Dibyo Pramono
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Determinan sosial kejadian dengue shock syndrome di Semarang Yudi Pradipta; Ida Safitri Laksanawati; Dibyo Pramono
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 5 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.24 KB) | DOI: 10.22146/bkm.10507

Abstract

Social determinants of dengue shock syndrome in SemarangPurpose This study aimed to know the social determinants related to dengue shock syndrome.Methods This study used a case control design in Semarang. Cases were dengue patients with shock syndrome diagnosed by a clinician in the hospital, and controls were dengue patients without shock syndrome. Participants were recruited using purposive sampling, and completed written informed consent to be interviewed using a questionnaire.ResultsResults showed that children aged <18 years have the highest risk of having DSS compared to other age groups. Referral system was also correlated to dengue shock syndrome.Conclusion This study recommends the clinicians to undertake appropriate diagnosis and prompt decision making to reduce the risk of more severe DHF events. The community should improve the awareness of shock syndrome by taking their children immediately to health services for examination if they have dengue symptoms in order to get the adequate treatment.
Sistem Surveilans Gizi Buruk Kabupaten Temanggung (Studi Tahun 2017) Faridatun Khasanah; Khabib Mualim; Dibyo Pramono
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.863 KB) | DOI: 10.22146/bkm.35652

Abstract

Latar belakangPada tahun 2014 dan sebelumnya kasus gizi buruk di Kabupaten Temanggung masih tinggi, tetapi mulai tahun 2015 kasus gizi buruk di Kabupaten Temanggung menunjukan menurunan yang signifikan. Pada tahun 2014 jumlah kasus gizi buruk mencapai 220 kasus, turun menjadi 25 kasus pada tahun 2015 dan 17 kasus pada tahun 2016. Untuk mengetahui bagaiaman pelaksanaan sistem surveilans gizi buruk yang ada di Kabupaten Temanggung, perlu diadakan evaluasi sistem surveilans gizi buruk.MetodeMetode penelitian descriptive research. Pengambilan sampel menggunakan total sampel yaitu terdapat 26 reponden yang terdiri dari 25 puskesmas dan dinas kesehatan (25 responden petugas gizi puskesmas dan 1 responden petugas gizi dinas kesehatan). Penilaian pada kualitas sistem surveilans untuk mendeteksi gizi buruk secara cepat. Poin utama yang menjadi penilaian adalah Timeliness (tepat waktu), dan Completeness (kelengkapan). HasilPelaporan keseluruhan (100%) menggunakan sistem online dengan aplikasi Sistem Informasi Pelaporan Terpadu (SIPT) yang di kembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. Sistem SIPT tersebut mempermudah dinas kesehatan untuk mengingatkan saat mendekati deadline pengumpulan laporan, sehingga mayoritas (88%) laporan dapat dikumpulkan tepat waktu (timeliness). Setiap pelaporan mendapat feedback berupa kroscek ulang terkait data dari dinas kesehatan, sehingga seluruh (100%) laporan lengkapan.SimpulanSistem surveilans gizi buruk yang ada di Kabupaten Temanggung sudah tepat waktu dan lengkap dalam menemukan kasus gizi buruk. Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran bagi kabupaten lain dalam pengelolaan sistem surveilans gizi buruk diantaranya adalah adanya motivasi petugas dan upaya mempermudah pelaporan medukung dalam meningkatkan suatu sistem surveilans.
Kontak penderita di lingkungan rumah sebagai faktor dalam kejadian luar biasa campak di dua desa di Kecamatan Jiken Blora Dahlan Napitupulu; Andarias Paskawanto Kolawi; Dibyo Pramono; K. Mualim
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.962 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37618

