Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Relevansi Nilai-Nilai Sejarah Lokal dan Nasionalisme Generasi Muda Jumardi jumardi12
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9 No 1 (2020): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 9 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Local history has a role in building and strengthening nationalism and character in students. Local historical values ​​conveyed through daily actions, starting from the role of a person (figure), social culture (art, language and clothing) or historical events with a small narrative that exists in the neighborhood or educational environment where students are located. This study aims to provide an overview of the relevance of local history in life, so that it can become a provision in the next process, both as a member of the community or in the world of work. Studying local history will prevent students from being blind to history. The research method uses the survey method. Data obtained using observations and interviews with Uhamka students. The results of the study illustrate that more than 50% of students state that there is no relevance between local historical values ​​and nationalism. Students have not been able to interpret the events and values ​​of local history and nationalism, as well as the importance of mastering local history and its relation to national history. Sejarah lokal memiliki andil dalam membangun dan menguatkan rasa nasionalisme dan karakter pada mahasiswa. Nilai nilai sejarah lokal tersampaikan melalui tindakan sehari-hari, mulai dari peran seorang (ketokohan), sosial budaya (seni, bahasa dan pakaian) atau peristiwa sejarah dengan narasi kecil yang ada pada lingkungan tempat tinggal atau lingkungan pendidikan dimana mahasiswa berada. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran relevansi sejarah lokal dalam kehidupan, sehingga dapat menjadi bekal dalam proses selanjutnya, baik sebagai anggota masyarakat ataupun dalam dunia pekerjaan. Mempelajari sejarah lokal akan menghindarkan mahasiswa dari buta sejarah. Metode penelitian menggunakan metode survey. Data diperoleh menggunakan observasi dan wawancara terhadap mahasiswa Uhamka. Hasil penelitian menggambarkan lebih dari 50% mahasiswa menyatakan bahwa tidak ada relevansi antara nilai-nilai sejarah lokal dan nasionalisme. Mahasiswa belum dapat memaknai peristiwa dan nilai-nilai sejarah lokal dan nasionalisme, serta pentingnya penguasaan sejarah lokal dan kaitannya dengan sejarah nasional.
Perkembangan Transportasi Kereta Api di Jakarta Jumardi Jumardi; Ruli R; Abdulhadi Abdulhadi; Atika Siska; Viki A; Zaqi AZ
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 1, April 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.777 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v7i1.13291

Abstract

Transportasi kereta api di Indonesia umumnya dan Jakarta khususnya memiliki sejarah yang cukup panjang. Kereta Rel Listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) merupakan perkembangan moda transportasi kereta api masa kini. Perkembangan transportasi tidak terlepas dari kepentingan penjajah dalam mengeksploitasi hasil bumi Indonesia. Hingga pada masanya kereta api menjadi angkutan massal yang murah. Metode penelitian menggunakan metode historis dan wawancara. Hasil penelitian diperoleh bahwa kereta api di Jakarta dimulai pada tahun 1869 hingga 1873. Pembangunan jalur kereta api diperuntukkan bagi pengangkutan hasil bumi di wilayah Buitenzorg ke batavia atau sebaliknya. Pada perkembangannya, kereta api dianggap mampu juga berperan sebagai angkutan tenaga kerja dan kemudian berkembang lagi menjadi angkutan massal di DKI Jakarta.Kata Kunci : Transportasi, Kereta Api  AbsractRail transportation in Indonesia in general and Jakarta in particular has a fairly long history. Electric Rail Trains (KRL), Mass Rapid Transit (MRT) and Light Rail Transit (LRT) are the development of today's rail transportation modes. The development of transportation is inseparable from the interests of the colonizers in exploiting Indonesian agricultural products. Until the time the train became a cheap mass transportation. The research method uses historical methods and interviews. The results were obtained that the railroad in Jakarta began in 1869 until 1873. The construction of the railroad was intended for transportation of agricultural products in the Buitenzorg region to Batavia or vice versa. In its development, the train is considered capable of also acting as a transportation of labor and then developing again into mass transportation in DKI Jakarta.Keywords : Transportation, Train
Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur Bunga Oktaveanry Nagara; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 1, April 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v7i1.13292

