Garuda - Garba Rujukan Digital

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH TERHADAP KEPARAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI Putu Rarassani; I Nyoman Wiryawan; I Made Putra Swi Antara
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i2.P11

Penyakit Jantung Koroner atau PJK merupakan salah satu penyebab mortalitas utama pada orang dewasa. PJK disebabkan oleh banyak faktor dimana salah satu faktor yang masih menjadi perdebatan adalah kadar asam urat dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar asam urat dalam darah terhadap keparahan PJK di RSUP Sanglah Denpasar Bali. Jenis penelitian cross-sectional analitik dengan metode pengambilan data consecutive sampling, dari rekam medis dan data laboratorium kateterisasi jantung pada Juni 2017 sampai Agustus 2018. Subjek dari penelitian merupakan pasien yang melakukan kateterisasi di laboratorium kateterisasi pelayanan jantung terpadu RSUP Sanglah. Keparahan PJK dilihat dari skor vessel disease (0VD, 1VD, 2VD, 3VD) hasil kateterisasi dan kadar asam (mg/dl) dari hasil pemeriksaan laboratorium pada data rekam medis. Data dianalisis bivariat dengan uji korelasi dan multivariat dengan regresi linear pada 196 sampel (166 laki-laki dan 30 perempuan). Laki-laki dengan kadar asam urat ? 7 mg/dl dominan PJK 3VD 42,3% (p = 0,02 r = 0,15), analisis multivariat (p = 0,031). Perempuan dengan kadar asam urat ? 6 mg/dl dominan PJK 3VD 33,3% (p = 0,13 r = - 0,20). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar asam urat dalam darah berhubungan signifikan dan sangat lemah dalam meningkatkan keparahan penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki. Kadar asam urat bukan merupakan faktor tunggal melainkan dipengaruhi juga oleh faktor usia dan kadar kolesterol LDL. Sementara pada perempuan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar asam urat dalam darah terhadap keparahan PJK. Kata kunci: asam urat, keparahan, penyakit jantung koroner

Cryptogenic Stroke: A Challenge in Diagnosis and Management Sidhi Laksono Purwowiyoto; Budhi Setianto; Gea Panindhita; Reynaldo Halomoan; I Nyoman Wiryawan
Jurnal Kardiologi Indonesia Vol 42 No 3 (2021): Indonesian Journal of Cardiology: July - September 2021
Publisher : The Indonesian Heart Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30701/ijc.1149

Ischemic stroke is responsible for 85% of all stroke globally. However, the etiology of around a quarter of ischemic stroke are undetermined, this is called cryptogenic stroke. This kind of stroke affects younger population. Several mechanism are associated with the incidence of cryptogenic stroke such as paroxysmal atrial fibrillation, patent foramen ovale, atherosclerosis, and atrial cardiopathy. Despite many advanced knowledge on stroke generally, cryptogenic stroke is still a challenge in clinical settings. To understand more about cryptogenic stroke, a new term of embolic strokes of undetermined source (ESUS) is proposed and may need a specific workup. Specific workup aims to detect any silent risk factors and also to evaluate the cardiac structure. The term of ESUS also leads to the understanding that cryptogenic stroke is highly related to embolic mechanism and anticoagulation administration might benefit the patients. However, the result of several recent studies showed that anticoagulant was not superior to antiplatelet, and antiplatelet is still the preferred treatment. Studies on PFO closure also shows different result, but the majority of the trials showed benefit of PFO closure in reducing the risk of stroke recurrence.

