Fitria Nucifera
Universitas AMIKOM Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Deteksi Kerawanan Banjir Genangan Menggunakan Topographic Wetness Index (TWI) Fitria Nucifera; Sutanto Trijuni Putro
Media Komunikasi Geografi Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v18i2.12088

Abstract

Flood is the most frequent disaster occured in Indonesia. Flood events result in loss and damage to communities and the environment. Floods are triggered by several factors including hydrometeorological factors, topography, geology, soil and human activities. Topographic factor is one of the flood trigger control factors. Topographic calculation for flood inundation detection can be done by Topographic Wetness Index (TWI) method. The TWI method focuses on topographic conditions of the region, especially the upper slopes and lower slopes to assess the trend of water accumulation in a region. TWI calculations are based on the topography of an area represented by DEM (Digital Elevation Model) data in the form of DTM (Digital Terrain Model). The high value of TWI is associated with high flood vulnerability. Based on the calculation of TWI value, flood-prone areas in Kebumen District include Adimulyo Subdistrict, Puring Subdistrict, Ambal Subdistrict, Rowokele Subdistrict and Buayan Subdistrict.
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Volume Runoff di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 – 2018 Isham Jibran; Sola Tri Astuti; Fitria Nucifera
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.40571

Abstract

Kawasan Perkotaan Yogyakarta mencakup seluruh wilayah Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Sleman serta Bantul. Setiap tahunnya penggunaan lahan mengalami perubahan terutama pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta, disertai dengan perubahan intensitas hujan. Penelitian ini berfokus pada hubungan perubahan penggunaan lahan dengan volume runoff. Perubahan penggunaan lahan diklasifikasikan menggunakan metode unsupervised berdasarkan citra Landsat 5 dan 8 dengan interval 5 tahunan (2008, 2013, dan 2018). Volume runoff maksimum dikalkulasi menggunakan metode SCS-CN. Hubungan kedua hasil tersebut dianalisis dengan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2008 – 2018 luas lahan terbangun meningkat sebanyak 19,5% dari 11.755,6 ha pada tahun 2008 menjadi 14.059,5 ha pada tahun 2018. Volume runoff mengalami peningkatan sebanyak 76,6% dari 7.268,68 m3 pada tahun 2008 menjadi 12.837,63 m3 pada tahun 2018.  Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya signifikansi hasil nilai korelasi dibawah 5% dengan t- hitung lebih besar dari t-tabel. Korelasi Y menunjukkan jika lahan terbangun bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 76.09 m3. Korelasi Y untuk lahan terbuka jika bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 59.27 m3. Pada lahan vegetasi, jika luas lahan vegetasi bertambah 100 ha, volume runoff akan bertambah 54 m3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas penggunaan lahan terbangun maka volume runoff juga semakin besar.
Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island dan Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Yogyakarta Tahun 1999-2019 Cornelius Deni Wijaya Putra; Fitria Nucifera; Sola Tri Astuti
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, No. 1 Tahun 2022
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i1.7785

Abstract

Kota Yogyakarta hingga tahun 2018 tercatat memiliki jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi berdampak pada kebutuhan akan lahan yang semakin tinggi sehingga menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan kota. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas lingkungan salah satunya peristiwa efek pulau panas atau urban heat island (UHI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal perubahan penggunaan lahan dan UHI di wilayah perkotaan Yogyakarta tahun 1999-2019, serta mengidentifikasi hubungan antara tipe penggunaan lahan dan suhu permukaan. Data yang digunakan adalah citra Landsat dengan interval waktu 5 tahunan dari tahun 1999-2019. Metode pengukuran menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Landsat. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan pendekatan NDBI untuk mengetahui lahan terbangun, LST untuk mengetahui suhu permukaan, dan perhitungan UHI untuk mengetahui intensitas dan distribusi yang terjadi. Hasil pengolahan menunjukkan peningkatan intensitas UHI Pada tahun 1999 -2009 sebesar 0,08°C, dan pada tahun 2009- 2019 sebesar 0,1°C. Perkembangan UHI di Kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami peningkatan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan terbangun yang mengakibatkan peningkatan suhu. Wilayah yang termasuk dalam cluster UHI tinggi cenderung memiliki titik panas. Lokasi yang menjadi sumber titik panas paling besar berada di Kecamatan Banguntapan, Depok, Gamping, Kasihan, Mlati, Sewon, dan Depok.
Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island dan Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Yogyakarta Tahun 1999-2019 Cornelius Deni Wijaya Putra; Fitria Nucifera; Sola Tri Astuti
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 1 (2022): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i1.7785

Abstract

Kota Yogyakarta hingga tahun 2018 tercatat memiliki jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi berdampak pada kebutuhan akan lahan yang semakin tinggi sehingga menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan kota. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas lingkungan salah satunya peristiwa efek pulau panas atau urban heat island (UHI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal perubahan penggunaan lahan dan UHI di wilayah perkotaan Yogyakarta tahun 1999-2019, serta mengidentifikasi hubungan antara tipe penggunaan lahan dan suhu permukaan. Data yang digunakan adalah citra Landsat dengan interval waktu 5 tahunan dari tahun 1999-2019. Metode pengukuran menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Landsat. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan pendekatan NDBI untuk mengetahui lahan terbangun, LST untuk mengetahui suhu permukaan, dan perhitungan UHI untuk mengetahui intensitas dan distribusi yang terjadi. Hasil pengolahan menunjukkan peningkatan intensitas UHI Pada tahun 1999 -2009 sebesar 0,08°C, dan pada tahun 2009- 2019 sebesar 0,1°C. Perkembangan UHI di Kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami peningkatan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan terbangun yang mengakibatkan peningkatan suhu. Wilayah yang termasuk dalam cluster UHI tinggi cenderung memiliki titik panas. Lokasi yang menjadi sumber titik panas paling besar berada di Kecamatan Banguntapan, Depok, Gamping, Kasihan, Mlati, Sewon, dan Depok.