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol. Pada uji validitas instrumen menggunakan korelasi biserial dengan 25 butir soal pilihan ganda dengan 15 butir soal valid an 10 butir soal yang tidak valid. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi daripada hasil belajar yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional, dari analisis data diperoleh rata-rata kelas eksperimen 87,16 dan kelas kontrol 66,85, (2) hasil pengujian hipotesis yang diperoleh thitung>ttabel yaitu  2,107>2,002 pada taraf signifikan α=0,05. Hal tersebut berarti hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima dan dinyatakan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur. Kesimpulannya bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMK Grafika Yayasan Lektur.Kata kunci: model pembelajaran talking stick, hasil belajar AbstractThis study aims to determine the effect of the talking stick learning model on student learning outcomes in class X history subjects at the SMK Grafika Foundation for Literature.  The research method used was an experimental quantitative research method.  The sample used in this study is class XA as an experimental class and class XB as a control class. In the validity test the instrument uses biserial correlation with 25 multiple choice questions with 15 valid items and 10 invalid items.  Data analysis techniques used were normality test, homogeneity test and hypothesis testing using t test. The results showed that: (1) there were differences in learning outcomes that were treated using the talking stick learning model higher than learning outcomes that were treated using conventional learning models, from the analysis of the data obtained an experimental class average of 87.16 and a control class 66,  85, (2) the results of testing the hypothesis obtained tcount> ttable is 2.107> 2.002 at a significant level α = 0.05.  This means that the hypothesis in this study can be accepted and it is stated that there is an effect of the talking stick learning model on student learning outcomes in class X history subjects at SMK Grafika Literature Foundation. The conclusion that there is an influence of the talking stick learning model on student learning outcomes in classs X history subjects at SMK Grafika Literature Foundation.Keywords: talking stick learning model, learning outcomes
DAAN MOGOT DALAM PERTEMPURAN LENGKONG SEBAGAI SUPLEMEN MATERI PERJUANGAN REVOLUSI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Hanifa Rizky Indriastuty; Jumardi Jumardi
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v7i1.9434

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peran Daan Mogot dalam Pertempuran Lengkong, (2) mengetahui pentingnya Suplemen ajar untuk mendekatkan peristiwa sejarah pada peserta didik dalam Materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pertempuran Lengkong merupakan peristiwa pelucutan senjata untuk mempertahankan revolusi kemerdekaan Indonesia. Pertempuran berlangsung mendadak dikarenakan adanya kesalahpahaman antara Jepang dan Akademi Militer Tangerang yang tidak sengaja meledakan senjata milik Jepang. Daan Mogot sebagai pendiri sekaligus ketua Akademi Militer Tangerang menjadi korban dalam Pertempuran Lengkong. Daan gugur diusia yang masih muda yaitu 18 tahun. (2) Dalam buku teks sejarah kelas 11 materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan hanya membahas seputar peristiwa nasional. Berdampak pada kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap sejarah lokal, (3) Suplemen materi ajar dibutuhkan untuk mendekatkan peserta didik pada peristiwa sejarah yang ada disekitarnya. Daan Mogot dalam Pertempuran Lengkong merupakan bentuk nyata suplemen materi Perjuangan dan Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan bagi peserta didik khususnya di Tangerang.
SITUS BENTENG FORT ROTTERDAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA KOTA MAKASAR : TINJAUAN FISIK ARSITEKTUR DAN KESEJARAHAN Jumardi Jumardi; Suswandari Suswandari
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v4i2.4529

Abstract

Berbagai peninggalan masa kolonialisme tersebut harus dipelihara sebagai bagian dari pengalaman bangsa dalam perjuangannya merebut kemerdekaan. Keberadaan bangunan atau benda bersejarah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Pasal 1 Undang undang Nomor 11 Tahun 2010 yang dimaksud cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur agar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Salah satu cagar budaya yang masih terpelihara dengan baik adalah Benteng Ford Rotterdam. Benteng Fort Rotterdam merupakan bagian kecil dari sebuah puzzle negara yang  bernama Indonesia. Kejayaan dan kebesaran Kerajaan Gowa, mampu dihadirkan  melalui Benteng Fort Rotterdam sebagai benda cagar budaya yang terus dijaga kelestariannya oleh pemerintah daerah. Meskipun ada banyak benda cagar budaya di Kota Makassar, Benteng Fort Rotterdam layak dijadikan ikon Kota Makassar, sekaligus akan mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional. Benteng Fort Rotterdam juga dapat dijadikan sumber belajar peserta didik.  Peserta  didik harus lebih mengenal dengan sejarah bangsanya supaya semakin tumbuh kesadaran sejarah dan semakin kuat rasa nasionalisme peserta didik.
Workhsop Peningkatan Profesionalisme Guru SD Melalui Kompetensi Membuat Media Pembelajaran IPS Jumardi Jumardi; Andi Andi; Rizki Dwi Siswanto
Publikasi Pendidikan Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Prodi PGSD FIP UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.407 KB) | DOI: 10.26858/publikan.v10i2.11372

