Articles
Perubahan Garis Pantai Pada Morfologi Gisik Kantung di Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta
Anggardha Ayu Pratiwi;
Heryoso Setiyono;
Agus Anugroho Dwi Suryoputro;
Jarot Marwoto;
Alfi Satriadi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 4 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (295.538 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v2i4.9197
Pantai Baron merupakan salah satu pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Baron terletak di antara dua tebing terjal (cliff) sehingga terbentuk morfologi gisik kantung (pocket beach) yang memiliki hamparan pasir yang terbentuk dari hasil sedimentasi. Permasalahan utama di lokasi penelitian yaitu terjadi perubahan garis pantai yang cukup dinamis. Perubahan garis pantai yang terjadi di sepanjang pantai Baron dapat berupa proses abrasi dan akresi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui luasan perubahan garis pantai yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan garis pantai yang terjadi di pantai Baron selama kurun waktu 2010-2018. Total luasan abrasi yang terjadi adalah 2,75 ha dan total luasan akresi 1,07. Baron Beach is one of the beaches directly adjacent to the Indian Ocean, located in Kemadang Village, Tanjungsari Sub-District, Gunung Kidul Regency Special Region of Yogyakarta. Baron Beach is located between cliffs,with pocket beaches that have a stretch of sand formed from the destruction of organic matter millions of years ago. The main problem is the problem of coastline changes that occur over an annual period, having a fairly dynamic coastline change. The changes in coastline that occur along baron beach can be a process of abrasion and accretion. The purpose of this study is to find out the extent of the changes in the coastline that occur. The method used in this study is a descriptive quantitative method. Quantitative method due to research data in the form of numbers and analysis using statistics, is descriptive because this method makes an overview of an event and situation researched in a limited time with a specific region and produces an overview of the situation. The result of this study is that the changes in the coastline that occurred on baron beaches are quite dynamic in the period 2010-2018. The total area of abrasion occurred was 2.75 ha and the total accretion area was 1.07.
Current Patterns on East Season in The Northern Waters of The Sunda Strait
Ridho Tondang;
Kunarso Kunarso;
Jarot Marwoto;
Heryoso Setiyono;
Hariyadi Hariyadi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2768.248 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.7301
The northern waters of Sunda Strait is the first Indonesian Archipelagic Sea Lanes. (ALKI I) which is an important and a very crowded shipping lane. The first Indonesias Archipelagic Sea Lanes (ALKI 1) connects the marine traffic from Africa, West Australia to South China Sea, Japan and the other way around. Indonesia in determining the archipelagic sea lanes considers several criterias, one of them is the oceanographic condition which is the ocean currents. The purpose of this research is to examine the characteristic of the ocean current pattern in the northern waters of Sunda Strait. The stages of this research include the measurement of field data, field data processing, and hydrodynamics modeling. The research location was determined by purposive sampling method. The determination of the research location follows the path of bathymethry. The result of field measurement is processed then used as data validation of current simulation result of hydrodinamic model. The result of the hydrodynamics model simulation showing the direction of current in northern waters of Sunda Strait moving back and forth following the tidal periods. The direction of the dominant current in northern waters of Sunda Strait is to Northeast (flood current) and Southwest (ebb current). The current velocity in northern waters of Sunda Strait is approximately between 0,0122 m/s and 2,590 m/s. The maximum velocity of the current belongs to several observation points that located in the seabed. This is to be expected due to the impact of Indonesia Through Flow.
Studi Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut Akibat Air Bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Probolinggo Jawa Timur
Karunia Lasmarito Pintubatu;
Sugeng Widada;
Jarot Marwoto;
Alfi Satriadi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 2 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1188.798 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v2i2.8068
PLTU Paiton memanfaatkan air laut sebagai pendingin kondensor (air bahang) yang menghasilkan air bahang, yakni air buangan yang sebelumnya terpakai yang memiliki kondisi nilai suhu lebih tinggi dibanding suhu perairan di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran suhu permukaan laut akibat air bahang PLTU Paiton Probolinggo secara horizontal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Citra Landsat 8 TIRS perekaman 20 November 2019, suhu permukaan laut lapangan, arus permukaan laut lapangan, data curah hujan dari stasiun lokal PT.POMI Unit 7 dan 8, data pasang surut yang diterbitkan oleh PUSHIDROSAL, data Indian Ocean Dipole (IOD), dan peta RBI yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan metode yang digunakan untuk menentukan stasiun penelitian di lapangan adalah metode purposive sampling. Hasil pengolahan data suhu permukaan lapangan 20 November 2019 menunjukkan nilai suhu pada discharge canal sebesar 33o – 34o C. Sementara Hasil perekaman citra pada 20 November 2019 menunjukkan suhu akibat air bahang dengan nilai 33o – 34o C memiliki luas area 15,89 ha dan jarak terhadap tegak lurus pantai adalah 0,15 km. Suhu akibat air bahang dengan nilai 31o – 32o C memiliki luas area 140,35 ha dan jarak tegak lurus pantai adalah 0,2 km. Nilai RMSE antara suhu permukaan laut lapangan dengan perekaman Citra Landsat 8 TIRS sebesar 0.621388. Sebaran suhu permukaan laut di perairan PLTU Paiton dipengarui oleh arus yang bersifat pasang surut, cenderung bergerak ke arah Utara-Timur Laut dari discharge canal PLTU dengan kecepatan rerata kecepatan arus dari sekitar 0.6-1.2 m/s untuk komponen zonal dan sekitar 0.45 m/s untuk komponen meridional.
