Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MEMBANGUN KARAKTER BERLANDASKAN TRI HITA KARANA DALAM PERSPEKTIF KEHIDUPAN GLOBAL Putu Ronny Angga Mahendra; I Made Kartika
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 2 (2021): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i2.34144

Abstract

Proses pendidikan karakter melalui konsep ajaran Tri Hita Karana disekolah adalah dengan cara mendidik siswa untuk selalu berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dengan membiasakan siswa untuk selalu berdoa (Trisandya) sebelum proses pembelajaran dimulai, selalu bersembahyang di pura yang ada disekolah, mengajarkan siswa untuk selalu sembahyang di rumah masing-masing sebelum berangkat kesekolah. Dengan mengajarkan rasa bhakti kepada Tuhan peserta didik diberikan pemahaman bahwa bhakti adalah merupakan kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan. Dengan selalu berbhakti kepada Tuhan maka peserta didik akan selalu memiliki sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan siswa akan mampu hidup rukun dengan temantemannya di sekolah maupun dengan pemeluk agama lain. Proses pendidikan karakter melalui implementasi ajaran Tri Hita Karana disekolah adalah melalui : 1) pendidikan dan latihan (soft skill dan enterprenership), 2) mengajak siswa untuk selalu menggali ilmu pengetahuan dan ketrampilan dari orang-orang yang sukses, 3) mengajak mahasiswa bergaul dalam orang-orang unggul dan pintar, 4) mengarahkan dan mengajak siswa agar yakin dan percaya dan dlindungi Tuhan Yang Maha Esa, 5) memberikan contoh, dan 6) memberikan contoh dengan cara selalu hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan. Perubahan dan perkembangan kehidupan manusia saat ini semakin cepat, instan, dan pragmatis yang menuntut manusia untuk berpikir cerdas, cermat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan ini akan menuntut perubahan mindset atau pola pikir yang menyebabkan kehidupan tidak harmonis dan lepas dari konsep ajaran Tri Hita Karana. Ajaran Tri Hita Karana menggariskan umat manusia untuk selalu berupaya menjalin kehidupan harmonis terhdapa alam dan lingkungannya. Realita yang terjadi sangat paradox antara harapan dengan kenyataan, dimana manusia hilang kendali untuk mengupayakan hubungan terhadap tiga komponen yang terkonsepsi dalam ajaran Tri Hita Karana.
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SMP DWIJENDRA DENPASAR Ida Bagus Rai; I Made Suwendi; Putu Ronny Angga Mahendra
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 2 (2021): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i2.34145

Abstract

Sebagai umat beragama kita menyadari untuk dapat dan mampu melakukan pengelolaan lingkungan, baik yang menyangkut lingkungan alam, manusia dan keimanan kita kepada Tuhan/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa. keharmonisan aspek-aspek ini harus tetap bisa terjaga dalam kelestariannya. Berdasarkan konsep Tri Hita Karana SMP Dwijendra Denpasar mampu membuktikan asri dan lestari sebagai dampak yang baik bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakatnya, dengan harapan dapat mewariskan nilai-nilainya secara berkelanjutan. Tulisan ini membahas tentang Implementasi Tri Hita Karana dalam pengelolaan pendidikan yang ada di SMP Dwijendra Denpasar dari aspek Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan.
EFEKTIVITAS PROBLEM-BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI MAHASISWA TENTANG ISU SOSIOSAINTIFIK LINGKUNGAN rita istiana; Desti Herawati; Nadiroh Nadiroh; Putu Ronny Angga Mahendra
EDUSAINS Vol 11, No 2 (2019): EDUSAINS
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.487 KB) | DOI: 10.15408/es.v11i2.14290

