pande ketut diah kencana
Program Studi Teknik Pertanian, Universitas Udayana

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Karakteristik Kimia Kombinasi Teh Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata Buse-Kurz) dan Daun Stevia (Stevia rebaudiana B.) Sihombing, Mistiyeni P Sihombing; Kencana, Pande Ketut Diah; Wirawan, I Putu Surya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teh merupakan minuman populer yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat baik di Indonesia maupun di negara lainnya. Pengolahan daun bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSEKURZ) menjadi teh merupakan upaya untuk memanfaatkan senyawa yang ada di dalamnya yang mampu memberikan karakter tersendiri untuk hasil produk teh nantinya. Penambahan kombinasi pemanis alami seperti daun stevia (Stevia rebaudiana B.) pada daun bambu tabah menjadi salah satu contoh teh herbal yang baik untu kesehatan karena menggunakan pemanis alami. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi karakteristik kimia dari kombinasi teh daun bambu tabah dan daun stevia dan lama penyimpanan selama 6 minggu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu kombinasi daun stevia dalam bentuk gram dengan daun bambu tabah (A), dan faktor kedua yaitu lama penyimpanan mulai dari minggu ke 1 sampai minggu ke 6 (t). Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar gula, nilai pH, total asam, total fenol serta uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan parameter terjadi pada kadar air, pengukuran pH, dan organoleptik berupa rasa dan hedonik, sedangkan penurunan parameter terjadi pada kadar gula, total asam, total fenol dan uji organoleptik pada warna dan aroma. Penurunan perubahan paling rendah terdapat pada uji parameter total fenol, dan peningkatan perubahan paling besar terdapat pada uji kadar air.
Pengaruh Suhu Pengeringan dan Masa Simpan terhadap Karakteristik Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Hasil Fermentasi Pradnyadari, Ni Kadek Febrina Dwi; Kencana, Pande Ketut Diah; Sucipta, I Nyoman
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p07

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap karakteristik biji kakao hasil fermentasi serta mendapatkan kombiniasi suhu pengeringan dan masa simpan terbaik. Penelitian ini mengunakan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu lama penyimpanan (7 hari dan 14 hari) dan suhu (50 oC, 60 oC, dan 70 oC). Biji kakao dipanen dan di fermentasi menggunakan kotak kayu albesia berukuran 26cm x 25cm x 23cm dengan ketebalan 2 mm selama 7 hari. Benih direndam dan dicuci dengan air mengalir setelah proses fermentasi selesai. Pengeringan dimulai dengan memasukan biji ke dalam alat dehydrator ST-02. Hasil penelitian menunjukan suhu dan waktu pengeringan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap parameter kadar air, kadar lemak, uji pH dan organoleptik meliputi warna, tekstur, aroma. Kombinasi perlakuan terbaik adalah pada suhu 50°C (S1) dengan waktu pengeringan 20jam dan masa simpan 7 hari (P1) menghasilkan biji kakao kering dengan karakteristik sesuai 2323:2008 biji kakao, SNI 3749:2009 lemak kakao dan hasil uji organoleptic, Kadar air 6,04%, kadar lemak 36,52%, pH 4,60, uji hedonik warna 4,13, tekstur biji 3,93, dan aroma biji 4,13. Abstract This research was conducted to determine the effect of temperature and drying time on the characteristics of fermented cocoa beans and to obtain the best combination of drying temperature and shelf life. This research used a completely randomized design (CRD) with two factors :storage time (7 days and 14 days) and temperature (50°C, 60°C, and 70°C). Cocoa beans are harvested and fermented using an albesia wood box measuring 26cm x 25cm x 23cm with a thickness of 2 mm for 7 days.the seed are soaked and washed with running water arter the fermentation process in complete. Drying begins by placing the seeds into the ST-02 dehydrator.. The research results showed that temperature and drying time had a significant effect (P<0.05) on the parameters of water content, fat content,pH, organoleptic tests including color, texture, aroma. The best treatment combination is at a temperature of 50°C (S1) with a drying time of 20 hours and a storage period of 7 days (P1) to produce dry cocoa beans with characteristics according to 2323:2008 cocoa beans, SNI 3749:2009 cocoa butter and organoleptic test results. water content 6.04%, fat content 36.52%, pH 4.60, color hedonic test 4.13, seed texture 3.93, and seed aroma 4.13.