Analisa Spasial dan Temporal Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a selama 2 Dekade di Perairan Indonesia
Tri Wulandari Santoso;
Kunarso Kunarso;
Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (928.473 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v3i4.12384
Pemahaman pola variabilitas secara spasial dan temporal atas perubahan yang terjadi di lautan sangat penting dilakukan untuk pengelolaan laut. Lautan Indonesia merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan cekungan samudera yang berbeda di daerah tropis, sehingga memainkan peranan penting dalam samudera dan sistem iklim. Suhu permukaan laut (SST) dan Klorofil-a (Chl-a) seringkali digunakan untuk memantau kondisi Lautan terlebih dibawah pengaruh perubahan iklim. Perubahan kedua parameter yang signifikan sangat mempengaruhi produktivitas sumber daya lautan. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji variabilitas spasio temporal SST dan Chl-a di Laut Indonesia selama 2 dekade (2000-2020) dengan menggunakan data citra MODIS TERRA harian. Penelitian dilakukan dengan menganalisis sebaran spasial dan temporal SST dan Chl-a Laut Indonesia dan analisis temporal tiga daerah bagian, yaitu Laut Cina Selatan, Utara Papua, dan Selatan Jawa. Analisa ini didasarkan pada nilai anomali yang didapat dari pengurangan nilai parameter dengan nilai historis (rerata nilai seluruh data). Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan slope SST 0,024⁰C/tahun dan Chl-a 0,0012 mg-3/tahun di Indonesia. Slope positif juga ditemui pada ketiga daerah studi. Perairan Selatan Jawa memiliki slope yang paling tinggi dari Laut China Selatan dan Utara Papua. Variabilitas SST dan Chl-a Indonesia mengalami perubahan yang sangat variatif sejak 10 tahun terakhir.
Studi Komparasi Hasil Pengolahan Pasang Surut Dengan 3 Metode (Admiralty, Least Square Dan Fast Fourier Transform) Di Pelabuhan Malahayati, Banda Aceh
Lintang Fauzia Ichsari;
Gentur Handoyo;
Heryoso Setiyono;
Aris Ismanto;
Jarot Marwoto;
Muh Yusuf;
Azis Rifai
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 2 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (632.599 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v2i2.7985
Pelabuhan Malahayati menjadi alur lintas serta tempat sandar bagi peti kemas domestik. Untuk menjalankan aktifitas pelabuhan secara optimal serta merencanakan pembangunan pelabuhan, pengetahuan mengenai tipe dan karakteristik pasang surut sangat penting. Pengolahan data pasang surut dengan berbagai metode dapat memberikan hasil yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasang surut dan komponen harmonik pembangkit pada lokasi penelitian, mengetahui perbandingan hasil pengolahan pasang surut dengan metode admiralty, least square dan fast fourier transform. Serta melakukan prediksi elevasi pasang surut dengan metode least square pada waktu setelah penelitian. Validasi hasil pengolahan pasang surut dilakukan dengan menghitung nilai RMSE hasil pengolahan metode least square terhadap data lapangan. Ketiga metode menghasilkan tipe pasang surut Pelabuhan Malahayati yaitu tipe pasang surut harian ganda. Metode admiralty menghasilkan 9 komponen utama pasang surut, sedangkan metode least square menhasilkan sejumlah 68 komponen. Sementara metode FFT digunakan untuk mengidentifikasi 21 komponen harmonik pasang surut Pelabuhan Malahayati. Didapatkan dominasi komponen harmonik pasang surut pada Pelabuhan Malahayati, yaitu komponen semidiurnal (M2 dan S2). Didapatkan nilai RMSE pada hasil pengolahan sebesar 32 cm, sedangkan RMSE hasil prediksi sebesar 64 cm. Perbedaan nilai formzhal kurang dari 0.02 sedangkan perbedaan nilai amplitudo masing-masing komponen pasang surut kurang dari 0.1 meter. Malahayati Port serves as crossing lane and transit for domestic container ships. To carry out port activities optimally and design port development, knowledge of the types and characteristics of the tides in the location is very important. This study was to determine the tidal characteristics and harmonic components of the Malahayati Port, to compare the results of tidal processing using 3 methods (admiralty, least square and fast fourier transform) and to predict the elevation of tides after this study using the least square method. Validation on this study was done by calculating the RMSE between least square result and field data. All of the 3 methods resulted the Malahayati Port tidal type which was semi diurnal tide. The admiralty method produced 9 major components, while the least square produced 68 of tidal harmonic components. And the FFT is used to identify 21 harmonic components of the Malahayati Port. Obtained that the dominance of the tidal harmonic component at the Malahayati Port was semidiurnal component M2 and S2. Noted that the RMSE value between least square result and field data is 32 cm, while the prediction RMSE is 64 cm. Using 3 methods the Formzhal difference is less than 0.02 while the difference in the amplitude of tidal component is less than 0.1 meters.
