Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMETAAN ZONASI AIR AKIUFER BEBAS KOTA PEKANBARU Juandi M '; Ita Purnama Sari; Edisar '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 10 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.448 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.10.673-678

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pemetaan zonasi air akuifer bebas KotaPekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Hasil penelitiandidapatkan zona-zona sebagai berikut: (a). dari Kecamatan Sail relatif lebih besarditandai dengan daerah lebih curam, (b). laju aliran air bawah tanah dari KecamatanRumbai lebih lambat ditandai dengan gradientnya lebih rata-rata. (c). Laju aliran dariKecamatan Lima Puluh relatif besar di bandingkan dengan Kecamatan Tampankarena ditandai dengan lereng yang curam. Berdasarkan model kedalaman akuiferbebas rata-rata tahun 2015 menunjukan adanya 3 zona yaitu (a). model kedalamanakuifer bebas rata-rata dengan nilai 12.3 meter, (b). 8,3 meter, (c). 25 meter.
PENENTUAN LAJU PENURUNAN KADAR AIR RENGGINANG UBI DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR BERENERGI BIOMASSA LIMBAH KAYU AKASIA Juandi M '; Febryadi Tulus M; Mbantun Ginting
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.714-719

Abstract

Telah dilakukan penelitian menentukan laju pengeringan kadar air rengginang ubi berenergi biomassa kayu akasia. Sistem pengeringan menggunakan sebuah ruangan kolektor berukuran 150 cm x 100 cm x 112 cm, dilengkapi cerobong, rak rotan dan drum sumber energi panas. Dinding ruangan dari plat seng dicat hitam dan dilapisi papan. Biomassa divariasikan sebesar 3 kg, 6 kg dan 9 kg. Sampel rengginang yang digunakan antara 20 gram sampai 28 gram. Suhu ruangan diatur berkisar 45ºC sampai 65ºC. Pengeringan dilakukan 100 menit dengan interval waktu pengamatan 10 menit. Penelitian dilakukan dengan membandingkan massa sebelum dan setelah pengeringan selama 10 menit. Hasil pengeringan diperoleh penurunan massa dengan biomassa 3 kg pada kedua rak adalah 7,43 gram dan 8,12 gram. Biomassa 6 kg pada kedua rak adalah 9,32 gram dan 10,55 gram. Biomassa 9 kg pada kedua rak adalah 9,95 gram dan 10,49 gram. Penurunan kadar air pada kedua rak adalah 33,14% dan 36,71% untuk biomassa 3 kg. Biomassa 6 kg pada kedua rak adalah 35,47% dan 39,02%. Biomassa 9 kg pada kedua rak adalah 35,24% dan 39,66%. Pengaruh massa biomassa terlihat terhadap penurunan kadar air antara massa 3 kg dibandingkan massa 6 kg dan 9 kg. Pengeringan dengan biomassa kayu akasia berhasil meningkatkan penurunan kadar air pada rengginang ubi.
MODEL VOLUME RESAPAN AIR HUJAN PADA SUMUR RESAPAN DI KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU Juandi M '; Kusnadi Gultom; Muhammad Edisar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 12 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.306 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.12.787-792

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang Volume Resapan Air Hujan pada Sumur Resapan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Perhitungan volume resapan diperoleh menggunakan data geolistrik dua dimensi. Konfigurasi elektroda Schlumberger dengan bentangan sebesar 164 meter. Hasil pengolahan data geolistrik menggunakan software Res2dinv diperoleh nilai tahanan jenis litologi penyusun lapisan-lapisan tanah di daerah pengukuran. Berdasarkan nilai tahanan jenis litologi yang diperoleh, maka diketahui nilai permeabilitas lapisan tanah di daerah penelitian sebesar 75,41 m/hari. Menggunakan data curah hujan rata-rata Kota Pekanbaru dari BMKG sebesar 0,27 mm3 /jam maka diperoleh hasil penelitian volume resapan air hujan untuk sumur resapan dimensi satu dengan tipe rumah 36 sebesar 15,23 m3 ; volume resapan dimensi dua dengan tipe rumah 38; tipe 45; dan tipe 48 diperoleh sebesar 19,58 m3 . Sedangkan untuk sumur resapan dimensi IV dengan tipe rumah 54 diperoleh volume resapan air hujan sebesar 40,82 m3 . Pemanfaatan air tanah oleh penduduk setempat adalah 8674,02 m3 /hari, dan pemanfaatan oleh industri sebesar 0,4 m3 /hari.
PENGGUNAAN ENERGI SURYA UNTUK PENJERNIHAN AIR GAMBUT MENGGUNAKAN REFLEKTORCERMIN CEKUNG Usman Malik; Muksin '; Juandi M '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.766 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.883-889

