Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Volume Runoff di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Tahun 2008 – 2018 Isham Jibran; Sola Tri Astuti; Fitria Nucifera
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i2.40571

Abstract

Kawasan Perkotaan Yogyakarta mencakup seluruh wilayah Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Sleman serta Bantul. Setiap tahunnya penggunaan lahan mengalami perubahan terutama pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta, disertai dengan perubahan intensitas hujan. Penelitian ini berfokus pada hubungan perubahan penggunaan lahan dengan volume runoff. Perubahan penggunaan lahan diklasifikasikan menggunakan metode unsupervised berdasarkan citra Landsat 5 dan 8 dengan interval 5 tahunan (2008, 2013, dan 2018). Volume runoff maksimum dikalkulasi menggunakan metode SCS-CN. Hubungan kedua hasil tersebut dianalisis dengan metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2008 – 2018 luas lahan terbangun meningkat sebanyak 19,5% dari 11.755,6 ha pada tahun 2008 menjadi 14.059,5 ha pada tahun 2018. Volume runoff mengalami peningkatan sebanyak 76,6% dari 7.268,68 m3 pada tahun 2008 menjadi 12.837,63 m3 pada tahun 2018.  Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya signifikansi hasil nilai korelasi dibawah 5% dengan t- hitung lebih besar dari t-tabel. Korelasi Y menunjukkan jika lahan terbangun bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 76.09 m3. Korelasi Y untuk lahan terbuka jika bertambah 100 ha maka terdapat kenaikan volume runoff sebanyak 59.27 m3. Pada lahan vegetasi, jika luas lahan vegetasi bertambah 100 ha, volume runoff akan bertambah 54 m3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin luas penggunaan lahan terbangun maka volume runoff juga semakin besar.
Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 di Kelurahan Kotabaru Kota Yogyakarta Ika Afianita Suherningtyas; Sola Tri Astuti; Eva Kurnia Setyawati; Laela Nurul Istiqomah; Zulham Huzaeni
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202161.638

Abstract

INCREASED COMMUNITY PREPAREDNESS IN FACING THE COVID 19 PANDEMIC IN KOTABARU URBAN VILLAGE, YOGYAKARTA CITY. Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) is a disease that is transmitted between humans through droplets caused by the corona virus, attacks the respiratory tract so that it can cause high fever, cough, flu, shortness of breath and sore throat and even death. The number of covid-19 cases has always increased every day to become a world problem, including the Kotabaru Yogyakarta City. This area has high socio-economic activities that involve direct physical contact. This study aims to improve community preparedness in RT 16 RW 04, Krasak Village, Kotabaru Village, Yogyakarta City in the face of the Covid-19 pandemic. Public knowledge about Covid-19 is an important asset in prevention efforts to minimize transmission by taking precautions at the individual and community levels, implementing health protocols, and promotional media. The research method used a qualitative descriptive analysis of the phenomenon of the study subject and the purposive sampling method for determining correspondence. The research instrument used a questionnaire containing several questions about covid-19 knowledge. The parameters listed are public knowledge about Covid-19 and its origins, characteristics, how to protect themselves, prevention, and access to information. The results of the study of 34 respondents showed that 26% had low knowledge, 59% had moderate knowledge, and 15% had high knowledge regarding covid-19. Community empowerment activities carried out include dissemination of information on covid-19, implementing PHBS (Clean and Healthy Lifestyle) behavior, forming a Covid-19 task force at the RT level, forming a food barn, and providing assistance in the form of funds and goods, and food for residents who carry out self-quarantine.
Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island dan Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Yogyakarta Tahun 1999-2019 Cornelius Deni Wijaya Putra; Fitria Nucifera; Sola Tri Astuti
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, No. 1 Tahun 2022
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i1.7785