Abstract

THE EFFECTIVENESS OF PROBLEM-BASED LEARNING AGAINST STUDENT ARGUMENTATION SKILLS ABOUT ENVIRONMENTAL SOCIOCULTURAL ISSUESAbstractThe low quality of argumentation made by students is caused by the learning process, which is generally in the form of knowledge transfer only. Students are rarely allowed to investigate an issue and develop the ability to reason, think critically, and submit arguments about environmental issues. Teaching socio-scientific issues can have a positive influence on student motivation, contribute to student learning outcomes, develop critical thinking skills, decision-making skills, argumentation skills, and moral development. The purpose of this study is to improve students' argumentation skills on environmental socio-scientific issues through the application of problem-based learning models. Also, to analyze the effectiveness of models problem-based learning in improving students' argumentation skills on socio-scientific environmental problems. The research was conducted at the Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Pakuan University, from January 2018 to August 2018. The research period was an even semester of the 2017/2018 school year. The subjects of this study were the Biology Education Study Program students in semester V. Research methods used in this research is Experimentation. The instrument used is through expert judgment. Increasing the argumentation skills of prospective biology teacher candidates in lectures using the model is Problem based Learning still shallow. A very slight increase in N-Gain marks this. All students can submit arguments with the reasons on which they are provided. However, most of the arguments put forward have data/evidence that is invalid and irrelevant and, therefore, unable to corroborate the arguments submitted. Keywords: Argumentation Skills; Problem Based Learning; Socio-scientific IssuesAbstrakRendahnya kualitas argumentasi pada mahasiswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang pada umumnya berupa transfer pengetahuan. Mahasiswa jarang diberi kesempatan untuk menyelidiki sebuah isu dan mengembangkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, dan mengajukan argumen mengenai isu-isu lingkungan. Pengajaran isu sosiosaintifik dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap motivasi peserta didik, berkontribusi terhadap hasil belajar peserta didik, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan membuat keputusan, keterampilan argumentasi, dan perkembangan moral. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan argumentasi mahasiswa mengenai isu sosiosaintifik lingkungan melalui penerapan model pembelajaran problem-based learning dan menganalisis efektivitas model pembelajaran problem-based learning dalam meningkatkan keterampilan argumentasi mahasiswa mengenai isu sosiosaintifik lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, pada bulan Januari 2018 sampai Agustus 2018. Waktu penelitian adalah semester genap tahun ajaran 2017/ 2018. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester V. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen. Instrumen yang digunakan melalui expert judgment. Peningkatan keterampilan argumentasi mahasiswa calon guru biologi dalam perkuliahan dengan model Problem based Learning masih sangat rendah. Hal ini ditandai dengan kenaikan N-Gain yang sangat sedikit. Semua mahasiswa sudah mampu mengajukan argumen dengan alasan yang menjadi dasar pengajuan. Namun, sebagian besar argumen yang diajukan memiliki data/ bukti yang tidak valid dan tidak relevan sehingga tidak mampu menguatkan argumen yang diajukan.Kata Kunci: Ketrampilan Argumentasi; Problem Based Learning; Isu sosiosaintifik
Pembelajaran PPKn Dalam Resonansi Kebangsaan dan Globalisasi Putu Ronny Angga Mahendra
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 4 No. 2 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v4i2.16526

Abstract

Globalisasi menghadirkan tatanan baru dunia yang lebih terbuka akaninformasi dan modernisasi. Globalisasi tidak hanya memberikan nilaipositif bagi kehidupan manusia, tetapi juga tidak lepas dari pengaruhnegatif yang dibawanya dalam berbagai sisi kehidupan manusia.Dihadapkan pada persoalan globalisasi, tulisan ini memberikan potretbagaimana implementasi. Pancasila sebagai sumber nilai bagi adanyahukum dan kepribadian bangsa Indonesia di tengah-tengah pusaranglobalisasi. Pancasila dalam pusaran globalisasi harus tetap menjadiprinsip dan ideologi kebangsaan yang mampu membangkitkankeyakinan dan rasa percaya diri bahwa kita adalah bangsa yang terhormatdi dunia bukan sebaliknya. PPKn dalam tujuannya bagaimana mampumenghasilkan sifat dan perilaku warga yang baik dan bertanggung jawabserta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Salah satu caradalam mencapai tujuan ini adalah dengan memanfaatkan suatu identitasyang ada dalam suatu masyarakat dalam pembelajaran. Keberadaan suatu identitas bangsa akan ditopangoleh kebudayaan daerahnya masing-masing, dan kebudayaan adalah salah satu pembentuk karaktermasyarakat.
Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Minat Belajar PPKn Siswa di SMK Dwijendra Denpasar Tahun Pelajaran 2019/2020 I Made Sutika; Putu Ronny Angga Mahendra; Stevin Ira Aricindi Gah
Jurnal Pacta Sunt Servanda Vol 1 No 2 (2020): September, Jurnal Pacta Sunt Servanda
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.023 KB) | DOI: 10.23887/jpss.v1i2.363

Abstract

Gadgets have become a part of student’s life, so the exsistence of gadgets causes both positive and negative effect. The gadget can give positive effect such as efficiency on education development, simplification of finding information and communication, and it makes students technologi literate.This study aimed at determining the effect of using gadgets on students Pancasila and Civics Education learning interest in grade XI of Hospitality at SMK Dwijendra. Furthermore, this study also aimed at determining students’ learning interest of grade XI of Hostitality at SMK Dwijendra Denpasar.This research was conducted in grade XI of Hospitality at SMK Dwijendra Denpasar. This type of research was descriptive using a qualitative approach, the subjects of this study were students. The data collection techniques were observation techniques, interview techniques, and documentation. The data were analyzed using inductive data analysis techniques, with steps including data collection, and drawing conclusion. The findings showed that the effect of using gadgets on students Pancasila and Civics Education learning interest in grade XI of Hospitality at SMK Dwijendra were 1) positive effect, namely technology-based learning resourcs, increasing knoledge about technological progress; 2) negative effect, namely lack of enthuisasm for student learning, social stroge, undisciplined; 3) due to gadget addiction, students were no longer interested in learning achievement decreased.
Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn I Made Kartika; Putu Ronny Angga Mahendra; Viane Awa
Jurnal Locus Delicti Vol 1 No 1 (2020): April, Jurnal Locus Delicti
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.801 KB) | DOI: 10.23887/jld.v1i1.359

