKSalah satu wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan adalah wisata bawah air, yaitu scuba diving dan seawalker, dimana dalam kegiatan wisata bawah air yang menjadi target utama yaitu keindahan bawah air berupa terumbu karang dan ikan karang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi hidrologis terumbu karang buatan di Tanjung Benoa-Bali. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling adalah metode sampling pertimbangan, yaitu metode pengambilan lokasi dan sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu dengan berbagai pertimbangan. Pengambilan sampel dilakukan di 3 (tiga) stasiun yang diambil secara acak di lokasi penelitian (Tanjung Benoa). Pengukuran kondisi hidrologis meliputi suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman, kekeruhan, TSS, DO, Nitrat, Fosfat. Pengukuran kondisi hidrologis dilakukan secara insitu (langsung) dan pengujian skala laboratorium. Data di analisis secara diskriptif kualitatif dengan membandingkan kualitas air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Berdasarkan hasil pengukuran kondisi hidrologis, kondisi parameter lingkungan masih dalam batas toleransi untuk pertumbuhan biota laut. Kondisi dasar perairan sangat tidak cocok untuk penempatan terumbu karang buatan (artificial reef), hal ini dikarenakan substrat dasar perairan yaitu pasir berlumpur, dimana kondisi dasar perairan tersebut akan menenggelamkan terumbu karang buatan (artificial reef) kedalam pasir. Kata Kunci: kondisi hidrologis, terumbu buatan, Tanjung Benoa