Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal Rahmawati R; Sari Fatimah; Ikeu Nurhidayah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 3 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.21 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i3.62

Abstract

Bronchopneumoniapada anak saat ini menjadi penyakit yang paling sering terjadi pada anak. Masalah keperawatan utama yang terjadi pada anak dengan pneumonia adalah terjadinya demam yang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan penurunan suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia yang diberikan intervensi kompres hangat di axilladan frontaldi Ruang Anak RS “X”. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan pretest and posttest two group before after design. Sampel berjumlah 30 orang dengan usia 0–12 bulan, diambil secara purposivesampling. Alat ukur yang digunakan termometer digital. Analisis data dilakukan dengan dependent sample t testdan independent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumoniasebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla38,51ºC sedangkan di frontal38,34ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla37,89ºC dan di frontal37,98ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla0.62ºC sedangkan di daerah frontal0.36ºC (nilai p=0.000; α=0.05), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara pemberian kompres hangat di axilladan di frontalterhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam. Saran berdasarkan hasil penelitian, pemberian kompres hangat di axilladapat dijadikan intervensi dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Kata kunci: Axilla, bronchopneumonia, demam, frontal, kompres hangat AbstractBronchopneumonia is the most common diseases in children. The primary nursing problems occurred in children with bronchopneumonia is fever. This could be danger if could not treated appropriately. The aimed of this study was to identified the differences between warm compress intervention in axilla and frontal to reduce fever in children with bronchopneumonia in hospital X in Bandung. The method used in this study was quasi experiment with two group pre and post test design. Purposive sampling was used as sampling technique in this study, with 30 respondents were participated in this study. Data was analysed using dependent t test and independent t test. Result of this study showed the average of body temperature in febrile children with bronchopneumonia before warm compress intervention in axilla is 38.51 º C , while in the frontal 38.34º C. The average of body temperature after a given intervention in the axilla is 37.89º C, while in the frontal is 37.98ºC. There was a significant temperature’s decreases between frontal and axilla after intervention (p = 0.000; α = 0.05). There was a significant difference between giving a warm compress in the axilla and in the frontal the decrease in body temperature in febrile children. Based on this study, it can be concluded axillary warm compress can be used as an effective intervention to reduce fever in children.Key words:Axilla, bronchopneumonia, fever, frontal, warm compresses
PROGRAM BALITA SEHAT AKTIF, KADER OKE DAN KOMPETEN (BETAKAROTEN) DI WILAYAH RW 10 SRONDOL KULON KOTA SEMARANG Rachma Purwanti; Putri Gita A; Alfia Nur W; Rahmawati R
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2020): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v4i1.1596

Abstract

Wilayah RW 10 Kelurahan Srondol Kulon, Kota Semarang memiliki prevalensi malnutrisi balita yang cukup tinggi. Program Balita Sehat Aktif, Kader OK dan Kompeten (BETAKAROTEN) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang MP-ASI dan pemberian makan pada balita, meningkatkan asupan zat gizi pada balita gizi kurang dan kurus, meningkatkan kemampuan ibu memilih makanan yang baik bagi balita, dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pengukuran antropometri dan pengisian KMS. Program BETAKAROTEN dilaksanakan dengan metode community relation. Sasaran program yaitu ibu balita berstatus gizi kurang dan kader posyandu RW 10 Kelurahan Srondol Kulon. Hasil program BETAKAROTEN meliputi adanya peningkatan pengetahuan gizi pada ibu balita peserta program, peningkatan kemampuan ibu dalam pemilihan makanan yang baik bagi balita, dan peningkatan asupan zat gizi lemak, protein, dan karbohidrat (100%, 83%, dan 67%). Pengetahuan dan keterampilan kader juga meningkat (100% dan 83%). Keberlanjutan program ini diharapkan dapat dipertahankan dan dapat berjalan dengan baik dengan adanya advokasi dan dukungan serta partisipasi dari stake holder di wilayah Posyandu RW 10 Kelurahan Srondol Kulon