Kadar low density lipoprotein (LDL) tinggi berhubungan dengan peningkatan severitas sindrom koroner akut Irma Ersalina Br Karo; Ida Bagus Rangga Wibhuti; I Nyoman Wiryawan
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Background: Acute coronary syndrome (ACS) is a collection of symptoms that caused by disruption of coronary arteries so that decreasing the oxygen levels to the heart muscle (myocardium). Low-density Lipoprotein (LDL) is a lipid-carrying lipoprotein with the strongest predisposing factor compared to other cholesterol in supporting the formation of atheroma plaques in blood vessels that flow through the heart muscle in patients with acute coronary syndrome.Methods: This study is an analytic cross-sectional observational study aimed at seeing whether there is a relationship between levels of Low Density Lipoprotein (LDL) with an increase in severity of acute coronary syndrome. The population of this study were patients with a diagnosis of acute coronary syndrome at Sanglah Hospital Denpasar from July 2018 – January 2019. The relationship between LDL levels and severity of acute coronary syndrome was analyzed using Spearman correlation test and multivariate analysis in the form of discriminant analysis to analyze the relationship of LDL levels with severity of acute coronary syndrome compared with other risk factors as confounding variables.Results: Spearman correlation test showed that there was a significant positive relationship between LDL levels and severity of acute coronary syndrome with p = 0.01 and Spearman’s correlation coefficient of +0.365. The result of the study of discriminant analysis test also showed that there was a significant positive relationship between LDL levels and severity of acute coronary syndrome after being analyzed along with confounding variables with a value of p = 0.004.Conclusions: There was a significant positive relationship between LDL levels and severity of acute coronary syndrome at RSUP Sanglah Latar Belakang: Sindrom koroner akut merupakan suatu sekumpulan gejala yang disebabkan adanya gangguan pada arteri koronaria sehingga kadar oksigen menuju otot jantung (miokardium) mengalami penurunan. Low-Density Lipoprotein (LDL) merupakan lipoprotein pengangkut lipid dengan faktor predisposisi terkuat dibandingkan kolesterol lain dalam mendukung pembentukan plak ateroma pada pembuluh darah yang mengaliri otot jantung pada penderita sindrom koroner akut. Metode: Penelitian ini bersifat observasional cross-sectional analitik yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dengan peningkatan severitas sindrom koroner akut. Populasi dari penelitian ini merupakan pasien dengan diagnosis sindrom koroner akut di RSUP Sanglah Denpasar pada Juli 2018 – Januari 2019. Hubungan antara kadar LDL dengan severitas sindrom koroner akut dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman serta analisis multivariat berupa uji analisis diskriminan untuk menganalisis hubungan kadar LDL dengan severitas sindrom koroner akut dibandingkan dengan faktor resiko lain sebagai variabel perancu.Hasil: uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan positif bermakna antara kadar LDL dengan severitas sindrom koroner akut dengan nilai p = 0.01 serta koefisien korelasi Spearman sebesar +0,365. Hasil penelitian pada uji analisis diskriminan juga menunjukkan terdapat hubungan positif bermakna antara kadar LDL dengan severitas sindrom koroner akut setelah dianalisis bersama variabel perancu, dengan nilai p = 0,004.Simpulan: Terdapat hubungan yang positif yang bermakna antara kadar LDL dan severitas sindrom koroner akut pada pasien sindrom koroner akut di RSUP Sanglah

Gagal atrium kiri: terminologi yang perlu diketahui Sidhi Laksono Purwowiyoto; Budhi Setianto; I Nyoman Wiryawan; Steven Philip Surya
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Heart failure is the terminal stage of all the heart pathological conditions. The common understanding in heart failure is always preceded by left ventricular dysfunction. There are several clinical studies that indicate heart failure might occur without prior left ventricular dysfunction. Left atrial dysfunction may have more important roles than we previously thought in the context of heart failure. The atrium has a unique and different anatomical structure and function compared to the ventricles. Left atrial failure can occur independently of left ventricular dysfunction or mitral valve abnormalities. Atrial failure, similar to ventricular failure, could also cause or initiate global heart failure. The mechanism of atrial failure can be caused by fibrosis, electrical and mechanical dysfunction. Through this article, we would emphasize that atrial failure also has clinical significance and may explain heart failure with the condition of the sustained ejection fraction.Â Gagal jantung adalah hasil akhir dari semua kondisi patologi di jantung. Terminologi umum dalam gagal jantung selalu didahului oleh disfungsi ventrikel kiri. Ada beberapa studi klinis yang menunjukkan gagal jantung mungkin terjadi tanpa disfungsi ventrikel kiri sebelumnya. Disfungsi atrium kiri mungkin memiliki peran penting lebih dari pada yang kita pikirkan sebelumnya pada kondisi gagal jantung. Berbeda dengan ventrikel, atrium memiliki struktur anatomis dan fungsi yang unik dan berbeda. Â Gagal atrium kiri dapat terjadi secara independen terhadap disfungsi ventrikel kiri dan kelainan katup mitral. Seperti halnya ventrikel kiri, gagal atrium dapat menyebabkan gagal jantung secara global. Mekanisme gagal ventrikel dapat disebabkan dari fibrosis, disfungsi elektrik dan mekanik. Melalui artikel ini, kami akan menjelaskan bahwa kegagalan fungsi atrium juga memiliki signifikansi klinis dan mungkin menjelaskan gagal jantung dengan kondisi fraksi ejeksi yang dipertahankan.

