Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KORELASI ANTARA FAKTOR CURAH HUJAN DENGAN KEJADIAN DBD TAHUN 2010-2014 DI KABUPATEN KARANGANYAR Arifatun Nisaa
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v14i1.10404

Abstract

Dengue hemorrhagic fever is still a public health problem and the incidence of the case was up and down erratically. One of the causes of DHF incidence is rainfall. Based on geographic location and topography, Karanganyar Regency has temperature temperature between 180-310C, the lowest temperature is in Tawangmangu Subdistrict when rainy season is 180C, while in Gondangrejo and Colomadu District reaches 310C. Aedes aegypti mosquitoes can survive at a temperature of 22 - 240C. In the rainy season, usually the incidence of dengue cases tends to increase. Based on data from 6 measuring stations in Karanganyar District, the number of rainy days during the year was 115.6 days with an average of 7,231.4 mm rainfall, where the highest rainfall occurred in February to April, while the lowest was at August and September. This study was an observational analytic study with multiple temporal analyzes. Data used in this research are secondary data of DBD case and rainfall factor data. Dengue fever spreads in residential areas. The strength of rainfall correlation with dengue is strong (r = 0.62).There is no significant correlation between rainfall factor and DHF. This may be due to the lack of duration of data taken, incomplete physical factor data and the influence of other dominant factors.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN & SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR Arifatun Nisaa
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v1i02.159

Abstract

One way that can be done, to eliminate the bad view of immunization is to increase the knowledge and attitudes of mothers about the benefits of basic immunization, which in turn will change the behavior of mothers towards basic immunization. This can be improved, by doing health promotion about basic immunization with the right media. Print media (leaflets) are generally widely used in the process of health promotion so that the delivery of information is more acceptable to the target because it can foster interest or interest in the target with the contents of the message delivered. The purpose of this study was to describe the level of knowledge & attitudes of mothers about basic immunization in children, in Sukoharjo district. The results of the statistical test showed a p value of <0.05 (CI: 95%). There is a difference between the level of knowledge & attitudes of mothers regarding the coverage of basic immunization in children.Keywords: knowledge, attitude, basic immunization, media effectiveness
Studi Time Series Dinamika Lingkungan Terhadap Kejadian DBD Berbasis Geographic Information System Arifatun Nisaa
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): JMIAK
Publisher : Program Studi Perekam Medis & Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v1i1.122

Abstract

SIG menjadi satu disiplin ilmu yang berkembang pesat saat ini ditengah pesatnya teknologi pemetaan khususnya bidang kesehatan terkait dengan sebaran suatu penyakit, seperti sebaran kasus DBD. Penelitian ini menggunakan study time series, tahun 2010-2014. Data yang digunakan adalah data sebaran DBD dan data penggunaan lahan dari BPS, BMKG dan BPS. Sedangkan pada penelitian ini selain menggunakan GPS juga memanfaatkan software ArcGIS 10.1. Sebaran kasus DBD mengelompok di wilayah pemukiman. Dan kondisi klimatologi (suhu dan curah hujan) mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypty. Namun, variabel yang diteliti tidak dapat diuji korelasinya karena dalam penelitian ini hanya penelitian deskriptif. Penelitian ini bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, dengan metode analitik untuk menguji korelasi antar variabel penelitian serta pengembangan sistem kewaspadaan dini KLB DBD.Kata kunci: DBD, Dinamika lingkungan, multi temporal analisis, spasial, SIG
Analisis Spasial Dinamika Lingkungan Terkait Kejadian Demam Berdarah Dengue Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar Arifatun Nisaa; Hartono Hartono; Eko Sugiharto
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.8300

Abstract

Latar belakang:Demam berdarah dengue masih jadi masalah kesehatan masyarakat dan kejadian kasusnya pun naik turun tak menentu. Salah satu penyebab kejadian DBD adalah faktor fisik yang meliputi suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor klimatologi dan penggunaan lahan pada kejadian DBD tahun 2010-2014 di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan multi temporal analisis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder kasus DBD dan data faktor fisik yang meliputi suhu, curah hujan, kecepatan angin, kelembaban dan penggunaan lahan.Hasil:Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster.Kekuatan korelasi suhu dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,0014), berpola positif dan tidak ada korelasi yang signifikan (p=0,78). Kekuatan korelasi curah hujan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,001), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,806). Kekuatan korelasi kelembaban dengan DBD adalah lemah (r=0,065), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,049). Kekuatan korelasi kecepatan angin dengan DBD adalah sangat lemah (r=0,02), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,26). Kekuatan korelasi penggunaan lahan dengan DBD adalah sangat lemah (r= 0,157), berpola positif dan tidak terdapat korelasi yang signifikan (p=0,76).Kesimpulan: Terdapat 5 kelompok sebaran kejadian DBD yang terbukti signifikan terjadi cluster pada wilayah permukiman pada kondisi curah hujan sedang, suhu tinggi dan kelembaban rendah, serta mewaspadai peningkatan kejadian DBD pada bulan Januari dan Juni.