I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Program Studi Teknik Pertanian Dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Nilai Tambah Pada Rantai Pasok Paprika (Capsicum annuum L) di Desa Candikuning, Tabanan, Bali Ayu Cahyani; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk menentukan nilai tambah pada rantai pasokan paprika di Desa Candikuning, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Pengambilan sampel ditingkat pelaku rantai pasokan dilakukan menggunakan metode snowball sampling. Sedangkan pengambilan sampel ditingkat konsumen rumah tangga dilakukan melalui metode purposive sampling dan non probability sampling. Responden dalam penelitian ini yaitu petani, pengepul, pedagang pasar induk Baturiti, pedagang pasar tradisional, pedagang pasar kota, pedagang sayur desa dan konsumen rumah tangga. Sedangkan perhitungan nilai tambah dalam penelitian ini menggunakan metode Hayami dan Kawagoe. Dalam penjualan paprika kepada pengepul diperoleh nilai tambah yaitu sebesar Rp 4.839,24/Kg, dan diperoleh keuntungan sebesar Rp 4.804,59/Kg. Penjualan paprika kepada pedagang Pasar Induk Baturiti diperoleh nilai tambah yaitu sebesar Rp 4.007,84/Kg dengan keuntungan sebesar Rp 3.967,35/Kg. Penjualan paprika pedagang Pasar Induk Baturiti diperoleh nilai tambah yaitu sebesar Rp 3.138,99/Kg perolehan keuntungan Rp 3.117,17/Kg. Penjualan paprika pedagang pasar tradisional diperoleh nilai tambah yaitu sebesar Rp 4,325.97/Kg, dan keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar Rp 4,297.83/Kg. Dalam penjualan paprika pedagang pasar kota diperoleh nilai tambah yaitu Rp 3,596.00/Kg dengan nisba (rasio) nilai tambah produk 7,55%. Keuntungan yang diperoleh oleh pedagang pasar dari paprika yang dijual yaitu sebesar Rp 3,554.01/Kg. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa petani memiliki nilai tambah tertinggi yaitu sebesar Rp 4.839,24/Kg dengan keuntungan yaitu 13,72%, sedangkan pedagang pasar induk Baturiti memiliki nilai tambah terendah yaitu sebesar Rp 3,138.99/Kg dengan keuntungan yaitu 8,33%. ABSTRACT The purpose of this study was to determine the added value of bell pepper value chains in Candikuning village of Tabanan regency, Bali province. Sampling at the level of supply chain actors was carried out using the snowball sampling method. Meanwhile, sampling at the household consumer level was carried out using purposive sampling and non-probability sampling methods. Respondents in this study were farmers, collectors, Baturiti wholesale market traders, traditional market traders, city market traders, village vegetable traders and household consumers. In this study, the calculation of added value uses the Hayami and Kawagoe method. In selling bell pepper to collectors, the added value is Rp. 4,839.24 / kg, and a profit of Rp. 4,804.59 / kg. The sale of bell pepper to traders in the Baturiti Main Market resulted in an added value of Rp. 4,007.84 / Kg, and the profit obtained was Rp. 3,967.35 / Kg. The sales of a bell pepper at the Baturiti Main Market traders obtained an added value of Rp. 3,138.99 / Kg, and the profits obtained were Rp. 3,117.17 / Kg. The sales of bell pepper by traditional market traders added value of Rp. 4,325.97 / kg, and the profits obtained were Rp. 4,297.83 / kg. In selling paprika, the city market traders get an added value of Rp. 3,596.00 / kg with a value-added value (ratio) of 7.55%. The profit obtained by market traders from the peppers being sold is Rp. 3,554.01 / Kg. The results of this research indicate that farmers have the highest added value of Rp. 4,839.24 / Kg with a profit level of 13.72%, while Baturiti wholesale market traders have the lowest added value of Rp. 3,138.99 / Kg with a profit rate of 8.33. %.
Optimalisasi Perencanaan Diversifikasi Usaha Bunga Potong Putu Darmayanti; IGN Apriadi Aviantara; IB Putu Gunadnya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 5 No 1 (2017): maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.769 KB)

