Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Simulation, Experimental and Analitical Study of Deflection at End Curved Beam Affected by Single Concentrated Load Dewa Ngakan Ketut Putra Negara; Anak Agung Istri Agung Sri Komaladewi
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 3, No.1 April 2009
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.167 KB)

Abstract

Deflection has an important role in order to design structure or machine component, beside consideration of stresscalculation. This is due to although stress is still smaller then stress allowed by material strength, but probably happen thatdeflection exceeds limit allowed. That condition affects serious hazard on machine elements or structure due to it can affectof component deviate from its main function. One of element which is often experience of deflection is beam. Beams playsignificant roles in many engineering applications, including buildings, bridges, automobiles, and airplane structures. In thisresearch, material to be used was Steel ASTM 1060, with specimen in the form of curved beam. Physical condition of beamwas modeled use of BEAM3 2D. Variation of loads to be applied were W = 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, and550 gr in vertical direction. The result of simulation was verificated by analytical and experimental data. Evaluation wascarried out by statistical test (t-test). The result of simulation is categorized to be good if the result of simulation is samewith analytical and experimental data. The result of research shows that loading has a significant effect on the deflection.The higher load affect the higher of deflection Modeling use of BEAM3 2D gave good result of deflection. This is showedfrom t-test have done, where the result of simulation was same with analytical and experimental data. Other advantage ofsimulation was deflection result obtained was not limited only at the end of beam, but it can predict of deflection at eachnode or point desired
Pengaruh Jenis Pasir Cetak dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah Cetakan Pasir (Sand Casting) I Made Astika; DNK Putra Negara; Made Agus Susantika
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 4, No.2 Oktober 2010
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.676 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil coran logam adalah cetakan yang digunakan. Kesalahandalam pembuatan cetakan bisa menyebabkan terjadinya cacat pada proses pengecoran. Penyebab utama terjadinya cacatpada proses pengecoran yaitu sifat-sifat dari cetakan seperti permeabilitas, kekuatan tekan cetakan, dan sintering poin yangrendah serta distribusi butiran pasir tidak sesuai. Sifat-sifat cetakan itu sendiri sangat tergantung pada distribusi besar butirpasir cetak, persentase zat pengikat dan persentase kadar air, sehingga perlu adanya penelitian untuk mendapatkan jenispasir cetak yang cocok sebagai cetakan pasir pada pengecoran logam.Dalam penelitian ini digunakan jenis pasir laut, pasir gunung dan pasir sungai, dengan variasi zat pengikatbentonit 4%, 6%, dan 8%, dan kadar air 4%. Pengujian yang dilakukan adalah uji kekuatan tekan dan permeabilitas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan zat pengikat bentonit berpengaruh terhadap sifat permeabilitasdan kekuatan tekan cetakan pasir, sedangkan jenis pasir tidak memberikan pengaruh yang nyata. Permeabilitas cetakanpasir paling tinggi diperoleh pada penggunaan pasir gunung dengan zat pengikat bentonit 4% yaitu sebesar 24,71 cm3/min,dan kekuatan tekan pasir cetak paling tinggi diperoleh pada penggunaan pasir laut dengan zat pengikat bentonit 8% yaitusebesar 0,78 N/cm2
Distribusi Kekerasan dan Total Case Depth Baja Karbon Rendah Setelah Proses Pack Carburizing Dewa Ngakan Ketut Putra Negara; I Ketut Gede Sugita; IGN Arimbawa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 1 (2015): April 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kekerasan dan menentukan total casedepth baja karbon rendah setelah proses pack carburizing dengan variasi temperaturpemanasan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan media karburasi 80% arang tulangkambing dan 20% enrgizer CaCO3. Variasi temperatur pemanasan yang digunakan adalah8500C, 9000C dan 9500C, diholding selama 4 jam dan didinginkan dengan air. Total case depthdiperoleh dengan menentukan kedalaman dimana kekerasan bahan tanpa perlakuan samadengan kekerasan bahan setelah proses pack carburizing. Hasil penelitian menunjukkan bahwasemakin tinggi temperatur pemanasan semakin tinggi distribusi kekerasan. Sampai kedalaman2,5 mm, semakin jauh dari permukaan semakin rendah kekerasan yang dicapai. Total casedepth didapat sampai kedalaman 2,5 mm, setelah itu kekerasan relatif sama antara materialtanpa dan dengan perlakuan. Kekerasan tertinggi diperoleh sebesar 241,629 VHN pada jarak0,5 mm dari permukaan dengan temperatur pemanasan 9500C.Kata Kunci: Total case depth, pack carburizing, energizer, kekerasanThis study aims to determine the hardness distribution and total case depth of low carbon steelafter pack carburizing process with heating temperature variation. The study was conducted byusing a carburizing medium 80% goat bones charcoal and 20% energizer CaCO3. Heatingtemperature variations were carried out at 8500C, 9000C and 9500C, holding during 4 hours andcooled with water. The total case depth was obtained by determining the depth where thehardness of the untreated and treated materials was the same relatively. The results showed thatthe higher heating temperature the higher hardness distribution. The deeper of distance thelower hardness obtained until 2,5 mm depth. The total case depth was obtained until 2.5 mm.After this distance the hardness between untreated and treated materials was the same. Thehighest hardness reached 241.629 VHN at a distance of 0.5 mm from the surface with heatingtemperature 9500C.Keywords: Total case depth, pack carburizing, energizer, hardness
Pengaruh tegangan listrik dan waktu elektroplating Krom keras terhadap ketebalan lapisan Krom I Ketut Suarsana; I Made Rasta; DNK Putra Negara
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 1, No.2 Desember 2006
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.477 KB)

