Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Kebijakan Penanganan Tindak Kekerasan pada Perempuan dan Anak selama Masa Pandemi Covid-19 di Jakarta Suswandari Suswandari; Margaretha Hanita; Mukti Aprian; Eka Nana Susanti
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i1.39511

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggali informasi dan menganalisis lebih mendalam terkait dengan inovasi layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan sebagai bentuk kebijakan sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Model inovasi layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan dibutuhkan untuk memenuhi hak-hak korban sesuai dengan asas Hak Asasi Manusia terlebih dimasa Pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologi serta dilengkapi dengan perangkat analisis Soft System Methodology. Hasil penelitian menjelaskan beberapa hal berikut. Pertama, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil membangun kebijakan sosial dalam penanganan perempuan dan anak korban tindak kekerasan melalui berbagai bentuk regulasi perundangan tingkat daerah, pembentukan kelembagaan, pendanaan, dan penyediaan sarana prasarana dalam rangka pemenuhan hak korban yang berkeadilan. Kedua, bentuk inovasi penanganan dan pelayanan perempuan dan anak korban kekerasan masa pandemi COVID-19 dilakukan dengan protokol kesehatan dan berbasis online serta melakukan beberapa perubahan untuk memperkaya kinerja lembaga layanan. Hal ini merupakan wujud nyata implementasi kebijakan sosial Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berpihak kepada masyarakat menuju keadilan dan kesetaraan. 
SITUS BENTENG FORT ROTTERDAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA KOTA MAKASAR : TINJAUAN FISIK ARSITEKTUR DAN KESEJARAHAN Jumardi Jumardi; Suswandari Suswandari
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v4i2.4529

Abstract

Berbagai peninggalan masa kolonialisme tersebut harus dipelihara sebagai bagian dari pengalaman bangsa dalam perjuangannya merebut kemerdekaan. Keberadaan bangunan atau benda bersejarah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Pasal 1 Undang undang Nomor 11 Tahun 2010 yang dimaksud cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur agar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Salah satu cagar budaya yang masih terpelihara dengan baik adalah Benteng Ford Rotterdam. Benteng Fort Rotterdam merupakan bagian kecil dari sebuah puzzle negara yang  bernama Indonesia. Kejayaan dan kebesaran Kerajaan Gowa, mampu dihadirkan  melalui Benteng Fort Rotterdam sebagai benda cagar budaya yang terus dijaga kelestariannya oleh pemerintah daerah. Meskipun ada banyak benda cagar budaya di Kota Makassar, Benteng Fort Rotterdam layak dijadikan ikon Kota Makassar, sekaligus akan mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Benteng Fort Rotterdam juga dapat dijadikan sumber belajar peserta didik.  Peserta  didik harus lebih mengenal dengan sejarah bangsanya supaya semakin tumbuh kesadaran sejarah dan semakin kuat rasa nasionalisme peserta didik.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otokratik terhadap Budaya Kerja Karyawan PT Wira Sandi di Jakarta Suswandari Suswandari
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2010.299 KB)

Abstract

This research conducted in order to understand the relationship and the impacts between autocratic leadership style applications towards some efforts for changing, improving and maintaining employees working culture in PT. Wira Sandi. The researched variables were the applications of autocratic leadership style as independent variable and employees working culture (security guard members) in PT Wira Sandi (Security Service Agency) as dependent variable. Data were collected by observations, interviews, and questioners which were involving of 80 respondents as the sample from 807 populations (Security Guard Members) of PT Wira Sandi which employed by 24 clients (Security Service Users). The extended regression equation of this research resulting Y= 13.48 + 0. 71X, correlation coefficient r = 0.84 and determinant coefficient r2 = 71.1 %. Furthermore, after testing correlation coefficient parameters which  founded to be positively and significantly related and influenced the autocratic leadership style towards working culture by 71.1%. Determination coefficient value shows that formed working culture can be explained by autocratic leadership style variable. Whereas, the rest 28% were explained by other variables which were also impacting employees working culture, but not explained by this research 
Potensi Konflik Etnis Pasar Induk Kramat Jati (Kajian Sosial di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur) Suswandari Suswandari
CHRONOLOGIA Vol 1 No 1 (2019): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.733 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i1.3554