Efek ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap ekspresi matrix metalloproteinase-1 dan hipertrofi jantung pada mencit yang terpapar asap rokok I Made Agus Endra Permana; I Nyoman Wiryawan; Wayan Aryadana; I Gde Raka Widiana; I Gusti Kamasan Nyoman Arijana; I Made Satria Yudha Dewangga
Intisari Sains Medis Vol. 12 No. 2 (2021): (Available Online: 1 August 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Introduction: Sambiloto (Andrographis paniculata) is a plant that is often used in traditional medicine and is known to have antioxidant, anti-inflammatory and cardiovascular effects. There are many studies of sambiloto on inflammatory markers, but there is no study on the effect of sambiloto on MMP-1 expression. The purpose of this study was to determine the effect of sambiloto on MMP-1 expression and cardiac hypertrophy in mice exposed to cigarette smoke.Methods: This research is an experimental analytic study with a randomized post test only control group design. Thirty-two healthy male Swiss Webster mice aged 8-10 weeks weighing 20-30 grams were divided into 4 groups, namely: control group (standard feed + exposure to cigarette smoke), P1 (standard feed + exposure to cigarette smoke + sambiloto extract 18 mg/ kg BW), P2 (standard feed + exposure to cigarette smoke + sambiloto extract 29 mg/kg BW), P3 (standard feed + exposure to cigarette smoke + sambiloto extract 40 mg/kg BW). All groups were followed for 60 days.Results: There was a significant difference in MMP-1 expression between the control group and all treatment groups. There were significant differences in MMP-1 expression between groups P1 and P2, and between P1 and P3 groups. There was a significant difference in heart weight/weight ratio between the control group and all treatment groups. There was a significant difference in the heart weight/body weight ratio between the P1 and P3 groups.Conclusion: The administration of sambiloto extract decreased the expression of MMP-1 with a tendency for its effect to increase with increasing dose and the optimal dose was found in the sambiloto extract 29 mg/kg BW. The difference in the effect of sambiloto extract on cardiac hypertrophy only appeared after the dose was increased to 40 mg/kg BW Latar Belakang: Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman yang sering dipakai dalam pengobatan tradisional dan diketahui mempunyai efek antioksidan, anti inflamasi dan efek pada sistem kardiovaskular. Terdapat banyak penelitian sambiloto terhadap marker inflamasi, tetapi belum ada penelitian tentang efek ekstrak sambiloto terhadap ekspresi MMP-1. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak sambiloto terhadap ekspresi MMP-1 dan hipertrofi jantung pada mencit yang terpapar asap rokok.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik eksperimental dengan rancangan randomized post test only control group design. Tiga puluh dua mencit Swiss Webster jantan sehat berumur 8-10 minggu dengan berat 20-30 gram dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: kelompok kontrol (pakan standar + paparan asap rokok), P1 (pakan standar + paparan asap rokok + ekstrak sambiloto 18 mg/kg BB), P2 (pakan standar + paparan asap rokok + ekstrak sambiloto 29 mg/kg BB), P3 (pakan standar + paparan asap rokok + ekstrak sambiloto 40 mg/kg BB). Semua kelompok diikuti selama 60 hari.Hasil: Terdapat perbedaan signifikan ekspresi MMP-1 antara kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan signifikan ekspresi MMP-1 antara kelompok P1 dengan P2, dan antara P1 dengan P3. Terdapat perbedaan signifikan rasio berat jantung/berat badan antara kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan signifikan rasio berat jantung/berat badan antara kelompok P1 dengan P3. Simpulan: Pemberian ekstrak sambiloto menurunkan ekspresi MMP-1 dengan kecenderungan efeknya meningkat dengan peningkatan dosis dan dosis optimal terdapat pada ekstrak sambiloto 29 mg/kg BB. Perbedaan efek ekstrak sambiloto terhadap hipertrofi jantung baru muncul setelah dosis ditingkatkan menjadi 40 mg/kg BB.