Pengaruh Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh sebagai Bahan Pelapis Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) terhadap Mutu Selama Penyimpanan Zafansyah, Muhamad Ragil; Kencana, Pande Ketut Diah; Wirawan, I Putu Surya
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jambu biji merah (Psidium guajava L.) merupakan salah satu buah yang cukup dikenal. Jambu biji merah merupakan buah yang dagingnya lunak, mudah rusak serta cepat membusuk. Salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan dan juga memperpanjang masa simpan buah adalah menggunakan edible coating dengan bahan pelapis minyak wijen dan minyak sereh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh emulsi serta mencari konsentrasi terbaik pada bahan pelapis campuran minyak wijen dan minyak sereh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktorial. Faktor pertama adalah minyak wijen dengan taraf (W) terdiri dari 3 level konsentrasi, yaitu : 0%, 0,5%, 1% serta faktor kedua adalah minyak sereh (S) yang terdiri dari 3 level konsentrasi, yaitu : 0%, 0,5%, 1% dengan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 27 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian emulsi minyak wijen dan sereh berpengaruh terhadap nilai susut bobot, total padatan terlarut, intensitas kerusakan, kekerasan buah, dan uji organoleptik selama penyimpanan. Perlakuan konsentrasi minyak wijen 0,5% dan minyak sereh 0,5% (W1S1) merupakan perlakuan yang menghasilkan nilai terbaik yaitu nilai susut bobot 19,15%, total padatan terlarut 6,63 ºBrix, intensitas kerusakan 41,66%, kekerasan buah 20,88%, dan perlakuan konsentrasi minyak wijen 1% dan minyak sereh 0% (W2S0) memiliki nilai organoleptik tertinggi terhadap warna kulit, rasa buah, aroma buah, dan tekstur buah.
Pengaruh Media Penyimpanan dan Tinggi Permukaan Air Pendingin terhadap Mutu dan Lama Simpan Pisang Raja Bulu (Musa Paradisiaca L.) Selama Penyimpanan Barasa, Donari; Kencana, Pande Ketut Diah; Budisanjaya, I Putu Gede
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang Raja Bulu merupakan salah satu produk hortikultura yang mudah rusak dan memiliki umur simpan yang relatif singkat. Kemampuan kombinasi media penyimpanan pasir, serbuk gergaji, dan sekam padi dengan tinggi permukaan air yang berbeda sebagai media penyimpanan untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan buah pisang yang diuji selama penyimpanannya. Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan media simpan serta tinggi permukaan air terbaik dari kombinasi media penyimpanan dan tinggi air pendingin sebagai wadah untuk buah pisang. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yaitu ragam media simpan pasir, serbuk gergaji, dan sekam padi, tinggi permukaan air 5 cm, 10 cm, dan 15 cm serta suhu penyimpanan menggunakan suhu ruang (28±2oC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan media simpan pasir dan tinggi permukaan air pendingin 15 cm adalah jenis media terbaik untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan buah pisang raja bulu. Kombinasi tersebut mampu mempertahankan buah pisang selama 16 hari dimana warna aril masih berwarna putih, warna kulit hijau dan tekstur belum melunak.
Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan Sawi Hijau (Brassica juncea L.) pada Media Tailing Fonataba, Maria Paskalia; Aviantara, I Gusti Ngurah Apriadi; Kencana, Pande Ketut Diah
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 12 No 2 (2024): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2024.v12.i02.p22

Abstract

Abstrak Tanah bekas tambang atau yang biasa disebut tailing dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan apabila tidak diolah dengan baik, sehingga perlu dilakukan remediasi kembali salah satunya dengan cara aplikasi pemupukan. “Studi ini ingin melihat bagaimana kompos dapat mengubah penampilan dan cara kerja tanah dari tambang. Mereka akan mencoba menggunakan berbagai jenis dan jumlah kompos, dan juga melihat apakah menambahkan makanan nabati membantu tanaman tumbuh lebih baik di tanah ini. Mereka menggunakan cara khusus untuk memastikan tes itu adil.” Faktor yang diamati adalah faktor kompos yang terdiri dari empat taraf, yaitu: D1: 0 g (100% tailing); D2: 10 g/polybag (2,7% pupuk kompos); D3: 20 g/polybag (5,4% pupuk kompos); dan D4: 30 g/polybag (7,8% pupuk kompos). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, lebar daun, berat basah, dan berat kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kompos kotoran sapi dengan dosis 30 g/polybag menghasilkan pertumbuhan sawi hijau terbaik, yaitu tinggi tanaman 29,00 cm, lebar daun 7,00 cm, berat basah 19,67 g, dan berat kering 5,33 g. Abstract Ex-mining land or what is commonly called tailings can have a negative impact on the environment if it is not treated properly, so remediation needs to be carried out, one of which is by applying fertilization. This study wanted to see how compost can change the appearance and workings of the soil from a mine. They will try using different types and amounts of compost, and also see if adding plant food helps plants grow better in this soil. They use special means to ensure the test is fair. The factors observed were the compost factor which consisted of four levels, namely: D1: 0 g (100% tailings); D2: 10 g/poly bag (2.7% compost); D3: 20 g/poly bag (5.4% compost); and D4: 30 g/polybag (7.8% compost). Parameters observed included plant height, leaf width, fresh weight and dry weight. The results showed that the dose of cow manure compost at a dose of 30 g/polybag produced the best growth of mustard greens, namely plant height 29.00 cm, leaf width 7.00 cm, wet weight 19.67 g, and dry weight 5.33 g.
Pengaruh Posisi dan Tipe Ventilasi Kemasan Peti Karton (Corrugated Box) terhadap Mutu Buah Manggis Selama Proses Transportasi dan Penyimpanan Yulianti, Ni Luh; Kencana, Pande Ketut Diah
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kemasan yang mampu mempertahankan mutu buah manggis pasca transportasi dan selama penyimpanan dalam ruang pendingin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dimana faktor pertama adalah posisi ventilasi, faktor kedua adalah kombinasi tipe ventilasi. Faktor pertama terdiri dari dua taraf yaitu letak ditengah bidang permukaan kemasan (L1) dan tersebar merata dipermukaan kemasan (L2). Faktor kedua terdiri dari tiga taraf yaitu tipe bundar seluruhnya (V1) tipe oval seluruhnya (V2) dan kombinasi antara oval dan bundar (V3). Luas dimensi ventilasi yang digunakan untuk seluruh perlakuan adalah sebesar 3,45 % dari total luas kemasan. Masing-masing perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Kemasan yang digunakan adalah kemasan karton gelombang berkapasitas 5 kg berdimensi 27 cm x 22 cm x 22 cm tipe fullflap dengan pengaturan buah dalam kemasan menggunakan tipe Face Centred Cubic. Pengujian kemasan dilakukan dengan melakukan melakukan transportasi buah manggis dalam kemasan dengan kondisi jalan dalam kota dan jalan buruk beraspal. Parameter pengujian meliputi perhitungan kuat tekan kemasan, sebaran suhu dalam kemasan, nilai total padatan terlarut buah manggis, nilai pH buah dan persentase susut bobot. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, dan apabila terdapat pengaruh perlakuan terhadap parameter yang diamati, maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diperoleh bahwa interaksi antar perlakuan berpengaruh signifikan terhadap parameter mutu susut bobot buah manggis, TPT dan pH buah. Nilai kuat tekan untuk kemasan hasil rancangan dengan dimensi 27 cm x 22 cm x 22 cm adalah sebesar 284 kgf. Perlakuan L1V1 merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan susut bobot paling rendah yaitu sebesar 2,30% nilai TPT 15.30, pH 2.6 sehingga dapat menjadi kemasan buah manggis yang mampu mempertahankan mutu buah dalam kemasan selama proses transportasi. Abstract The aim of this research was to acquire packaging that can uphold the quality of mangosteen fruit while being transported and stored. A Randomized Group Design Factorial method was used, where the first factor is the location