Abstract

Beberapa hal yang menjadi masalah dalam skripsi ini yaitu perbedaan corak kelas sosial dan etnis antara penjual dan pembeli, perbedaaan luas kios akan menimbulkan potensi konflik etnis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif-analisis Fenomenologi. Hasil yang diperoleh dari penelitian Potensi konflik yang ada di Pasar Induk Kramat Jati memang selalu timbul walaupun hanya di permukaan dan tidak nampak secara langsung. Penelitian menunjukan Beragam etnis yang berada di Pasar Induk Kramat Jati itu tidak serta merta diyakini tanpa ada gesekan yang terjadi, karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu perbedaan pandangan, agama yang dianut, modal dalam berdagang dan lahan-lahan dagangan yang strategis. Faktor-faktor yang inilah yang membuat adanya petensi- potensi konflik entah itu horizontal maupun vertikal dan potensi-potensi itu antara lain, pungutan liar dan kebijakan kepala pengelola yang pilih kasih.
Jugun Ianfu: Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Pada Masa Pendudukan Jepang di Jawa Barat Tahun 1942-1945 Astrid Dwi Rahma; Suswandari Suswandari; Hari Naredi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.907 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4731

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana aktivitas Jugun Ianfu di Jawa Barat, bentuk-bentuk kekerasan terhadap Jugun Ianfu, perlindungan hukum dan pertanggungjawaban Jepang, serta dampak sosial-psikologis korban Jugun Ianfu di Jawa Barat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan di daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cimahi, Sukabumi, Bogor, dan Sumedang melalui penculikan dan dijanjikan akan dipekerjakan. Berdasarkan pemaparan para korban Jugun Ianfu, mereka seringkali menerima kekerasan-kekerasan seksual yang baik itu dilakukan oleh Tentara Jepang maupun para Perwiranya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tentara Jepang sudah melakukan perkosaan, perdagangan orang untuk tujuan seksual, eksplotasi sosial, penyiksaan seksual dan juga perbudakan seksual terhadap perempuan-perempuan remaja di Jawa Barat dan memberikan dampak traumatis bagi mereka yang mengalaminya baik itu secara fisik, dampak terhadap masyarakat dan juga psikologis korban Jugun Ianfu tersebut.
Efektivitas Pembelajaran Daring pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi UHAMKA di Masa Pandemi COVID 19 Eka Nana Susanti; Suswandari
Jurnal Penelitian dan Penilaian Pendidikan Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka bekerjasama dengan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI).

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.928 KB) | DOI: 10.22236/jppp.v3i2.6919

Abstract

Penelitian ini menggunakan model kuantitatif dengan menggunakan metode survei, yang menggunakan media google foom dalam menjaring data yang dibutuhkan. Responden penelitian ini berjumlah 110 mahasiswa, dengan hasil yang tergambar 72% siswa merasa efektif proses pembelajaran yang dilakuka karena dosen teta berusaha membangun proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat meski bertemu dengan tatap maya hal, karena dalam proses pembelajaran daring mahasiswa bisa lebih kreatif dari sisi tekhnologi dan memiliki produktivitas pembelajaran yang berbeda dan memiliki nilai lebih dalam bidang teknologi dan konten pembelajaran. Sedangkan ada 28% mahasiswa yang menggambarkan bahwa proses pembelajaran tidak efektif karena dalam proses penyampaian lebih menarik dan dapat mudah dimengerti saat tatap muka. Sehingga dapat disimpulkan bahawa pembelajaran secara daring pada masa saat ini masih efektif selama masih terbangun proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.   This study uses a quantitative model using a survey method, which uses Google Foom media to capture the required data. Respondents to this study totaled 110 students, with the results illustrated that 72% of students felt that the learning process was effective because the lecturers still tried to build the learning process according to the design that had been made even though they met face-to-face, because in the online learning process students can be more creative than the technology side and have different learning productivity and have more value in the field of technology and learning content. While there were 28% of students who described that the learning process was not effective because the delivery process was more interesting and could be easily understood face-to-face. So it can be concluded that online learning at this time is still effective as long as the learning process is built according to the learning objectives.
EKSISTENSI PEDAGANG KERAK TELOR ETNIK BETAWI KEMAYORAN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Muhamad Abi Fadila; Suswandari Suswandari
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial Vol 9, No 1 (2022): Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/sosial.v9i1.3395