Abstract

simpleks Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui margin keuntungan setiap jenis bunga potong dan menentukan jenis bunga potong yang dapat diusahakan untuk memperoleh keuntungan optimal dalam diversifikasi pengembangan usaha bunga potong. Hasil analisis diperoleh harga pokok per tangkai untuk bunga potong: pisang hias Heliconia carabaea merah, pisang hias Heliconia carabaea kuning, Anthurium, pisang hias Yellow dancer, pisang hias Gantung kapur, pisang hias Sexy pink, pisang hias Betet, pisang hias Obor, pisang hias Onje adalah Rp 498, Rp 456, Rp 316, Rp 503, Rp 578, Rp 583, Rp 458, Rp 496, Rp 523 dengan margin keuntungan per tangkai untuk masing-masing bunga potong adalah Rp 1.408, Rp 1.484, Rp 58, Rp 1.000, Rp 1.134, Rp 1.163, Rp 823, Rp 657, Rp 429. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode simpleks dengan fungsi tujuan dari margin keuntungan setiap jenis bunga potong, serta fungsi batasan berupa biaya produksi dan keadaan pasar, maka diperoleh hasil keuntungan optimal yang dapat diusahakan adalah jenis bunga potong pisang hias Heliconia carabaea merah: Rp 33.114.331, pisang hias Heliconia carabaea kuning: Rp 30.386.354, pisang hias Sexy Pink : Rp 18.937.006 dan pisang hias gantung kapur: Rp 17.406.161. This research aims to determine the historical pattern of sales of each product variant, the index of special events that influence the demand and forecasting models are most appropriate to use as the basis for planning the production of Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml in PT. CCBI Balinusa. From these studies obtained pattern on the monthly sales of each product in 2015 fluctuated from time to time. The highest sales of Coca-Cola 200 ml occurred in September, and Sprite 295 ml occurred in December. While the lowest sales data on Coca-Cola 200 ml and Sprite 295 ml occurred in July. Index top special event for Coca-Cola 200 ml is on Christmas and New Year (I=2.43), the lowest was Idul Adha (I=1.42) and Sprite 295 ml highest at Christmas and New Year (I=2.17), the lowest in the Waisak (I=1.47). The best forecasting model for Coca-Cola 200 ml is an exponential smoothing event based (ESEB) with ? = 0.3 and for Sprite 295 ml is an exponential smoothing event based with ? = 0.1.
Penggunaan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh sebagai Bahan Edible Coating terhadap Karakteristik Buah Salak Gula Pasir (Zalacca Var. Amboinensis) selama Penyimpanan Ori Arauna Simbolon; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p10

Abstract

Abstrak Salak Gula Pasir (Zalacca Var. Amboinensis) adalah salah satu jenis salak unggul di Bali karena memiliki rasa dominan manis, tidak ada rasa sepat dan nilai ekonomi tinggi di pasaran. Salak terbilang buah yang mudah rusak dengan umur simpan pendek karena berbagai faktor seperti kontaminasi mikroba, respirasi, dan transpirasi. salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghambat proses tersebut adalah dengan aplikasi edible coating. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan minyak wijen dan minyak sereh sebagai edible coating dengan konsentrasi minyak wijen dan minyak sereh terbaik terhadap karakteristik buah salak gula pasir selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan minyak wijen dengan 3 tingkat konsentrasi 0%, 0,5%, dan 1%. Faktor kedua adalah perlakuan emulsi minyak sereh dengan 4 tingkat konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5%, dan tambahan perlakuan kontrol yang disimpan pada suhu ruang 27±3°C. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan lama penyimpanan 10 hari. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah: susut bobot, vitamin C, total padatan terlarut, dan intensitas kerusakan. Perlakuan W1S1 merupakan kombinasi perlakuan terbaik dengan nilai susut bobot 24,81 %, kadar vitamin C 28,60 mg/100g, total padatan terlarut 20.15 0Brix dan intensitas kerusakan 13,33 %. Abstract Salak Gula Pasir (Zalacca Var. Amboinensis) is one of the leading salak varieties in Bali because it has a dominant sweet taste, no astringent taste, and high economic value in the market. Salak is an easily damaged fruit that causes a short shelf life due to various factors such as microbial contamination, respiration, and transpiration. Kind of the effort to inhibit the process is the application of edible coating. This study aims to the sesame oil and lemongrass oil effect as edible coatings with the best concentration of sesame oil and lemongrass oil on the characteristics of the fruit salak gula pasir during storage. The study used a complete randomized design (RAL) factorial with two factors. The first factor is sesame oil treatment on three concentration levels of 0%, 0.5%, and 1%. The second factor is the lemongrass oil emulsion treatment on four concentration levels of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5%, and additional control treatment stored at room temperature 27 ± 3 °C. Every treatment was repeated three times, with a storage length of 10 days. The parameters observed in the study were: weight shrinking, vitamin C, total dissolved solids, and intensity of the damage. W1S1 treatment was the best combination with a weight shrinking value of 24.81%, vitamin C levels of 28.60 mg/100g, total dissolved solids of 20.15 0Brix, and damage intensity of 13.33%.
Perlakuan Tambahan Pada Proses Pengemasan Meningkatan Nilai Jual dan Profit Margin Paprika (Capsicum annum var. Grossum) di Pasar Tradisional Ni Kadek Sri Mariana Dewi; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; I Nyoman Sucipta
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p10

