This Author published in this journals
All Journal Publika Budaya
Rahina Manik Wanodya
English Department, Faculty of Letters, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HIPERREALITAS DALAM NOVEL CYBERPUNK FREE TO FALL KARYA LAUREN MILLER Rahina Manik Wanodya; Hat Pujiati; Irana Astutiningsih
Publika Budaya Vol 3 No 2 (2015): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakFree To Fall adalah sebuah novel cyberpunk yang ditulis oleh Lauren Miller. Sebagai sebuah novel cyberpunk, Free To Fall mengambil beberapa poin dari fiksi ilmiah dan fiksi postmodern. Novel ini berhubungan dengan teknologi dan efek dari teknologi yaitu hiperrealitas. Hiperrealitas adalah sebuah fenomena yang menyebabkan keterputusan antara yang asli dan tiruan. Hiperrealitas adalah topik utama dalam analisis ini. Analisis ini menggunakan metode analisis kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah tentang informasi yang berhubungan dengan hiperrealitas di Free To Fall, informasi tentang Paradise Lost, dan kondisi Amerika saat ini terkait dengan perkembangan teknologi. Diskusi dimulai dengan analisis konstruksi fiksi cyberpunk yang menuntun pada diskusi tentang hiperrealitas. Dalam menganalisis hiperrealitas di Free To Fall, teori hiperrealitas oleh Baudrillard digunakan untuk menganalisis perubahan imaji tentang teknologi di dalam novel. diskusi berlanjut untuk menganalisis intertekstualitas antara Free To Fall dan Paradise Lost oleh John Milton. Selanjutnya, analisis ini juga mendiskusikan tentang kondisi Amerika yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara hiperrealitas di Free To Fall dan Amerika. Hasilnya, teknologi telah mengaburkan realitas dan membawa orang-orang menuju realitas buatan. Analisis tentang hiperrealitas menunjukkan bahwa terdapat simulasi dari simulasi di dalam Free To Fall. Selain itu, hiperrealitas di Amerika menunjukkan bahwa orang-orang Amerika menggunakan teknologi untuk menciptakan surga mereka sendiri dimana mereka mendapatkan kebahagiaan.