Studi Sebaran Sedimen Dasar di Perairan Sungai Banjir Kanal Timur Semarang, Jawa Tengah
Nanda Rahmadi;
Sugeng Widada;
Jarot Marwoto;
Warsito Atmodjo;
Rikha Widiaratih
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 3 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (947.225 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v3i3.11707
Banjir Kanal Timur merupakan gabungan Tambak Lorok (Kali Banger) dan Kali Tenggang. Adapun sungai Banjir Kanal Timur melintasi kota Semarang bagian timur yang padat pemukiman dan industri. Banyak aktivitas manusia dan industri di sekitar daerah aliran sungai (DAS) ini. antara lain adalah industri tekstil, bahan makanan, bahkan terdapat tempat pelelangan ikan. Banyaknya aktiviitas manusia di sekitar wilayah sungai ini menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan seperti penurunan kualitas air dan peningkatan proses sedimentasi pada mulut muara merupakan permasalahan yang ditimbulkan. Proses sedimentasi di muara sungai yang terjadi terus menerus akan menyebabkan pendangkalan dan sulitnya akses untuk menuju ke laut lepas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen dasar di Perairan Banjir kanal Timur dan melihat pola arus yang mempengaruhi. Sedimen dasar diambil secara langsung juga melaukan pengukuran batimetri. Terdapat 10 stasiun yang menjadi daerah penelitian dimana 2 stasiun berada di Muara Sungai Banjir Kanal Timur, dan lainnya berada di perairan yang lebih dalam. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa jenis sedimen yang berada di Muara Sungai Banjir Kanal Timur adalah lanau dan daerah yang lebih dalam mengandung pasir. Pola arus pada Perairan Banjir Kanal Timur merupakan arus pasang surut.
Analisa Laju Sedimentasi di Dermaga 4 Pelabuhan Cigading 1 Provinsi Banten
Anisa Nabila;
Jarot Marwoto;
Petrus Subardjo;
Azis Rifai;
Warsito Atmodjo
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (826.212 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v3i1.9901
Dermaga 4 Pelabuhan Cigading 1 mengalami perubahan kedalamanyang diakibatkan oleh adanya sedimentasi apabila tidak ditindaklanjuti hal ini dapat mengganggu aktifitas kapal pada dermaga 4. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai laju sedimentasi yang terjadi di dermaga 4. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2020 – 30 Januari 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan pengambilan sampel sedimen untuk analisa ukuran butir sedimen dan nilai laju sedimentasi. Selain itu, data arus pasang surut dan debit sungai diperlukan untuk mengetahui pergerakan sedimen, sedangkan data batimetri digunakan untuk membandingkan perbedaan kedalaman antara tahun 2020 dengan tahun 2018. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sedimentasi terkecil terjadi pada stasiun 2 yang terletak di dekat laut yaitu sebesar 0.0789 gr/cm2/hari sedangkan nilai terbesar terdapat pada stasiun 6 yang terletak di muara sungai sebesar 2.7479 gr/cm2/hari. Hal ini membuat kedalaman dermaga mengalami perubahan kedalaman dalam kurun waktu 2 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa laju sedimentasi di daerah ini berasal dari Sungai Citayur.