Abstract

Abstrak Paprika merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura sayuran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan harga per kg paprika di pasar tradisional Rp 25.000 sedangkan untuk dipasar modern harga per kg paprika Rp 65.190. Harga paprika dipasar modern lebih tinggi dibandingkan dengan harga di pasar tradisional dikarenakan adanya perlakuan tambahan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai jual paprika apabila diberikan perlakuan tambahan di pasar tradisional dan menentukan profit margin pada perlakuan paprika di pasar tradisional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di salah satu pasar tradisional candikuning Kabupaten Tabanan dan pasar modern Tiara Dewata Denpasar. Dari hasil penelitian menunjukan pasar tradisional tidak memberikan perlakuan tambahan pada paprika sebelum dijual, berbeda dengan di pasar modern Tiara Dewata yang memberikan perlakuan tambahan sebelum paprika dijual. Perlakuan tambahan tersebut adalah dengan melakukan pengemasan pada paprika menggunakan plastik wrapping. Hasil penelitian ini juga menunjukan profit margin dari kedua pasar yaitu profit margin yang diperoleh pasar tradisional sebesar 2,93% sedangkan untuk profit margin yang diperoleh pasar modern sebesar 27%. Dari asumsi perhitungan profit margin pasar tradisional hanya dengan menambahkan pengemasan paprika dengan plastik wrapping memberikan kenaikan profit margin sebesar 18,35%. Abstract Paprika is one type of vegetable horticulture plant. Based on the results of the preliminary study conducted, the price per kg of paprika in the traditional market is Rp 25,000, while for the modern market the price per kg of paprika is Rp 65,190. The price of paprika in the modern market is higher than the price in the traditional market because of the additional treatment given. This study aims to determine the additional treatment given to paprika in traditional markets and to determine the profit margin of handling paprika in traditional markets. This research uses descriptive quantitative research methods. This research was conducted in one of the traditional markets of Candikuning, Tabanan Regency and the modern market of Tiara Dewata Denpasar. The results showed that the traditional market did not give additional treatment to the peppers before being sold, in contrast to the modern market Tiara Dewata which gave additional treatment before the pepper was sold. Additional treatment is to package chili using plastic wrap. The results of this study also show the profit margins of the two markets, namely the profit margin obtained by the traditional market of 2.93% while the profit margin of the modern market is 27%. From the assumption of traditional market profit margin calculation, only the addition of paprika packaging with plastic wrap gives an increase in the profit margin of 18.35%.
Aspek Teknis Perencanaan Layout Fasilitas Bangunan Penampungan Sampah di Universitas Udayana Kampus Sudirman Mohammad Zakariya Pradana; Ida Ayu Gede Bintang Madrini; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Salah satu tempat yang memiliki potensi menhasilkan sampah adalah kampus perguruan tinggi atau universitas. Dengan aktivitas rutin, tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap harinya yang dapat dihasilkan yaitu, sampah kertas, sampah plastik, sampah basah, sampah medis, sampah residu, dan sampah kaca. Fasilitas bangunan penampungan sampah yang ada di lingkungan Universitas tidak semua memiliki layout yang sesuai dengan konsep Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, dan recycle). Ditinjau dari sampah yang dihasilkan, yaitu 4,91 m³/hari, dan berat sampah sebesar 270,82 kg/hari, Universitas Udayana sudah semestinya memiliki fasilitas bangunan penampungan sampah yang mampu mengelola sampah secara terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui opini atau pendapat civitas mengenai kebutuhan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman dan dapat menentukan kelayakan perencanaan layout TPS 3R yang terdapat dalam standar petunjuk teknis TPS 3R tahun 2017 di Kampus Sudirman Universitas Udayana yang ditinjau dari aspek teknis. Perolehan data primer dilakukan dengan metode observasi dan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan TPS 3R. Hasil penelitian menggunakan metode kuesioner, diperoleh nilai rata – rata skor 85,5% yang artinya responden sangat setuju dengan adanya pengadaan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman, dan diperoleh rata – rata skor 84,5% yang artinya sangat setuju dengan adanya fasilitas bangunan sesuai kriteria standar teknis bangunan TPS 3R, sedangkan pada aspek teknis menghasilkan perencanaan pengelolaan sampah berupa, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Perencanaan layout TPS 3R direncanakan memiliki 10 area. Pada perencanaan lokasi direncanakan akan dibangun di area Kampus Sudirman dengan luas 184 m², dengan perencanaan konstruksi bangunan sesuai dengan Standar Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017, serta aksesibilitas jalan yang layak dan utilitas atau fasilitas pendukung seperti, instalasi listrik, instalasi air, wadah komunal, pembatas, ruang sanitasi, dan saluran drainase. ABSTRACT Salah satu tempat yang memiliki potensi menhasilkan sampah adalah kampus perguruan tinggi atau universitas. Dengan aktivitas rutin, tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap harinya yang dapat dihasilkan yaitu, sampah kertas, sampah plastik, sampah basah, sampah medis, sampah residu, dan sampah kaca. Fasilitas bangunan penampungan sampah yang ada di lingkungan Universitas tidak semua memiliki layout yang sesuai dengan konsep Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (reduce, reuse, dan recycle). Ditinjau dari sampah yang dihasilkan, yaitu 4,91 m³/hari, dan berat sampah sebesar 270,82 kg/hari, Universitas Udayana sudah semestinya memiliki fasilitas bangunan penampungan sampah yang mampu mengelola sampah secara terpadu. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui opini atau pendapat civitas mengenai kebutuhan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman dan dapat menentukan kelayakan perencanaan layout TPS 3R yang terdapat dalam standar petunjuk teknis TPS 3R tahun 2017 di Kampus Sudirman Universitas Udayana yang ditinjau dari aspek teknis. Perolehan data primer dilakukan dengan metode observasi dan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan TPS 3R. Hasil penelitian menggunakan metode kuesioner, diperoleh nilai rata – rata skor 85,5% yang artinya responden sangat setuju dengan adanya pengadaan fasilitas bangunan penampungan sampah di Kampus Sudirman, dan diperoleh rata – rata skor 84,5% yang artinya sangat setuju dengan adanya fasilitas bangunan sesuai kriteria standar teknis bangunan TPS 3R, sedangkan pada aspek teknis menghasilkan perencanaan pengelolaan sampah berupa, pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Perencanaan layout TPS 3R direncanakan memiliki 10 area. Pada perencanaan lokasi direncanakan akan dibangun di area Kampus Sudirman dengan luas 184 m², dengan perencanaan konstruksi bangunan sesuai dengan Standar Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017, serta aksesibilitas jalan yang layak dan utilitas atau fasilitas pendukung seperti, instalasi listrik, instalasi air, wadah komunal, pembatas, ruang sanitasi, dan saluran drainase.
Pengaruh Jenis Kemasan Terhadap Karakteristik Teh Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) Selama Penyimpanan Maria Elfira Semana; Pande Ketut Diah Kencana; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 1 (2021): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i01.p10