Abstract

Kota Yogyakarta hingga tahun 2018 tercatat memiliki jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi berdampak pada kebutuhan akan lahan yang semakin tinggi sehingga menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan kota. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas lingkungan salah satunya peristiwa efek pulau panas atau urban heat island (UHI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal perubahan penggunaan lahan dan UHI di wilayah perkotaan Yogyakarta tahun 1999-2019, serta mengidentifikasi hubungan antara tipe penggunaan lahan dan suhu permukaan. Data yang digunakan adalah citra Landsat dengan interval waktu 5 tahunan dari tahun 1999-2019. Metode pengukuran menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Landsat. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan pendekatan NDBI untuk mengetahui lahan terbangun, LST untuk mengetahui suhu permukaan, dan perhitungan UHI untuk mengetahui intensitas dan distribusi yang terjadi. Hasil pengolahan menunjukkan peningkatan intensitas UHI Pada tahun 1999 -2009 sebesar 0,08°C, dan pada tahun 2009- 2019 sebesar 0,1°C. Perkembangan UHI di Kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami peningkatan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan terbangun yang mengakibatkan peningkatan suhu. Wilayah yang termasuk dalam cluster UHI tinggi cenderung memiliki titik panas. Lokasi yang menjadi sumber titik panas paling besar berada di Kecamatan Banguntapan, Depok, Gamping, Kasihan, Mlati, Sewon, dan Depok.
Pengembangan Augmented Reality berbasis Geolokasi di Kabupaten Sleman Afrinia Lisditya Permatasari; Ika Afianita Suherningtyas; Rizky Rizky; Rhisa Aidilla Suprapto; Sola Tri Astuti
Media Komunikasi Geografi Vol. 23 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v23i2.49226

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak potensi dalam bidang pariwisata, yaitu meliputi wisata alam, seni, dan budaya. Pengembangan pariwisata saat ini diarahkan pada pembangunan pariwisata berkelanjutan dan juga smart tourism. Salah satu cara dalam mengembangkan pariwisata adalah dengan menyediakan fasilitas infromasi wisata yang berbasis teknologi. Desa Pandowoharjo secara geografis berada di lereng Gunungapi Merapi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Desa Pandowoharjo memiliki kondisi tanah, hidrologi, dan SDA yang baik serta tingginya kesadaran masyarakat dalam merawat budaya daerah. Penelitian ini berfokus pada pengembangan informasi desa wisata yang terintegrasi dengan Augmented Reality berbasis geolokasi lokasi wisata di Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pengumpulan data secara kualitatif. Analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif sebagai hasil dari data yang diperoleh di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi wisata di Desa Pandowoharjo Kabupaten Sleman dapat dikembangkan dengan Augemented Reality, beberapa informasi penting di lokasi wisata dapat dengan mudah diakses dengan Augmented Reality. Diharapkan melalui hasil AR desa wisata Pandowoharjo dapat dikembangakan wisata berkelanjutan dan terintegrtitas sehingga dapat menarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Distribusi Spasial dan Temporal Urban Heat Island dan Penggunaan Lahan di Wilayah Perkotaan Yogyakarta Tahun 1999-2019 Cornelius Deni Wijaya Putra; Fitria Nucifera; Sola Tri Astuti
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 6 No. 1 (2022): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v6i1.7785

Abstract

Kota Yogyakarta hingga tahun 2018 tercatat memiliki jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa. Peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi berdampak pada kebutuhan akan lahan yang semakin tinggi sehingga menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan kota. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kualitas lingkungan salah satunya peristiwa efek pulau panas atau urban heat island (UHI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi spasial dan temporal perubahan penggunaan lahan dan UHI di wilayah perkotaan Yogyakarta tahun 1999-2019, serta mengidentifikasi hubungan antara tipe penggunaan lahan dan suhu permukaan. Data yang digunakan adalah citra Landsat dengan interval waktu 5 tahunan dari tahun 1999-2019. Metode pengukuran menggunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan citra Landsat. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan pendekatan NDBI untuk mengetahui lahan terbangun, LST untuk mengetahui suhu permukaan, dan perhitungan UHI untuk mengetahui intensitas dan distribusi yang terjadi. Hasil pengolahan menunjukkan peningkatan intensitas UHI Pada tahun 1999 -2009 sebesar 0,08°C, dan pada tahun 2009- 2019 sebesar 0,1°C. Perkembangan UHI di Kota Yogyakarta dan sekitarnya mengalami peningkatan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan terbangun yang mengakibatkan peningkatan suhu. Wilayah yang termasuk dalam cluster UHI tinggi cenderung memiliki titik panas. Lokasi yang menjadi sumber titik panas paling besar berada di Kecamatan Banguntapan, Depok, Gamping, Kasihan, Mlati, Sewon, dan Depok.