Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MEMBANGUN KARAKTER BERLANDASKAN TRI HITA KARANA DALAM PERSPEKTIF KEHIDUPAN GLOBAL Putu Ronny Angga Mahendra; I Made Kartika
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 9 No. 2 (2021): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i2.34144

Abstract

Proses pendidikan karakter melalui konsep ajaran Tri Hita Karana disekolah adalah dengan cara mendidik siswa untuk selalu berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dengan membiasakan siswa untuk selalu berdoa (Trisandya) sebelum proses pembelajaran dimulai, selalu bersembahyang di pura yang ada disekolah, mengajarkan siswa untuk selalu sembahyang di rumah masing-masing sebelum berangkat kesekolah. Dengan mengajarkan rasa bhakti kepada Tuhan peserta didik diberikan pemahaman bahwa bhakti adalah merupakan kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan. Dengan selalu berbhakti kepada Tuhan maka peserta didik akan selalu memiliki sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan siswa akan mampu hidup rukun dengan temantemannya di sekolah maupun dengan pemeluk agama lain. Proses pendidikan karakter melalui implementasi ajaran Tri Hita Karana disekolah adalah melalui : 1) pendidikan dan latihan (soft skill dan enterprenership), 2) mengajak siswa untuk selalu menggali ilmu pengetahuan dan ketrampilan dari orang-orang yang sukses, 3) mengajak mahasiswa bergaul dalam orang-orang unggul dan pintar, 4) mengarahkan dan mengajak siswa agar yakin dan percaya dan dlindungi Tuhan Yang Maha Esa, 5) memberikan contoh, dan 6) memberikan contoh dengan cara selalu hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan. Perubahan dan perkembangan kehidupan manusia saat ini semakin cepat, instan, dan pragmatis yang menuntut manusia untuk berpikir cerdas, cermat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan ini akan menuntut perubahan mindset atau pola pikir yang menyebabkan kehidupan tidak harmonis dan lepas dari konsep ajaran Tri Hita Karana. Ajaran Tri Hita Karana menggariskan umat manusia untuk selalu berupaya menjalin kehidupan harmonis terhdapa alam dan lingkungannya. Realita yang terjadi sangat paradox antara harapan dengan kenyataan, dimana manusia hilang kendali untuk mengupayakan hubungan terhadap tiga komponen yang terkonsepsi dalam ajaran Tri Hita Karana.
Reviewing The Handling Of Covid-19 In Indonesia In The Perspective Of The Pancasila Element Theory (TEP) I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gusti Ayu Mas Darwati
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 6, No 2 (2021): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v6i2.5272

