Unggul Punjung Juswono
Universitas Brawijaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN DAN PENGUKURAN DOSIS SERAP RADIASI SINAR X PADA PERMUKAAN PANTOM KEPALA (SKULL PHANTOM) MENGGUNAKAN METODE ENTRANCE SKIN EXPOSURE (ESE) Widyanti, Kurnia Nur; Noor, Johan Andoyo; Juswono, Unggul Punjung
Physics Student Journal Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entrance skin Exposure (ESE) is a method of determining  surface absorbtion dose in radiation protection. To measure the ESE, we used a the phantom that was made from acrylic and aluminium designed by home made with instruction of American Association of Physicts in Medicine 31 (AAPM 31). This work was aimed to study how far the home phantom comply the AAPM 31 standart. ESE measurements employed x-ray radiaton source of Trophy Omnic  N60 and radiaton detector of Ionisation chamber type. Measurements of radiation were carried out, they were on primary radiation and exit radiation. The result showsed that ESE value from the measurement was 43,55X10-6 c/kg. There was not much different from the ANSI’s phantom as 54,44x10-6 c/kg. ESE’s value shows an equivalence with value of the theory. Therefore,  it could be concluded that ordinary acrylic could be used as alternative material for a phantom that be more efisien.
Pengukuran Neutron Cepat di Ruang LInac Medis Menggunakan Detektor Jejak Nuklir CR-39 Firmansyah, Muhammad Agus; Juswono, Unggul Punjung; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akselerator linear medis (linac) merupakan pesawat pemercepat partikel yang digunakan dalam radioterapi. Linac dapat menghasilkan foton sinar-X energi tinggi yang sangat efektif untuk menyembuhkan tumor atau kanker. Akan tetapi linac yang dioperasikan lebih dari 8 MV dapat menghasilkan radiasi tambahan berupa neutron. Neutron tersebut dapat meningkatkan dosis pada pasien selama proses terapi maupun pada pekerja. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran neutron untuk mengetahui distribusi dosis dan fluks neutron, khususnya neutron cepat, di ruang linac medis tersebut. Pengukuran neutron dilakukan dengan menggunakan detektor jejak nuklir CR-39, yang dilapisi radiator polietilen dan filter tembaga (Cu). Detektor dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan sumber neutron standar 241Am-Be di laboratorium neutron PTKMR-BATAN dan diperoleh kurva kalibrasi berupa garis lurus linear. Sejumlah detektor kemudian diletakkan pada beberapa titik di ruangan 10 MV linac medis di rumah sakit Siloam Simatupang. Setelah penyinaran, detektor dietsa dengan larutan NaOH 6,25 N pada suhu 70ºC selama 7 jam, kemudian jejak pada detektor dihitung dengan menggunakan mikroskop optik. Hasil pengukuran menunjukkan distribusi dosis dan fluks neutron cepat di ruang linac medis tersebut nilainya bervariasi mulai dari yang terbesar di titik isocenter pada meja pasien, kemudian menurun seiring semakin jauh jaraknya dari isocenter, dan minimum pada ruang kontrol.
PENGARUH PAPARAN ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS PARU MENCIT (Mus musculus) Sativan, Reza; Juswono, Unggul Punjung; Wardoyo, Arinto Yudi Ponco
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab terbesar terjadinya polusi udara adalah asap kendaraan bermotor yang mengandung senyawa atau partikulat berbahaya. Kandungan tersebut dapat masuk dalam tubuh melaui proses respirasi dan membahayakan organ paru. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengukur partikel ultrafine yang terdapat pada asap kendaraan bermotor dan mengetahui bagaimana pengaruh asap kendaraan bermotor terhadap organ paru. Pada asap kendaraan bermotor mengandung partikulat matter berupa partikel ultrafine yang dapat masuk melalui saluran pernafasan dan sampai pada organ paru yang merupakan satu-satunya organ yang berhubungan dengan udara luar. Keberadaan senyawa dan partikulat di dalam tubuh akan membahayakan organ paru yang berperan penting untuk proses respirasi. Pada penelitian ini dilakukan pemberian asap yang berasal dari sepeda motor terhadap mencit sebanyak 3 kali setiap hari selama 10 hari dengan variasi pemberian asap sebanyak 6 perlakuan (0, 30, 60, 90, 120, dan 150 detik). Hasil penelitian ini didapatkan persentase kerusakan alveoli paru mencit mencapi 70% dan total partikel ultrafine mencapai 2,4x1010. Semakin lama pemberian asap, semakin besar total partikel ultrafine, semakin meningkat persentase kerusakan alveoli paru mencit.
PENGARUH PARTIKEL ULTRAFINE DALAM ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP ORGAN HATI MENCIT (Mus Musculus) BERDASARKAN PENGAMATAN MIKROSKOPIS Maysaroh, Sitti; Juswono, Unggul Punjung; Wardoyo, Arinto Yudi Ponco
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asap kendaraan bermotor menduduki posisi pertama sebagai sumber pencemaran udara. Asap kendaraan bermotor mengandung partikel ultrafine yang berbahaya bagi tubuh khususnya organ hati. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh partikel ultrafine yang berasal dari kendaraan bermotor terhadap organ hati. Pada penelitian dilakukan pengasapan terhadap hewan coba menggunakan 2 sepeda motor dengan 6 perlakuan. Pengasapan dilakukan selama 3 kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan semakin banyak partikel ultrafine yang diberikan maka semakin tinggi persentase kerusakan organ hati mencit. Selain itu terbukti jika salah satu kandungan asap kendaraan bermotor yaitu partikel ultrafine dapat merusak organ hati. Partikel ultrafine dapat masuk dalam tubuh melalui proses respirasi. Partikel ultrafine dapat menembus sel epitel paru dan mausk ke dalam peredaran darah yang akhirnya terbawa oleh darah menuju hati. Partikel ultrafine yang masuk dalam tubuh akan menyebabkan stress oksidatif dan peradangan yang pada akhirnya menimbulkan efek kerusakan. Pada penelitian ini persentase kerusakan sel hati akibat pengasapan mencapai 40% pada kendaraan bermotor 1 dan 44% pada kendaraan bermotor 2. Kata kunci : Asap kedaraan bermotor, Partikel ultrafine, Organ Hati.