Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBANGUNAN DIGESTER PADA KELOMPOK TERNAK DI DESA KINTAMANI BANGLI YANG MENGALAMI PENURUNAN PRODUKSI BIOGAS I N.S. Winaya; R.S. Hartati; I W.G. Ariastina; I G.N. Priambadi; N M.A.E.D. Wirastuti
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.137 KB)

Abstract

Salah satu energi alternatif yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di daerah pedesaan adalahenergi biogas. Namun, pemanfaatan biogas sampai saat ini masih terbatas pada biogas yang berasal darikotoran hewan, sedangkan pemanfaatan limbah organik yang berasal dari sampah organik yang mencemarilingkungan masih belum dimanfaatkan secara baik.Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan di Desa Kintamani tepatnya di Dusun GelagahLinggah, dikembangkan reaktor biogas berkapasitas 4 m3 yang dilengkapi dengan sistem pengaduk yangberfungsi untuk meningkatkan keseragaman campuran subtrat (bahan baku). Digester dibangun dari dindingbeton yang berbentuk seperti rongga kedap udara dan berstruktur seperti kubah (bulatan setengah bola) tanpatulangan. Hal ini bertujuan selain untuk menghindari korosi akibat tulangan besi pada beton juga untukmengurangi biaya konstruksi. Instalasi juga dilengkapi dengan sistem penangkapan air (water trap) dansistem pengukur tekanan gas. Setelah subtrat dimasukkan ke dalam digester, dalam kurun waktu kurang dari5 hari perlahan-lahan biogas sudah bisa dihasilkan.Dua digester yang telah dibangun selain dikembangkan untuk menggunakan bahan subtrat pokok yaitukotoran babi dan kotoran sapi bisa juga menggunakan bahan-bahan limbah organik yang ada di pedesaan.Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan dapat diketahui bahwa masyarakat kelompok tani tersebut sangatantusias untuk memanfaatkan limbah organik seperti rumput dan tanaman yang dicampur dengan kotoranternak menjadi energi biogas.
PENINGKATAN PRODUKSI BIOGAS KELOMPOK TERNAK DESA TIMUHUN KLUNGKUNG I N.S. Winaya; R.S. Hartati; I. W.G. Ariastina; I B. Alit Swamardika
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.464 KB)

Abstract

Dalam upaya memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di pedesaan, pembangunan suatu lumbung energi di setiap desa merupakan suatu keharusan. Lumbung energi tersebut hendaknya dibangun dengan memanfaatkan potensi sumber bahan energi setempat, diolah, dan dimanfaatkan sebagai ketersediaan energi, sehingga tercipta desa mandiri energi. Salah satu energi alternatif yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di desa-desa di Bali adalah energi biogas dari kotoran ternak. Desa yang dipilih sebagai tempat pengabdian adalah Desa Timuhun Kecamatan Banjarangkan Klungkung tepatnya pada dua kelompok tani ternak yaitu Kelompok Ternak Babi Winangun dan Kelompok Ternak Sapi Cempaka. Desa-desa di Klungkung umumnya dan khususnya Desa Timuhun dikenal sebagai kawasan pertanian yang sangat subur sehingga ketersediaan limbah baik dari limbah pertanian maupun limbah ternak sangat berlimpah. Diharapkan dengan pemahaman teknik pencampuran substrat limbah pertanian dan kotoran hewan sebagai bahan biogas, produksi biogas di daerah ini menjadi meningkat dan jumlah petani yang memanfaatkan energi biogas dari limbah pertanian maupun limbah ternak menjadi meningkat, sehingga dapat menjadi acuan pengembangan teknologi biogas di Bali. Pada akhirnya akan dapat dilihat sinergi pemanfaatan biogas dengan agribisnis di Pedesaan
EVALUASI UNTUK MENGATASI BEBAN LEBIH PADA PENYULANG BATU BELIG K.H. Priadi; R.S. Hartati; I.W. Sukerayasa
Jurnal SPEKTRUM Vol 2 No 1 (2015): Jurnal SPEKTRUM
Publisher : Program Studi Teknik Elektro UNUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.354 KB)

Abstract

Penyulang Batu Belig merupakan penyulang dengan konfigurasi tipe radial, dengan 109 trafo distribusi, total daya terpasang 19.175 KVA. Pada tahun 2013 beban puncak penyulang Batu Belig sebesar 284 A dan standar maksimal pembebanan suatu penyulang 240 A (80% dari 300 ampere). Mengatasi beban lebih pada penyulang Batu Belig, perlu dilakukan rekonfigurasi jaringan distribusi. Rekonfigurasi jaringan distribusi dapat dilakukan dengan dua skenario : skenario 1 dengan mengalihkan sebagian beban penyulang Batu Belig ke penyulang terdekat, yaitu penyulang Mertanadi dan Uma Alas. Skenario 2 dengan memotong beban penyulang Batu Belig menjadi dua, sehingga didapat penyulang Batu Belig 1 dan penyulang Batu Belig 2. Penyulang Batu Belig 2 akan dialihkan ke penyulang baru, yang ditarik dari gardu induk terdekat, yaitu Gardu Induk Padang Sambian dan Gardu Induk Pemecutan Kelod. Setelah dianalisis solusi terbaik untuk mengatasi beban yang sudah kritis pada penyulang Batu Belig dengan rekonfigurasi skenario 2, yaitu penyulang Batu Belig 2 dengan sumber gardu induk Pemecutan Kelod (trafo III/ 60 MVA) mengunakan kabel tanam (AL XLPE 240 mm2). Menggunakan kabel tanam didapat persentase losses sebesar 2,5% dan persentase drop tegangan sebesar 1,63%, untuk standar losses yang diijinkanl adalah 5,24% [1], dan drop tegangan pada tipe radial yang diijinkan tidak boleh lebih dari 5% [2].