Abstract

The purpose of this research was to review the handling of Covid-19 in Indonesia using the Pancasila Element Theory (TEP). The method used in this research was descriptive qualitative. Data collection methods used in this research were documentation and literature studies. Based on the Pancasila Element Theory, the handling of Covid-19 in Indonesia can be viewed from the problems, thoughts, ideas, acceptance, agreement, truth, and peace. The results of this research indicated that Covid-19 with its characteristics was a problem that encourages the emergence of thoughts from competent people. From that thought, various ideas were born in the form of appeals and regulations issued by the Government. However, citizen acceptance of the Government's efforts to prevent the spread of Covid-19 in Indonesia was very low. This happened because of a disagreement between the Government and its citizens in viewing Covid-19. If so, it is impossible for the handling of Covid-19 in Indonesia to be done properly. This means that the handling of Covid-19 in Indonesia contains problems, so it is impossible to achieve peace. Tujuan penelitian ini untuk meninjau penanganan Covid-19 di Indonesia dengan menggunakan Teori Elemen Pancasila (TEP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan literature. Berdasarkan Teori Elemen Pancasila penanganan Covid-19 di Indonesia dapat ditinjau dari permasalahan, pemikiran, gagasan, penerimaan, kesepakatan, kebenaran, dan kedamaian. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa Covid-19 dengan karakteristiknya merupakan permasalahan yang mendorong munculnya pemikiran dari orang-orang kompeten. Dari pemikiran itu, lahirlah berbagai gagasan dalam bentuk himbauan dan aturan yang dikeluarkan Pemerintah. Tetapi rendah sekali penerimaan warga terhadap usaha Pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia. Hal itu terjadi karena adanya ketidaksepakatan antara Pemerintah dengan warganya dalam memandang Covid-19. Kalau begitu tidak mungkin penanganan Covid-19 di Indonesia bisa dilakukan dengan benar. Berarti penanganan Covid-19 di Indonesia mengandung permasalahan, sehingga tidak mungkin tercapai kedamaian.
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Budaya Mana’o di Desa Manu Kuku Kabupaten Sumba Barat Veronika Buka; I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gede Sujana
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v8i1.40757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam budaya Mana, o di Desa Manu Kuku Kabupaten Sumba Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan obeservasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa nilai-nilai Pancasila telah diimplementasi dalam budaya Mana, o, seperti nilai ketuhanan tercermin pada saat Yadi panga’a Marapu monno dengi we’e maringngi, we’e malala (Memberi persembahan dan meminta berkat kepada Marapu); Nilai kemanusiaan tercermin dari kesempatan yang diberikan kepada setiap orang untuk mengikuti musyawarah dan mengemukakan pendapat; Nilai persatuan tercermin pada saat Pakua ngarakuada ne umma kalada (berkumpul bersama di rumah besar/adat); Nilai Kerakyatan tercermin dari seorang Rato atau tua-tua adat yang sangat dihormati dan dihargai oleh masyarakat berkepercayaan Marapu; Nilai Keadilan tercermin dari Paghilla dobba (kerja sama), bagi rata panga’a (bagi rata makan,daging, minuman dan lain-lain). Implementasi nilai-nilai Pancasila tidak hanya berimplikasi pada keberlanjutan kebudayaan, tetapi juga membentuk karakter warna negara yang kuat.
Contents Standard Policy of Basic Education in The National Level Reviewed from The Scope of Citizenship Education Materials I Gusti Ngurah Santika; Ida Bagus Putu Arnyana; I Wayan Suastra; I Made Kartika
Journal of Sustainable Development Science Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.155 KB) | DOI: 10.46650/jsds.4.1.1263.29-36

Abstract

In essence, education in the context of national development has an instrumental role and function, namely as a unifying nation, equalizing opportunities, and developing self-potential. The purpose of this study was to determine the national level policy on the content of national education standards in terms of the scope of Citizenship Education material. This research used library research as the research method. The results of this research indicated that content standards serve as guidelines/references/signs for teachers when providing material in learning activities. Scope of Material for Elementary School/Madrasah Ibtidaiyah/Extraordinary Elementary School/Package A/Other Equal Forms, such as applicable norms and rules, deliberation, characteristics of the family environment, and the importance of maintaining togetherness as capital in upholding unity and integrity and form of attitude and behavior to maintain unity and integrity in the school environment, and the community. Scope of Materials for Junior High Schools/Madrasah Tsanawiyah/Extraordinary Junior High Schools/Package B/Other Equal Forms, such as the chronology of changes to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia as a written basic law, as well as the constitution of the Indonesian state, diagrams of governance linkages the sequence of laws in force in Indonesia, the embodiment of democracy based on the values ​​of Pancasila in the Indonesian government system, the Territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia, and the form of state, form of government, and system of government.
Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn I Made Kartika; Putu Ronny Angga Mahendra; Viane Awa
Jurnal Locus Delicti Vol 1 No 1 (2020): April, Jurnal Locus Delicti
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.801 KB) | DOI: 10.23887/jld.v1i1.359