Efek ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap ekspresi vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) dan intimal media thickness (IMT) pada mencit yang terpapar asap rokok I Made Adi Satria Darma; Wayan Aryadana; I Nyoman Wiryawan; I Gede Raka Widiana; I Gusti Nyoman Kamasan Arijana; Made Satria Yudha Dewangga
Intisari Sains Medis Vol. 12 No. 3 (2021): (Available online: 1 December 2021)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Introduction: Sambiloto (Andrographis paniculata) is a plant that spread almost throughout the Indonesian archipelago and has been used for a long time as traditional medicine. Several previous literatures reported that sambiloto has anti-inflammatory and antioxidant effects, so its use is useful in cardiovascular disease, especially in reducing the process of atherosclerosis. The purpose of this study was to determine the effect of giving sambiloto extract on markers of inflammation and atherosclerosis in the form of VCAM-1 expression and IMT in mice exposed to cigarette smoke.Methods: This study used an experimental analytical method with a post-test-only group design. Using 32 healthy adult male mice weighing 20-30 grams were divided into four treatment groups, namely: control group (P0) only given exposure to cigarette smoke and treatment group 1 (P1), 2 (P2), and 3 (P3) given exposure cigarettes and sambiloto extract with doses of 18, 29, and 40 mg/kg/day. Exposure is given for 60 days, then the VCAM-1 expression and IMT in the aortic arch were examined histologically.Results: There were significant differences in VCAM-1 expression and IMT between the control group and all treatment groups. There was a significant decrease in VCAM-1 expression between P1 and P2 and P2 and P3. There was a significant decrease in IMT between P1 and P2 and P2 and P3.Conclusion: Sambiloto extract has effect in decreasing VCAM-1 expression and IMT. That effect strengthens with increasing dose. The maximum effect is obtained with the use of a dose of 40 mg/kg/day. Latar Belakang: Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman yang tersebar hampir di seluruh nusantara dan telah digunakan sejak lama oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Dari beberapa literatur sebelumnya melaporkan sambiloto memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan sehingga bermaafaat dalam bidang penyakit kardiovaskular terutama mengurangi proses aterosklerosis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian ekstrak sambiloto terhadap petanda inflamasi dan atherosklerosis berupa ekspresi VCAM-1 dan IMT pada mencit yang terpapar asap rokok. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik eksperimental dengan rancangan post test only group design. Menggunakan 32 ekor mencit jantan dewasa kondisi sehat dengan berat 20-30 gram dibagi menjadi empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (P0) hanya diberikan paparan asap rokok dan kelompok perlakuan 1 (P1), 2 (P2), dan 3 (P3) diberikan paparan rokok sigaret dan ekstrak sambiloto dengan dosis 18, 29, dan 40 mg/kg/hari. Paparan diberikan selama 60 hari, kemudian dilakukan pemeriksaan histologi ekspresi VCAM-1 dan IMT pada arkus aorta mencit.Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna ekspresi VCAM-1 dan IMT antara kelompok kontrol dengan semua kelompok perlakuan. Terdapat penurunan bermakna ekspresi VCAM-1 antara P1 dengan P2 dan P2 dengan P3. Terdapat penurunan bermakna tebal IMT antara P1 dengan P2 dan P2 dengan P3.Simpulan: Ekstrak sambiloto memiliki efek menurunkan ekspresi VCAM-1 dan tebal IMT. Efek tersebut meningkat dengan peningkatan dosis. Efek maksimal diperoleh dengan penggunaan dosis 40 mg/kg/hari.

Title

Found 6 Documents
Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title Search

Found 6 Documents Search

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Title

Found 6 Documents
Search