Abstract

Pembelajaran akan lebih bermakna jika materi yang disampaikan oleh guru mampu membawa kesenangan tersendiri bagi peserta didik. Kesenangan dalam menerima materi bagi siswa sangat beragam, salah satunya adalah penggunaan permainan monopoli. Pelatihan pembuatan media pembelajaran monopoli ini akan membantu guru dalam membuat siswa tertarik akan materi pembelajaran yang diberikan. Metode pelaksanaan adalah dengan metode pelatihan. Guru-guru dibimbing untuk membuat media pembelajaran monopoli. Pelaksanaan pelatihan di fokuskan pada guru SD Negeri Pasar Baru 5 Pagi. Hasil yang dicapai, guru-guru mampu menghadirkan media pembelajaran menarik dengan menggunakan media pembelajaran monopoli dan media pembelajaran dapat disesuaikan dengan mata pelajaran yang ada dilingkungan sekolah.
Keberadaan Balai Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Banten dalam Pelestarian Situs Cagar Budaya di Daerah Cibungbulang Nurhalimah Nurhalimah; Desvian Bandarsyah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 2 (2019): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.453 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i2.4721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelestarian dan pengelola situs sejarah di Cibungbulang serta mengidentifikasi situs peninggalan sejarah cagar budaya di daerah Cibungbulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni: (1) Wawancara; (2) Dokumentasi; (3) Observasi. Hasilnya adalah Situs Cibungbulang yang berada di wilayah Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor merupakan daerah kekuasan kerajaan Tarumanegara yang ditandai dengan adanya bukti-bukti peninggalan berupa prasasti. Pengelolaan situs cagar budaya Cibungbulang berada di bawah wewenang Balai Pengelola Cagar Budaya (BPCB) Banten dan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Bentuk pelestarian yang dilakukan adalah melakukan perlindungan, yang terdiri dari penyelamatan dan pengamanan, zonasi, serta pemeliharaan dan pemugaran.
Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk Mempertahankan Lokalitas Budaya Betawi di Condet Ade Andrian; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.464 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk mempertahankan lokalitas Budaya Betawi. Silat Betawi yang mulai bersaing dengan seni beladiri lainnya dan bahkan seni beladiri dari luar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sebagaimana yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Observasi Perguruan Silat Silo Macan di Balekambang Condet 2) wawancara dengan informan diantaranya Guru Perguruan Silo Macan. 3) Dokumetasi, 4) Tringulasi Data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perguruan Silat Silo Macan masih ada dan belum punah gerakan-gerakannya masih asli belum tercampur dengan gerakan beladiri lainnya. Pemerintah daerah bisa mendukung dan berpartisipasi salah satunya dengan cara memberikan tempat latihan yang layak agar bisa bersaing dan berprestasi di ajang ilmubeladiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Peran Perguran Silo Macan menanamkan karakteristik rohani kepada setiap anggota dalam menghadapi zaman yang modern sehingga sampai saat ini Perguruan Silo Macan masih dapat mempertahankan Eksistensinya.
Eksistensi Kesenian Wayang Ajen di Tengah Budaya Populer (Studi Kasus: Sanggar Wayang Ajen, Duren Jaya Bekasi Timur) Apriza Tri Gunarto; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.135 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4730

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi eksistensi kesenian wayang ajen di Bekasi Timur, mengetahui makna dalam kesenian Wayang Ajen, mengetahui tujuan Sanggar Wayang Ajen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara, dokumentasi, observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kesenian Wayang Ajen di Bekasi Timur lahir dengan tafsir baru dan cara-cara modern. Nama Wayang Ajen di ambil dari kata Ajen yang artinya menghargai, tujuannya bermaksud untuk menghargai segala aspek kesenian yang ada seperti seni musik, seni tari, seni drama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Sanggar Wayang Ajen bisa diterima oleh masyarakat karena memiliki warna baru dalam memberikan pertunjukan wayang, dengan cara tersebut Wayang Ajen bisa bertahan di tengah persaingan dengan budaya populer saat ini. Oleh karena itu Sanggar Wayang Ajen ini harus tetap melakukan perkembangan dalam hal kesenian agar selalu bisa diterima oleh masyarakat.
Eksistensi Kesenian Sintren di Kampung Tanjung Kerta, Kecamatan Karang Kancana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat Dea Novianti Gunawan; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.34 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4732

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana eksistensi kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta dan bagaimana rangkaian kesenian Sintren di Tanjung Kerta dan mengetahui bentuk pemanfaatan kesenian Sintren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan prosedur pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dokumetasi, dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta merupakan kesenian tradisional yang menunjukkan aktivitas tarian diiringi dengan musik menggunakan alat musik gendang, kendi dan seorang sinden menyanyikan lagu-lagu Sunda seperti Sulasih Sulandana dan turun sintren dalam mengiringi seorang penari. Kesenian Sintren juga digunakan sebagai hiburan masyarakat di sela-sela aktivitas sore hari di kampung Tanjung Kerta, selain itu dapat juga dijadikan alat untuk meminta hujan, keberkahan, karena menjadi bagian dari nilai-nilai tradisi di kampung Tanjung Kerta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta masih dilestarikan oleh masyarakat kampung Tanjung Kerta.