Abstract

ABSTRAK Bambu tabah termasuk kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Monocotyledoneae, ordo Graminales, famili Gramineae, sub famili Bambusoideae genus Gigantochloa, spesies Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz. Bambu tabah merupakan varietas asli yang berasal dari Pupuan-Tabanan dan banyak dibudidayakan di desa Payangan Gianyar. Penelitian ini dilakukan degan tujuan untuk menentukan kemasan yang dapat mempertahankan karakteristik yang terdapat pada teh daun bambu tabah dengan perlakuan pengemasan menggunakan tiga jenis kemasan yang berbeda yang disimpan pada inkubator dengan suhu 30 °C ± 3 dengan lama penyimpanan enam minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor yaitu penggunaan jenis kemasan yang berbeda dan lama waktu penyimpanan. Faktor pertama terdiri dari tiga taraf yaitu, (K1) : Alumunium Foil, (K2) : Plastik Polipropilen (PP), dan (K3) : Paper Sack. Faktor kedua terdiri dari tiga taraf yaitu, (T1) : 14 hari penyimpanan, (T2) : 28 hari penyimpanan, dan (T3) : 42 hari penyimpanan. Parameter yang diamati dalam penelitian terdiri dari Kadar Air, Laju Pengeringan, pH, Total Asam, Total Fenol, Total Flavonoid, dan Uji Organoleptik terdiri dari warna, aroma, dan rasa pada daun teh bambu tabah yang diseduh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan fenol tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan jenis kemasan alumunium foil selama penyimpanan 42 hari yaitu 119.354 mg/100g dan total flavonoid yang tertinggi atau terbaik terdapat pada perlakuan penggunaan jenis kemasan alumunium foil selama penyimpanan 42 hari yaitu 27.419 mg/100g. ABSTRACT Rigid bamboos include kingdom Plantae, division Magnoliophyta, class Monocotyledoneae, order Graminales, family Gramineae, sub family Bambusoideae genus Gigantochloa, species Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz Tabah bamboo is a native variety originating from Pupuan-Tabanan and is widely cultivated in Payangan Gianyar village. This research was conducted with the aim of determining the packaging that can maintain the characteristics contained in tabah bamboo leaf tea with packaging treatment using three different types of packaging stored in an incubator at a temperature of 30 ° C ± 3 with a storage time of six weeks. This study used a completely randomized design (CRD) which consisted of two factors, namely the use of different types of packaging and storage time. The first factor consists of three levels, namely, (K1): Aluminum Foil, (K2): Polypropylene Plastic (PP), and (K3): Paper Sack. The second factor consists of three levels, namely, (T1): 14 days of storage, (T2): 28 days of storage, and (T3): 42 days of storage. The parameters observed in the study consisted of moisture content, drying rate, pH, total acid, total phenol, total flavonoids, and organoleptic tests consisting of color, aroma, and taste of brewed tabah bamboo tea leaves. The results showed that the highest phenol content was found in the treatment of using aluminum foil packaging for 42 days, which was 119,354 mg / 100g and the highest or best total flavonoids were found in the treatment of using aluminum foil packaging for 42 days, namely 27,419 mg / 100g.
Strategi Pengendalian Pascapanen Mutu Tomat (Solanum lycopersicum) di Desa Angseri Kabupaten Tabanan Bali. Jun Marito Siahaan; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; I Wayan Tika
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.192 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p24