Abstract

Proses pelapisan Krom merupakan proses akhir atau tahap penyelesaian pada kebanyakan pembuatan komponen agar tidak cepat aus, seperti pada poros, pasak, ring piston, silinder, bearing dan crank shaft. Bahan spesimen yang digunakan adalah Baja St 60 (C 0.40%; Mn 7%; Si 0.28%; P+S 0.09%; Fe 98,53%) dengan variasi tegangan listrik 4 volt, 6 volt, 8 volt, dan variasi waktu elektroplating Krom keras 30 menit, 45 menit, 60 menit. Pengujian yang dilakukan dengan pengukuran ketebalan lapisan menggunakan skala foto mikro dan menghitung ketebalan lapisan permukaan .Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa semakin tinggi tegangan listrik (volt) yang di gunakan dan semakin lama waktu pelapisan Krom keras maka semakin meningkat ketebalan lapisannya. Ketebalan lapisan permukaan yang paling tinggi didapatkan pada tegangan 8 volt dengan waktu pelapisan 60 menit dengan ketebalan lapisannya sebesar 89,37 ?m sedangkan ketebalan lapisan permukaan paling rendah didapat pada tegangan 4 volt dengan waktu pelapisan 30 menit ketebalan lapisannya sebesar 20,18 ?m.
Pack Carburizing Baja Karbon Rendah Dewa Ngakan Ketut Putra Negara; I Dewa Made Kirshna Muku
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.269 KB)

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis khususnya kekerasan dan kekuatan tarik baja karbon rendah setelah dikarburasi menggunakan media karburasi (carburizer) campuran 80% arang bambu dan 20% BaCO3 sebagai energizer. Penelitian dilakukan dengan memasukkan specimen uji ke dalam kotak pack carburizing yang telah berisi media karburasi, kemudian kotak pack carburizing dimasukkan ke dalam dapur pemanas dan dipanaskan sampai suhu 9500C. Pada suhu tersebut specimen ditahan selama 4 jam kemudian kotak baja dikeluarkan dari dapur pemanas. Specimen dikeluarkan dari kotak baja dan didinginkan di udara. Selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan menggunakan Vikers Testing Machine. Sedangkan uji tarik dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dikarburizing baja karbon rendah mengalami perubahan sifat mekanis. Kekerasan raw material sebesar 183,60 HV1 meningkat 100,68 % menjadi 368,46 HV1 setelah dikarburizing. Demikian juga kekuatan luluh dan kekuatan tarik yang semula 31,99 kg/mm2 dan 42,08 HV1 kg/mm2 meningkat secara berturut turut menjadi 48,94 kg/mm2 dan 55,05 kg/mm2. Namun di sisi lain, terjadi penurunan elongasi yang semula 30,07 % menurun menjadi 7,6%. Kata kunci: Pack carburizing, kekerasan, kekuatan tarik, media karburasiAbstract:This research is focused on the mechanical properties, especially on the hardness and tensile strength of low carbon steel after pack carburizing process by use of carburizer consisting of 80% bamboo coal and 20% BaCO3 as energizer. The research was carried out by packing of low carbon steel specimens in a steel box filled of carburizer. The steel box was then loaded into electric furnace, heated up to 9500C, and socked at the temperature during 4 hours. After that socking time, the steel box was drooped out from electric furnace and specimens were taken from steel box and colded in the air. Furthermore, it was undertaken hardness and tensile test by use of Vickers Hardness Tester and Universal Testing machine respectively. The result of research showed that there were mechanical properties changes of low carbon steel after carburizing process. Hardness of raw material (183.60 HV1) increased about 100.68% to 368.46 HV1 after carburizing. Furthermore, yield strength of 31.99 kg/mm2 and tensile strength of 42.08 kg/mm2 also increased to 48.94 kg/mm2 and 55.05 kg/mm2 respectively. However, there was a decrease in elongation from 30.07% to 7.6%. Keywords: Pack carburizing, hardness, tensile strength, carburizer
The effect of work piece velocity and depth of cut on the performance of grinding process using alumina-En9 DNK Putra Negara; IGN Priambadi; I Ketut Suarsana
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 1, No 1 Juni 2006
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.356 KB)