Abstract

Dalam masa pandemi Covid-19, sektor ekonomi informal salah satunya pedagang kaki lima, sangat kesulitan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka menahan laju virus Covid-19. Mulai dari penurunan daya beli masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku ekonomi informal. Maka, pedagang Kerak Telor di Kemayoran, sebagai pelaku ekonomi informal, artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi pedagang Kerak Telor di Kemayoran dalam menghadapi tantangan di masa pandemi Covid-19. Artikel ilmiah ini, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil menunjukkan dalam penelusuran sejarah Betawi, Kemayoran dan Kerak Telor dapat diketahui bahwa kuliner Kerak Telor merupakan warisan kearifan lokal masyarakat Betawi. Selama pandemi Covid-19, tantangan pedagang Kerak Telor di Kemayoran tidak jauh berbeda dengan pedagang kaki lima lainnya, secara terpaksa tetap berdagang walau terdapat himbauan dan teguran dari aparat setempat. Dengan begitu perlu diperhatikan sebagaimana mereka sebagai warisan budaya, perlu adanya optimalisasi ekowisata kuliner tradisional Betawi di Kemayoran, yang sesuai di masa pandemi Covid-19.
Local History of Jakarta and MulticulturalAttitude (Historical Local Study of Betawi Ethnic) Suswandari Suswandari
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 2, No 1 (2017): Volume 2 Number 1 March 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.129 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v2i1.142

Abstract

This is a literature review about local history of Jakarta and multicultural attitude. In the context of local history of Jakarta, ethnic Betawi as ethnic origin Jakarta is formed from the process of inter-ethnic assimilation imported by the Dutch colonial government in its political and economic interests. In its development, the Betawi ethnic group continued to strengthen and succeeded in establishing their own distinctive identity as well as disturbing with other ethnic groups in Indonesia, although in their present development their existence is decreasing due to development interest which is not able to open wide room for Betawi ethnicity itself because various causes. The Betawi ethnic group has a strong identity concerning Betawi cultural heritage such as strong religious soul, respect for diversity, friendly, homoris, helpful, open, tolerant to differences and so on. As a part of Jakarta's local history, ethnic Betawi history can be explored as a source of inspiration and a source of awareness in instilling multicultural souls in Jakarta, as a metropolitan city with increasingly diverse ethnicity towards social life within the framework of peace and harmony.
Ternate Historical Site as an Object Based Education for Sustainable Development Suswandari Suswandari
JETL (Journal of Education, Teaching and Learning) Vol 2, No 2 (2017): Volume 2 Number 2 September 2017
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.008 KB) | DOI: 10.26737/jetl.v2i2.279

Abstract

This study aims to classify the historical sites of Ternate based on the timeliness of its existence. This study uses a critical qualitative historical approach and is conducted in several locations related to the history of Ternate. Data relating to the physical facts of Ternate history sites, then the location of research in the Ternate region of North Maluku. Data were collected from several findings and poured in filed notes. Then do the sorting and grouping to found description. Data were analyzed using critical historical analysis techniques. The Ternate history sites identified in this research consist of Ternate Museum of Ternate, Ternate Great Mosque, Kastela Fortress, Toluko Fortress, Kalamata Fortress, Oranje Bull, and Nala Fortress. Seven sites are conditions vary and still require government intervention to be used as an object of tourism which can then become an economic power for the people of Ternate. With the Education For Sustainable Development (EDS) approach, historical site development takes care of the needs and involves the community directly with full results for the benefit of the people of Ternate and the wider Indonesian community.
PEMAHAMAN GURU SEJARAH TERHADAP PEMANFAATAN CAGAR BUDAYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI KABUPATEN CILACAP Acep Saepul Milah; Suswandari Suswandari; Laely Armiyati
BIHARI: JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.89 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman guru dalam pemanfaatan cagar budaya serta mendeskripsikan strategi guru terhadap pemanfaatan cagar budaya. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan model sequential explanatory yaitu proses pengumpulan data kuantitatif pada tahap pertama, melakukan pengumpulan data dan menganalisis data kualitatif pada tahap kedua, selanjutnya menganalisis data secara keseluruhan untuk kemudian diambil kesimpulan dari analisis data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap konsep cagar budaya dalam pembelajaran sejarah sebesar 75%, sikap guru sejarah terhadap pemanfaatan cagar budaya dalam pembelajaran sejarah hasilnya sebesar 82,4 %, sedangkan guru yang memanfaatkan cagar budaya dalam pembelajaran sejarah sebesar 49,25 %. Penyebab dari minimnya pemanfaatan cagar budaya tersebut adalah 1) Banyaknya guru sejarah di Kabupaten Cilacap yang belum paham mengenai latar belakang sejarah cagar budaya tersebut, 2) Jarak antara sekolah dengan obyek cagar budaya cukup jauh.