Analisa Sebaran Klorofil-a dan Kualitas Air di Perairan Pulau Sintok, Karimunjawa, Jawa Tengah
Muhammad Sababa Alhaq;
Agus Anugroho Dwi Suryoputro;
Muhammad Zainuri;
Muslim Muslim;
Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 4 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (760.678 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v3i4.11728
Pulau Sintok termasuk di bagian zonasi pariwisata yang mana terdapat beberapa kegiatan tertentu yang terjadi di wilayah Pulau Sintok. Setiap kegiatan tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan dan keberadaan biota perairan, terutama fitoplankton. Fitoplankton menjadi parameter utama dalam perubahan kualitas air suatu perairan dikarenakan fitoplankton merupakan biota pertama yang merespon perubahan kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan distribusi klorofil-a dan kualitas perairan di Pulau Sintok. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 28 – 30 November 2019. Sampel air untuk analisa klorofil a diambil pada permukaan air, Adapun data kualitas air diukur secara exsitu. Hasil penelitian dari konsentrasi klorofil-a di lokasi perairan Pulau Sintok, Karimun Jawa, Jawa Tengah memiliki nilai konsentrasi yang berkisar antara 0,1401348 – 0,9097467 (mg/m3).Berdasarkan data diperoleh sebaran klorofil - a yang berbentuk divergen dari stasiun 1 sampai stasiun 10 dengan perbedaan yang tidak cukup signifikan. Hasil pengukuran suhu berkisar antara 28,3 °C – 29,5 °C; pengukuran salinitas memiliki nilai konsentrasi yang berkisar antara 32 ‰ – 35 ‰; pengukuran kecerahan berkisar antara 73,18 dan 100 %; derajat keasaman (pH) memiliki nilai konsentrasi yang berkisar antara 7 hingga 7,15; oksigen terlarut memiliki nilai konsentrasi yang berkisar antara 4,9 mg/l – 5,6 mg/l. Hubungan antara klorofil-a dan parameter kualitas air yang diukur secara korelasi regresi menunjukkan adanya persebaran yang bersifat divergen.
Kajian Fluktuasi Muka Air Laut Sebagai Dampak dari Perubahan Iklim di Perairan Semarang
Annisa Shalsabilla;
Heryoso Setiyono;
Denny Nugroho Sugianto;
Dwi Haryo Ismunarti;
Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 4, No 1 (2022): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14710/ijoce.v4i1.13183
Kota Semarang merupakan salah satu kota metropolitan yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang 13 km. Perairan Kota Semarang sendiri merupakan perairan terbuka yang berhubungan dengan Laut Jawa, dan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti angin, musim, cuaca, dan pasang surut yang berasal dari luar laut terbuka dan dipastikan akan selalu terkena dampak dari kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut merupakan salah satu ancaman terbesar yang diakibatkan oleh pemanasan global. Dengan adanya penurunan muka tanah di wilayah pantai Kota Semarang semakin memperparah dampak yang diakibatkan oleh kenaikan muka laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut di Perairan Semarang dan besar fluktuasi muka air lautnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis perhitungan laju kenaikan muka air laut menggunakan statistika regresi sederhana dengan Software Microsoft Excell. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat pola hubungan antara perubahan iklim dengan kenaikan muka laut, yaitu berupa naiknya suhu udara sebesar 0,003oC setiap tahunnya yang berbanding lurus dengan muka air laut yang naik sebesar 0,022 cm/tahun pada periode tahun 2011-2019.
Analisis Dinamika Permukaan Laut di Laut Jawa dengan Recurrent Neural Network Periode 1993 sampai 2019
Zamna Mujadida;
Heryoso Setiyono;
Gentur Handoyo;
Hariyadi Hariyadi;
Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 1 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (658.523 KB)
|
DOI: 10.14710/ijoce.v3i1.10661
Kenaikan muka air laut yang terjadi setiap tahun dapat disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak stabil. Perubahan iklim tersebut disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi yang merupakan dampak dari peningkatan gas rumah kaca. Kenaikan muka air laut dapat menyebabkan terganggunya aktivitas manusia terutama di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika perubahan permukaan laut di Laut Jawa dan memprediksi data masa depan menggunakan pendekatan machine learning dengan arsitektur jaringan Recurrent Neural Network (RNN). Data utama yang digunakan adalah data sea level anomaly di Laut Jawa dari tahun 1993 sampai 2019 yang diterbitkan Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) didukung peta RBI Indonesia dan peta arus permukaan di Laut Jawa. Hasil analisis menunjukkan terjadinya peningkatan nilai muka air laut sejak tahun 1993 sekitar 37,545 mm/tahun. Tren kenaikan tercepat muka air laut di Laut Jawa mencapai nilai 72,313 mm pada tahun 2015-2016 sedangkan tren paling lambat terjadi pada tahun 2002-2005 sekitar 16,7 mm. Perubahan tren muka air laut yang ekstrim terjadi pada tahun 1996-1998 dan pada tahun 2010-2016 dikarenakan terjadinya fenomena El Nino dan La Nina. Evaluasi model dari RNN didapatkan nilai MSE sebesar 0,0000343, nilai RMSE 0,0058564, nilai R2 0,993, dan nilai MAE 0,0045024. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan nilai error yang sangat kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa model RNN sangat akurat untuk memprediksi dinamika permukaan laut.