Abstract

The problem at SMK Dwijendra Denpasar in PPKn is that students are less active in critical thinking and less active in expressing opinions. The success in PPKn learning lies in the use of the learning model. The problem-based learning model has specifications that can train students to actively think critically in solving problems, and dare to express opinions. The purpose of this research is to determine the application of problem-based learning models to improve students 'critical thinking skills in PPKn subjects and to find out the obstacles in applying problem- based learning models to improve students' critical thinking skills in PPKn subjects. This research uses descriptive qualitative method. The research location is at SMK Dwijendra Denpasar. Observation data collection techniques, and documentation. Data analysis was performed using an interactive data analysis model that was carried out through the process of data reduction, data presentation, and drawing conclusions / verification. The results of the study showed that the application of problem-based learning model based on problems to improve students' critical thinking skills in Pancasila and civics education subjects had been implemented in accordance with the learning implementation plan. The application of problem-based learning models to improve students 'critical thinking skills improves students' critical thinking skills, increases student learning activities, and increases responsibility attitudes. Obstacles in the application of the based learning model are less learning time, less education to be a good facilitator at the group guidance stage, and to students who are less active in group discussions. The suggestion that can be given is that the school needs to conduct socialization so that it is more optimal for the application of problem-based learning models, for teachers to be more able to increase creativity in the use of learning models, to be more efficient in the time available during the teaching and learning process, as well as during the learning process. actively guiding students in group discussions.
Peran Pendidikan IPS dalam Pendidikan Multikultural Putu Ronny Angga Mahendra
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1171

Abstract

This research is a type of descriptive research with the method of literature review or literature study. Collecting data with documentation about the role of social studies education in multicultural education in Indonesia. Indonesia has a diverse society, ranging from culture, beliefs, ethnicity and others. Problems in this country certainly have an impact on social life. Social science education plays a role in promoting a peaceful life, encouraging one to improve adaptation to one another, can promote better communication and improve one's relationships. Social science education integrates various disciplines such as geography, history, sociology, economics and social anthropology. The implementation of social studies learning is emphasized in the field of education, so as to gain additional knowledge about attitudes and behavior, values, and good manners and can play a role in people's lives and can instill scientific attitudes in order to solve problems faced around them. Multicultural education as a strategy to utilize the various cultures of different student societies is the uniqueness or characteristic of students to form a multicultural attitude of mutual understanding and respect so as to create a tolerant education sector. The integration of educational social studies studies in multicultural education can contribute to realizing a resilient society in the development of globalization and upholding the basic philosophy stating that diversity makes education more quality and more advanced.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENANGKAL INTOLERANSI, RADIKALISME DAN TERORISME I Made Kartika; Putu Ronny Angga Mahendra
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.22548

Abstract

Pancasila adalah ideologi negara yang memiliki sifat terbuka artinya dapat menerima paham-paham dari luar sesuai dengan perkembangan zaman. Namun bukan berarti paham dari luar dapat bebas masuk begitu saja ke Indonesia, paham luar dibatasi oleh kelima asas dari Pancasila. Radikalisme adalah permasalahan yang muncul akibat dari salah tangkap mengenai sebuah paham dari luar sehingga masyarakat yang mempercayainya melupakan Pancasila dan memilih mendukung ideologi luar dengan keras. Sejak beberapa tahun terakhir radikalisme sudah merajalela di Indonesia bahkan sudah masuk ke dunia pendidikan dan kalangan kaum muda. Ada banyak faktor penyebab mengapa radikalisme sangat mudah masuk ke Indonesia yaitu mulai dari faktor pemikiran, faktor ekonomi, faktor politik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor pendidikan. Semua faktor tersebut menjadi latar belakang radikalisme masuk ke Indonesia namun yang pasti itu semua mengerucut pada satu, yaitu menurunnya penerapan Pancasila dalam kehidupan. Maka dari itu solusinya adalah revitalisasi Pancasila pada kehidupan sehari-hari, seluruh warga negara harus bersinergi untuk sama-sama meningkatkan penerapan nilai-nilai Pancasila.