Abstract

Penelitian tentang destilasi air gambut telah dilakukan dengan menggunakan alat pemanas energi matahari reflektor cermin cekung dengan dua variasi wadah yang berbeda, masing-masing wadah terbuat dari aluminium, satu dicat dengan warna hitam dan yang lainnya tanpa dicat. Reflektor cermin cekung dibuat dengan ukuran diameter 2,2 meter, tinggi cermin 0,3 meter dan panjang fokusnya 1 meter. Reflektor diletakkan di atas tanah dan disinari langsung oleh cahaya matahari. Kolektor yang berisi sampel air gambut diletakkan diatas reflektor tepat pada posisi titik fokus. Selama pemanasan, suhu diukur setiap jam dengan waktu pengamatan mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Pengamatan dilakukan selama empat belas hari, tujuh hari pertama yaitu pengamatan untuk wadah tanpa dicat dan tujuh hari kedua untuk wadah yang dicat hitam pada cuaca cerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu maksimum sampel air gambut yang menggunakan wadah tanpa dicat adalah 89˚C, dan suhu maksimal pada titik fokus adalah 93˚C. Hasil volume destilasi air gambut tertinggi diperoleh 311 ml. Hasil pengamatan untuk destilasi pada wadah dicat hitam diperoleh suhu maksimal air gambut adalah 91˚C dan suhu maksimal pada titik fokusnya adalah 96˚C. Hasil volume destilasi air gambut tertinggi diperoleh 355 ml. Hasil pengujian laboratorium sampel air gambut sebelum destilasi terhadap parameter warna adalah 1368 Pt-Co dan pengujian laboratorium air gambut setelah di destilasi menjadi 65 Pt-Co, hal ini menunjukkan sampel setelah proses destilasi mengalami peningkatan kualitas yang sangat signifikan.
MODEL RESISTIVITAS LAPISAN BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYABINA WIDYA UNRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER Juandi M '; M. Edisar '; Serefina '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.115 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.859-864

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pemodelan resistivitas lapisan bawah tanah di Perumnas Griya Bina Widya UNRI Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru menggunakan metode geolistrik konfigurasi elektroda Schlumberger. Data geolistrik diambil di tujuh blok A-G. Data geolistrik diolah menggunakan perangkat lunak Vertical Electrical Sounding (VES). Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai resistivitas lapisan-lapisan bawah tanah. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh empat model lapisan dengan nilai resistivitas yang berbeda. Nilai resistivitas pada lapisan pertama berkisar antara 97,3 Ωm - 389,8 Ωm. Nilai resistivitas pada lapisan ke dua berkisar antara 72,0 Ωm - 1556,2 Ωm. Nilai resistivitas pada lapisan ke tiga berkisar antara 19,3 Ωm - 661,9 Ωm. Nilai resistivitas pada lapisan ke empat berkisar antara 98,0 Ωm - 605,2 Ωm. Nilai resistivitas terkecil terdapat pada blok G dengan nilai resistivitas sebesar 19,3 Ωm dengan ketebalan 2,5 m diinterpretasikan sebagai lapisan lempung, sedangkan nilai resistivitas terbesar terdapat pada blok B dengan nilai resistivitas sebesar 1556,2 Ωm dengan ketebalan 19,5 m diinterpretasikan sebagai lapisan kerikil kering.