of ventilation and the second factor is a combination of ventilation types. The first factor comprises two levels, specifically, the center location of the packaging surface (L1) and a uniform distribution on the surface of the packaging (L2). The second factor comprises three levels: completely round type (V1), completely oval type (V2), and a combination of oval and round (V3). The ventilation dimension for all treatments was 3.45% of the total packaging area. Each treatment was replicated three times. A 5 kg capacity corrugated carton of dimensions 27 cm x 22 cm x 22 cm in the full-flap type was utilized for packaging, with the fruit arranged in the Face Centered Cubic type. Packaging tests were conducted by transporting mangosteen fruits in packaging through the city and on poorly surfaced roads. The testing parameters comprised the determination of packaging's compressive strength, the distribution of temperature within the packaging, the total soluble solids value of the fruits, the pH value of the fruits and the percentage of weight loss. The obtained data were analysed by analysis of variance and if there was an effect of treatment on the observed parameters, the Duncan test was applied. The test results highlight the significant impact of treatment interaction on mangosteen fruit quality parameters including weight loss, TPT, and fruit pH. The packaging design measured at 27cm x 22cm x 22cm demonstrated a compressive strength value of 284 kgf. The treatment which produced the lowest weight loss of 2.30%, a TPT value of 15.30 and pH 2.6, is L1V1. This treatment is optimal for packaging mangosteen fruit, as it is able to maintain the fruit's quality.
Kombinasi Perekat dan Bentuk Geometri yang digunakan terhadap Karakteristik Biobriket Batang Bambu Tabah (Gigantochloa Nigrociliata Buse-Kurz) Maysaroh, Fayfi; Kencana, Pande Ketut Diah; Budisanjaya, I Putu Gede
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 13 No 1 (2025): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik terhadap kombinasi bahan perekat dan bentuk geometri yang digunakan terhadap mutu briket bambu tabah yang dihasilkan dan menentukan perlakuan manakah yang memberikan hasil terbaik terhadap katakteristik briket yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor dan 3 kali pengulangan. Faktor pertama (A) merupakan kombinasi bahan perekat yang terdiri dari 3 taraf tepung sagu dan tepung tapioka (A1), Tepung sagu dan tepung ketan (A2), dan tepung tapioka dan tepung ketan (A3). Faktor kedua (B) merupakan bentuk geometri yang terdiri dari 3 paraf silinder (B1), kubus (B2), dan balok (B3). Seluruh perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali sehingga didapat 27 data pengamatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dan apabila terdapat pengaruh yang signifikan, kemudian akan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT terhadap rata-rata perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antar perlakuan jenis kombinasi perekat dan bentuk geometri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parameter mutu briket yang dihasilkan. Perlakuan briket yang dibuat dengan kombinasi perekat tepung sagu dan tepus ketan dengan bentuk geometri silinder (A2B1) merupaka perlakuan yang menghasilkan briket dengan kualitas paling baik dengan nilai kadar air sebesar (6,80% bb), kadar abu sebesar (12,87%), laju pembakaran sebesar (0.08 g/menit) dan kadar zat menguap sebesar (57,50 %). ABSTRACT This study aims to determine the characteristics of the combination of adhesives and geometric shapes used on the quality of stoic bamboo briquettes produced and determine which treatment gives the best results on the characteristics of the briquettes produced. This study used a Factorial Randomized Group Design (RAK) using 2 factors and 3 repetitions. The first factor (A) is a combination of adhesive materials consisting of 3 levels of sago flour and tapioca flour (A1), sago flour and sticky rice flour (A2), and tapioca flour and sticky rice flour (A3). The second factor (B) is a geometric shape consisting of 3 levels of cylinder (B1), cube (B2), and beam (B3). All treatments were replicated 3 times so that 27 observation data were obtained. The data obtained were analyzed using SPSS and if there is a significant effect, then it will be continued with the BNT further test on the average treatment. The results showed that the interaction between the treatment types of adhesive combinations and geometric shapes had a significant effect on the quality parameters of the briquettes produced. The treatment of briquettes made with a combination of sago starch and sticky rice with a cylindrical geometric shape (A2B1) is the treatment that produces the best quality briquettes with a moisture content value of (6.80% bb), ash content of (12.87%,), burning rate of (0.08 g/min) and volatile metter of (57.50%).