Abstract

Tingginya kerusakan tomat selama pascapanen merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam memenuhi harapan konsumen. Pengendalian pascapanen merupakan kegiatan akhir yang harus dilakukan untuk dapat menjaga mutu tomat tetap dalam kondisi baik. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi kepentingan dan kepuasan konsumen yang menjadi atribut kunci serta menganalisis penyebab kemunduran mutu tomat dan menganalisis strategi yang tepat untuk mengendalikan mutu tomat. Kepentingan dan kepuasan konsumen akan mutu tomat dikonversikan dengan metode IPA (Importance Performance Analysis). Atribut mutu tersebut yaitu tampilan segar, kebersihan kulit buah, warna kulit buah, rasa manis dan asam, kadar air tomat, dan bebas dari rasa asing. Penurunan mutu tomat disebabkan oleh beberapa faktor berikut: (1) bahan baku yaitu: cara panen, perawatan setelah panen, teknir sortir, pengemasan, (2) manajemen yaitu: penerapan food safety management, (3) tenaga kerja yaitu: kurang skll, (4) lingkungan yaitu: bencana alam, iklim dan cuaca, (5) mesin dan metode yaitu: transportasi dan penyimpanan. Formulasi dan penentuan strategi prioritas dilakukan dengan pendekatan Strengths Weakness (SWOT) dan Opportunities Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM). Skor bobot matriks faktor internal yang diperoleh adalah 3,193 yang berarti berada pada posisi kuat sementara pada matriks faktor eksternal memperoleh skor adalah 3,125 yang berarti peluang belum diptimalkan dan ancaman masih belum dapat diatasi. Prioritas tertinggi yang dapat dipilih sebagai alternatif strategi adalah penambahan modal investasi juga mengendalikan penanganan budidaya dan pascapanen di optimalkan serta memproduksi tomat yang berkualitas dan juga memanfaatkan teknologi terbarukan dengan bobot sebesar 6,019. The high potential of damaged tomatoes during postharvest is one of the mostly faced problem in satisfying costumer expectation. Postharvest handling is the final step that required to maintain good quality of tomatoes. The purpose of this study to identify costumers need and satisfaction, analyze the cause of tomatoes quality deterioration and analyze the right strategies to control quality of tomatoes. The customers need and satisfaction converted using IPA (Importance Performance Analysis) method. The quality attributes as follow: fresh, clean, color, sweet and acid taste, moisture content, and no extraneous taste. The quality deterioration of tomatoes caused some of factors such as : (1) raw material: harvest method, postharvest handling, sorting method, packaging; (2) management system : food safety management application; (3) human resources : training and skills; (4) environment : natural disaster, climate and weather change; (5) equipment and method application : transportation and storage method. The formulation and strategies determination using Strengths Weakness Opportunities and Threats (SWOT) and Opportunities Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) approaches. The final internal factor matrix is 3,193 which means on strong position and the final external factor matrix is 3,125 which means the opportunities are not fully optimized yet and the threats are not solved. The highest priorities that can be chosen as the alternative strategy are increasing investment assets while controlling cultivation development and optimized the postharvest practices to produce the best quality of tomatoes using renewable technology up to 6,019.
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus : PT. Bali Maya Permai Food Canning Industry) Tessa Apriani Aruan; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; I Nyoman Sucipta
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.621 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p12