Abstract

The problem at SMK Dwijendra Denpasar in PPKn is that students are less active in critical thinking and less active in expressing opinions. The success in PPKn learning lies in the use of the learning model. The problem-based learning model has specifications that can train students to actively think critically in solving problems, and dare to express opinions. The purpose of this research is to determine the application of problem-based learning models to improve students 'critical thinking skills in PPKn subjects and to find out the obstacles in applying problem- based learning models to improve students' critical thinking skills in PPKn subjects. This research uses descriptive qualitative method. The research location is at SMK Dwijendra Denpasar. Observation data collection techniques, and documentation. Data analysis was performed using an interactive data analysis model that was carried out through the process of data reduction, data presentation, and drawing conclusions / verification. The results of the study showed that the application of problem-based learning model based on problems to improve students' critical thinking skills in Pancasila and civics education subjects had been implemented in accordance with the learning implementation plan. The application of problem-based learning models to improve students 'critical thinking skills improves students' critical thinking skills, increases student learning activities, and increases responsibility attitudes. Obstacles in the application of the based learning model are less learning time, less education to be a good facilitator at the group guidance stage, and to students who are less active in group discussions. The suggestion that can be given is that the school needs to conduct socialization so that it is more optimal for the application of problem-based learning models, for teachers to be more able to increase creativity in the use of learning models, to be more efficient in the time available during the teaching and learning process, as well as during the learning process. actively guiding students in group discussions.
Conflict Resolution Learning Model As A Strategic Effort in Building Peace Amidst Indonesia's Diversity Laros Tuhuteru; Yanry Budianingsih; I Gusti Ngurah Santika; I Made Kartika; I Gede Sujana; Esto Bula Wiri Memang
Widya Accarya Vol 14 No 1 (2023): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.14.1.1404.66-72

Abstract

As a pluralistic country, peace still seems to be a mere wishful thinking. Because all this time conflicts that are rooted in pluralism have injured and damaged the peace that was actually agreed upon by the founders of the nation. The purpose of this research was to find out the conflict resolution learning model as a strategic effort in building peace in the midst of Indonesia's diversity. The method used in this research was a library method or approach. Data collection techniques in this research used documentation and literature. The data obtained were then analyzed in depth and presented descriptively. The results of this research indicated that strategic efforts to build peace in the midst of Indonesia's diversity are carried out by educational institutions through the application of conflict resolution learning models. The application of the conflict resolution learning model aims to train students' skills in solving critical problems, communication, and interpersonal skills better. Conflict resolution methods can optimize student competence, especially training social values, social sensitivity and problem solving skills. In relation to the diversity of the Indonesian nation, there is a significant influence from the use of conflict resolution learning models on students' multicultural attitudes. The multicultural attitude of students who take part in learning with the conflict resolution learning model obtains good results.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM MENANGKAL INTOLERANSI, RADIKALISME DAN TERORISME I Made Kartika; Putu Ronny Angga Mahendra
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.22548

Abstract

Pancasila adalah ideologi negara yang memiliki sifat terbuka artinya dapat menerima paham-paham dari luar sesuai dengan perkembangan zaman. Namun bukan berarti paham dari luar dapat bebas masuk begitu saja ke Indonesia, paham luar dibatasi oleh kelima asas dari Pancasila. Radikalisme adalah permasalahan yang muncul akibat dari salah tangkap mengenai sebuah paham dari luar sehingga masyarakat yang mempercayainya melupakan Pancasila dan memilih mendukung ideologi luar dengan keras. Sejak beberapa tahun terakhir radikalisme sudah merajalela di Indonesia bahkan sudah masuk ke dunia pendidikan dan kalangan kaum muda. Ada banyak faktor penyebab mengapa radikalisme sangat mudah masuk ke Indonesia yaitu mulai dari faktor pemikiran, faktor ekonomi, faktor politik, faktor psikologis, faktor sosial, dan faktor pendidikan. Semua faktor tersebut menjadi latar belakang radikalisme masuk ke Indonesia namun yang pasti itu semua mengerucut pada satu, yaitu menurunnya penerapan Pancasila dalam kehidupan. Maka dari itu solusinya adalah revitalisasi Pancasila pada kehidupan sehari-hari, seluruh warga negara harus bersinergi untuk sama-sama meningkatkan penerapan nilai-nilai Pancasila.