Abstract

Tujuan: Pada hari Selasa, tanggal 19 Mei 2017, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora menyampaikan bahwa di Desa Janjang dan Desa Nglebur terdapat 7 orang terdiagnosa sebagai kasus campak klinis . Pada tahun 2016, kejadian campak sebesar 44 kasus, tahun 2015 tidak ada kasus campak, tahun 2014 sebesar 43 kasus. Penyelidikan dilakukan dengan tujuan memastikan adanya kejadian luar biasa (KLB) campak, menentukan faktor risiko terjadinya KLB dan melakukan tindakan pencegahan. Metode: Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan pencarian kasus aktif untuk menemukan kasus baru. Penelitian kasus kontrol 1:2 dilakukan untuk menentukan faktor risiko. Kasus adalah seseorang menderita penyakit dengan gejala klinis berupa panas dan rash disertai salah satu gejala batuk, pilek atau mata merah dan diare. Kontrol adalah orang yang tidak memiliki gejala pada kasus dan mempunyai riwayat kontak dengan kasus. Faktor risiko yang diamati adalah Status imunisasi, riwayat sakit campak dan bepergian 2 minggu sebelum KLB campak. Pengumpulan data identitas penderita, riwayat sakit campak dan bepergian dalam 2 minggu sebelum sakit dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.  Pengumpulan data mengenai status imunisasi menggunakan data sekunder puskesmas atau buku imunisasi. Analisis dilakukan menggunakan chi square dan regresi logistik untuk mendapatkan nilai odds ratio (OR). Hasil: Total terdapat 19 kasus dengan 27,69% umur <9 tahun dan  0,66% dari desa Janjang. KLB campak berlangsung selama 6 minggu (10 April 2017 – 29 Mei 2017) dengan puncak kasus pada minggu ke tiga bulan Mei 2017. Riwayat tidak pernah sakit campak merupakan faktor risiko yang berpengaruh pada KLB ini (OR = 5.56; 95% CI = 2.93 - 71.43) sedangkan status imunisasi dan riwayat bepergian bukan merupakan faktor risiko. Simpulan: Telah terjadi KLB campak di Desa Janjang dan Desa Nglebur Kecamatan Jiken pada 10 April 2017 sampai dengan 29 Mei 2017 dengan index case sdr. Da. Cara penularan melalui kontak dengan penderita di lingkungan rumah. Selektif imunisasi dilakukan untuk memutus rantai penularan.
Evaluasi program imunisasi pada sarana prasarana vaksin di Kabupaten Temanggung (studi tahun 2018) Faridatun Khasanah; Khabib Mualim; Dibyo Pramono
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1265.727 KB) | DOI: 10.22146/bkm.39892

Abstract

Tujuan: Salah satu target dalam imunisasi adalah cakupan universal child immunization (UCI). Cakupan UCI Kabupaten Temanggung sudah melebihi target Nasional (90%). Pada tahun 2017 terdapat dua kasus kejadian luar biasa (KLB) campak di dua puskesmas yaitu Kledung dan Tretep. Pada tahun 2018 terjadi KLB difteri pada dua puskesmas yaitu Temanggung dan Rejosari. Hal ini menjadi pertanyaan mengapa terjadi KLB dengan cakupan UCI lebih dari 90% selama lima tahun berturut-turut. Faktor lain penyebab KLB penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah kualitas vaksin yang didukung dengan sarana prasarana vaksin. Evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui sarana prasarana yang ada di puskesmas Kabupaten Temanggung.Konten: Hasil diperoleh dari 25 puskesmas, 13 puskesmas (52%) mempunyai refrigerator lebih dari satu dan 12 puskesmas (48%) hanya mempunyai satu refrigenator. Dari 12 puskesmas terdapat satu puskesmas dengan refrigenator rusak sehingga menyimpan vaksin pada lemari pendingin. Sebagian besar (56%) software pencatatan dan pelaporan dari dinas kesehatan mengalami error sehingga puskesmas membuat format laporan sendiri. Mayoritas petugas puskesmas (80%) telah melakukan pencatatan suhu pada formulir sebagai upaya pemeliharaan vaksin. Pada sebagian refrigerator (56%) puskesms ditemukan bunga es. Selain itu, terdapat 48% cairan di bawah refrigerator. Upaya pengawasan tingkat puskesmas dilakukan per bulan oleh kepala puskesmas dengan pertemuan antar bidang yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), gizi dan imunisasi (KGI). Pengawasan  dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung akan dilakukan ketika ada laporan masalah dari puskesmas.Secara umum sarana prasarana program imunisasi Kabupaten Temanggung sudah terpenuhi. Dinas kesehatan dapat memfasilitasi puskesmas dengan refrigerator rusak untuk meminjam refrigerator dari puskesmas yang mempunyai refrigerator lebih dari satu atau dari dinas kesehatan. Pelatihan penggunaan software untuk pencatatan dan pelaporan akan mendukung dalam pelaporan data. Punishment tidak selalu menjadi alternatif dalam meningkatkan motifasi kerja, ada reward yang dapat diberikan kepada puskesmas dengan kelengkapan pencatatan suhu refrigerator dan tidak ada bunga es pada refrigerator.