Abstract

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang disebarkan kepada 80 karyawan di PT. Bali Maya Food Canning Industry. Hasil Uji Regresi Linear menunjukkan pengaruh variabel X1 (keselamatan kerja) sebesar 68,28% dan pengaruh variabel X2 (kesehatan kerja) sebesar 75,39% terhadap variabel Y (kinerja karyawan). Hal tersebut menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Occupational Safety and Health Program is a system of programs created for both workers and entrepreneurs as an effort to prevent occupational accidents and illnesses caused by working relationships within the working environment. The research aims to determine the influence of occupational safety and health to employee performance and to know how much the impact of occupational safety and health is the employee performance. This method of research uses questionnaires as a data collection tool distributed to 80 employees at PT. Bali Maya Food Canning Industry. Linear regression test results show the effect of the X1 variable of 68,28% and the effect of the X2 variable of 75,39% against the Y variable. It shows that occupational safety and health have a positive effect on the employee’s performance.
ANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING Novel - Pardosi; I. G. N. Apriadi Aviantara; I Wayan Widia
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 2 No 2 (2014): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.545 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis rantai nilai pada sistem rantai pasokan komoditas stroberi segar yang terjadi di desa candi kuning, untuk mengetahui pelaku yang terlibat dalam agribisnis komoditas stroberi telah menerima bagian hasil yang sesuai dengan aktivitas dalam bisnis. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dalam bentuk data kualitatif dan kuantitatif dianalisis menggunakan pendekatan analisis rasio biaya manfaat. Hasil analisis rasio biaya manfaat menunjukkan tidak ada perbedaan dalam tingkat kelayakan yang diperoleh oleh bisnis dalam rantai pasokan bisnis stroberi komoditas di desa Candi Kuning. Secara umum semua bisnis yang terlibat dalam rantai bisnis kegiatan komoditas stroberi memiliki keuntungan yang layak. Keuntungan terbesar yang diterima oleh operator bisnis ritel 2:17 menguntungkan sebagian besar usaha kecil yang diterima petani dalam jumlah 1:27. Di antara tiga jenis karakteristik petani, petani mampu menjual langsung ke komoditas konsumen akhir menghasilkan keuntungan lebih besar dalam jumlah 1,90. Dengan hasil penjualan kepada konsumen dan biaya pedagang yang dikeluarkan pada petani dan pengepul, maka total rasio biaya manfaat dalam bisnis stroberi segar di desa Candi Kuning adalah pada 1:36 dengan kata lain kegiatan penanam dan pengumpul stroberi stroberi dan pengecer di Desa Candi Kuning layak secara ekonomi untuk dilakukan. The research aimed to know of the analysis of value chain in the commodity supply chain system of fresh strawberries that occurred in candi kuning village, to know the actors involved in agribusiness commodity strawberries has received the results section that corresponds to the activity in the business . This research was conducted by survey method . In this study, the data obtained in the form of qualitative and quantitative data were analyzed using analysis approach benefit cost ratio. The results of the analysis of the benefit cost ratio showed no difference in the level of feasibility acquired by businesses in the supply chain of commodity strawberries business in Candi Kuning village. Generally all businesses involved in the commodity business activity chain strawberries have a decent profit . The greatest gains received by businesses operators a retail 2:17 benefit most small businesses received by farmers in the amount of 1:27 . Among the three kinds of characteristics of farmers, farmers are able to sell directly to the end consumer commodity earn greater profits in the amount of 1.90 . With the result of the sale to the consumer and the merchant costs incurred on farmers and collectors, then the total benefit cost ratio in the businesses of fresh strawberries in the village of Candi Kuning is at 1:36 in other words activities strawberry growers and collectorsstrawberries and retailers in the Village Candi Kuning is economic worthy to be done.
Distribusi Serapan Sayur Paprika pada Rantai Pasok di Kecamatan Baturiti I Gusti Ayu Indah Kusuma Dewi; I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara; I Wayan Widia
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 1 (2020): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.853 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i01.p15

Abstract

This study aimed to determine the marketing distribution channel to analyze the absorption of paprika from the farmer in Baturiti district to the last costumers to calculate the marketing margins obtained in each distribution channel. This research was conducted in July-August 2018. This study used purposive sampling survey. There are five distribution channels of paprika from the farmer in Baturiti regency to the last costumers namely: 1st line (Farmer ? Traditional Market Trader ? costumers), 2nd line (Farmer ? Local Collector ? City Collector? Consumer), 3rd line (Farmer ? Local Collector ? City Collector? Costumer), 4th line (Farmer ? City Collector? Consumer), 5th line (Farmer ? City Collector? Consumer). The distribution shows that the rate market of paprika and farmer produce 2.655 monthly. Absorption of paprika rate that is distributed by farmer to local collector, city collector, and traditional market are 25,6 percent, 38,8 percent, 35,6 percent. Paprika that is distributed by local collector to city collector and traditional market are 19,6 percent them 6 percent. City collector obtain 58,4 percent paprika from farmer and local collector then later distribute 29,8 percent, 21,5 percent, 7,1 percent the paprika to each hotel or restaurant, supermarket, and traditional market. City collect obtain 58,4 percent paprika for faram and local collect then later distribution the to hotel or restaurant, supermarket and traditional market by the percentage of 29,8 percent, 21,5 percent, 7,1 percent respectively. Based on the five lanes determined in this study, lane III is the longest distribution, but the lane has the highest marketing margin and profit margin, lane III and V. Line I is the shortest distribution path of the five lanes, and has a marketing margin and lowest profit because the marketing costs incurred are small and the selling price at the final consumer level is also the lowest among the other five lines.