Abstract

Grinding is a very complex machining process due to many parameters to be considered. In this research, the effect of workpiece velocity and depth of cut toward performent of grinding such as actual depth of cut, force, power and specific energy to be investigated. Grinding process to be applyed is straight surface grinding with alumina and En9 as grinding wheel and workpiece respectivelly. Two independent variables to be condisioned, there are workpiece velocities ( 0,1, 0,2, and 0,3 m/s) and setting depth of cut (10, 20, 30, 40 and 50?m. The data obtained is evaluated by plooting into grapht. The results of experiment show that the higher depth of cut, the higher actual depth of cut obtained, however, the higher worcpice velocity, the lower depth of cut obtained; depth of cut and workpiece velocity are proportional to force, power and volume rate of metal removal; and specific energy is proportional to depth of cut but it is opposite to vorkpiece velocity.
EfektifitasCarburizer dari Sumber Karbon Berbeda Pada Proses Pack Carburizing Dewa Ngakan Ketut Putra Negara
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pack carburizing merupakan salah satu metode pengerasan permukaan pada logam yang diaplikasikan pada komponen yang membutuhkan sifat keras pada permukaan dan ulet pada inti seperti poros, crankshaft dan roda gigi. Carburizer yang merupakan campuran dari karbon dan energizer merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi proses ini. Pada penelitian ini diteliti efektifitas penggunaan karbon dari arang bambu, pelepah kelapa, tulang bebek dan tulang kambing sebagai sumber carburizer.Karbon-karbon tersebut dicampur dengan energizer dengan komposisi 20% BaCO3 dan 80% karbon. Proses dilakukan dengan memanaskan specimen pada plat baja yang berisi carburizer sampai suhu 900ºC, diholding selama 3 jam dan didinginkan dengan air. Keefektifan karbon dievaluasi dari tingkat kekerasan dan kedalaman kekerasan (total case depth) yang bisa dicapai dari masing-masing carbon yang digunakan.Kekerasan diukur dengan menggunakan metode Vikers. Hasil penelitian menunjukkan bahwa carburizer dengan arang tulang kambing memberikan kekerasan permukaan yang paling tinggi (556,37 HV) diikuti oleh arang bambu (532,01 HV), arang pelepah kelapa (363,41 HV) dan arang tulang bebek (340,41 HV). Sedangkan dari segi kedalaman tingkat kekerasan, carburizer dengan arang bambu memberikan efektifitas kedalaman yang paling tinggi yaitu sampai 2,6 mm diikuti oleh carburizer dengan arang tulang kambing, arang tulang bebek dan arang pelepah kelapa dengan kedalaman kekerasan berturut-turut sebesar 1,4 mm, 1,2 mm dan 1 mm.
Pengaruh Perlakuan Temperatur dan Media Pendinginan Terhadap Sifat Ketangguhan Baja AISI 3215 I Ketut Suarsana; IGN Nitya Santhiarsa; DNK Putra Negara
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2018.v04.i01.p04

Abstract

Perlakuan panas adalah pemanasan yang diikuti dengan penahanan dan pendinginan menggunakan media quenching. Pengerasan adalah pemanasan logam hingga suhu austenit, tahan pada suhu tersebut untuk sementara waktu dan kemudian didinginkan pada media pendinginan seperti air, minyak, udara, air garam. Untuk mengatasi perubahan sifat mekanik, perlu diberikan proses perlakuan panas. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan stress internal dan mencegah terjadinya retak atau cacat. Sifat mekanis ketangguhan adalah kemampuan material untuk menyerap energi sesaat sebelum terjadi fraktur pada struktur itu. Penelitian ini membahas tentang prediksi ketangguhan properti mekanik dengan memberikan pemanasan pada temperatur 800, 850 dan 9000C dan masing-masing specimen diquenching dengan : air tawar, air laut dan minyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sifat ketangguhan dari efek temperatur dan media pendinginan yang digunakan. Data menunjukan pada 8000C dengan media quenching minyak nilai ketangguhan adalah 33,833 kg/cm2, serta suhu 9000C dengan quenching media air nilai ketangguhan adalah 40,8747 kg/cm2). Jadi semakin meningkat temperature perlakuan, berpengaruh terhadap sifat ketangguhan impak bahan. Heat treatment is carried out by heating followed by anchoring and using quenching medium as cooling. Hardening is metal heating to austenite temperature, hold it at a temporary temperature and then cooled to cooling media such as water, oil, air, brine. To overcome the change of mechanical properties, need to be given process of heat treatment. This is to remove internal stress and prevent the occurrence of cracks or defects. The mechanical properties of toughness are the ability of the material to absorb energy without fracturing the structure. This study discusses the prediction of toughness of mechanical properties by heating at temperatures of 800, 850 and 9000C and each specimen quenching with: freshwater, seawater and oil. The results showed that there was an increase in the toughness properties of the temperature effect and the cooling medium used. The data show on 8000C with medium quenching oil the toughness value is 33.833 kg/cm2, and the temperature of 9000C with quenching medium water toughness value is 40.8747 kg/cm2). So the increasing of treatment temperature has influence to the material toughness
Characteristics Of Tabah Bamboo Activated Carbon Produced By Physical And Chemical Activations Dewa Ketut Putra Negara
International Journal of Engineering and Emerging Technology Vol 2 No 2 (2017): July - December
Publisher : Doctorate Program of Engineering Science, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In activated carbons (AC’s) production, activation process has a significant role toward characteristics of AC’s yielded. The aim of this research is to investigate the activated carbons (AC’s) characteristics of tabah bamboo (Gigantochloc nigrociliata) manufactured by physical and chemical activations. Physical activation was carried out by heating up to 800° C, holding at that temperature during 1.5 hours under N2 flow. Chemical activation was undertaken by mixing a carbon precursor with activating agent (H3PO4) with weight ratio 1:1 during 6 hours. The mixed carbon precursor and H3PO4 was then heated up to 700° C, soaked during 1.5 hours under N2 flow. The results show that activated carbon (AC) provided by chemical activation has higher fix carbon and carbon (C) contents and lower ash, moisture and volatile then physical activation. AC manufactured by chemical activation yields 85.47 % fix carbon and 86.33 % carbon, meanwhile AC produced by physical activation has 82.28 % fixed carbon and 84.16.% carbon. Both types of activation give proximate analysis value that have fulfilled of Indonesian National Standard of AC (SNI 06-3730-1995)
Properties of Thermal Conductivity Hybrid Epoxy Resin Composite Reinforced Natural Fiber as Alternative Insulator Material Ketut Suarsana; DNK Putra Negara; Igpagus Suryawan
TEKNIK Vol. 43, No. 3 (2022): December 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v43i3.42496

Abstract

The properties of composite materials are highly dependent on the constituents used as reinforcement such as natural fibers with a matrix. This research was conducted to determine the effect of chemical solution treatment of NaOH and Silane coupling agent on fiber with concentration on thermal conductivity properties. The research involved processing fiber from nettle plant by decortication to obtain a single fiber. The hybrid composite process uses the hand lay-up molding method. The fibers were treated with a chemical solution of NaOH and Silane at concentrations of: 3 and 6% for 2 hours, had a length of 5 mm, and in random orientation. The ratio of the nettle fiber reinforced resin matrix to the weight ratio of natural fibers was 10, 15, 20 and 25%. The results obtained that the highest thermal conductivity properties with a fiber composition of 25% in the chemical solution treatment of 6% Silane of 0.1995 Watt/moK. On the other hand, the lowest with a composition of 10% natural fiber with 3% NaOH treatment of 0.1099 Watt/moK. The low thermal conductivity of hybrid composites can be applied as an insulator