Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gratitude training to improve subjective well-being among adolescents living in orphanages Putri Megawati; Sri Lestari; Rini Lestari
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 16, No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.671 KB) | DOI: 10.26555/humanitas.v16i1.9196

Abstract

Adolescents who live in orphanages need to adjust to the orphanage's conditions and rules to meet their subjective well-being. The fact shows not all adolescents living in orphanages are able to achieve subjective well-being in their lives. The purpose of this study was to examine the effect of gratitude training in improving the subjective well-being of adolescents in an orphanage. A quasi-experimental design with a nonequivalent control group design was used in this study. Sixteen orphanage boys with moderately subjective well-being level participated in this study. Data were analyzed using non-parametric statistical analysis Mann Whitney u test and Wilcoxon. The results show that gratitude training is effective for improving the subjective well-being of the participants. The most improvement of subjective well-being was experienced by the participants who actively communicate with caregivers and optimistically achieve goals and expectations. The implication of this research is that to achieve subjective well-being in everyday live we should develop grateful behavior.
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kemampuan Daya Nalar Anak Usia Dini Rini Lestari; Muhammad Reza Ady Syahputra; Tania Indy Kusuma
Abdi Psikonomi Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.841 KB) | DOI: 10.23917/psikonomi.v1i1.86

Abstract

Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam suatu bangsa. Lingkungan keluarga menjadi lingkungan awal (primary reference group) bagi seorang anak untuk belajar karena sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama dengan orang tua, sehingga peran orang tua sangat besar dalam perkembangan daya nalar anak. Kemampuan daya nalar berhubungan dengan tingkat kecerdasan/intelektual dan pengetahuan. Namun demikian, belum semua orangtua paham dan trampil dalam mendidik serta meningkatkan kemampuan daya nalar anak usia dini. Pengabdian masyarakat ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran orang tua dalam meningkatkan kemampuan daya nalar anak usia dini. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk educational parenting, dengan metode sosialisasi langsung, diskusi dan role-play. Sasaran pengabdian masyarakat adalah orangtua/wali murid BA Aisyiyah Krajan Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Setelah dilaksanakan educational parenting orang tua lebih memahami tentang pentingnya peran orangtua dalam meningkatkan kemampuan daya nalar anak usia dini dan akan menerapkan apa yang diperoleh dalam educational parenting untuk mendampingi anak dalam belajar.
Waktu Luang Remaja: Kajian Fenomenologis Eny Purwandari; Rini Lestari; Usmi Karyani; Setia Asyanti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.178 KB)

Abstract

Kegiatan dan aktifitas rutin yang dilakukan seseorang seakan mengarah pada kegiatan yang mekanis. Oleh karena itu banyak orang berharap mempunyai waktu luang dengan harapan sebagai release time, free time. Waktu luang menjadi berharga bagi seseorang, termasuk pada remaja. Usia dengan ciri utama pencarian identitas diri. Fenomena waktu luang remaja menjadi kajian yang penting untuk diketahui. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologis. Sebanyak 2004 orang usia remaja awal terlibat di dalam pengisian angket terbuka. Data dianalisis secara konten dengan pemberian koding. Hasil menunjukkan bahwa waktu luang remaja didominasi oleh bentuk kegiatan kesenangan yang cenderung tidak produktif (35,9%). Namun kegiatan olah raga cukup menjadi pilihan remaja dalam mengisi waktu luang (29,2%), menyusul kegiatan kesenangan yang produktif. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah sama sekali tidak menjadi pengisi waktu luang, termasuk kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan seni. Berdasarkan fenomena ini akan menjadi rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti baik oleh pemegang kebijakan, sekolah, keluarga, maupun kelompok-kelompok komunitas yang anggotanya didominasi remaja.
Konseling kelompok islami untuk menurunkan kecemasan caregiver pasien rawat inap Rini Lestari; Eka Pangestika Sujatmiko
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 10, No 3 (2022): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/165200

Abstract

Pasien patah tulang rawat inap sering mengalami kesulitan atau tidak mampu melakukan aktivitas harian sendiri sehingga membutuhkan caregiver untuk membantu, merawat dan menjaganya selama di rumah sakit. Tanggung jawab dan tugas yang berat pada caregiver seringkali menimbulkan kecemasan dengan gejala-gejala kelelahan fisik maupun psikologis, kurang tidur, merasa sendiri, takut, jengkel, khawatir, gelisah, bingung, jenuh, dan perasaan negatif lainnya. Kecemasan yang dialami caregiver perlu diintervensi agar tidak berakibat lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas konseling kelompok islami dalam menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Hipotesis yang akan diuji adalah konseling kelompok islami mampu menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dengan one group pretest and posttest design. Subjek penelitian ini adalah enam orang caregiver pasien patah tulang rawat inap karena kacelakaan, terdiri dari empat perempuan dan dua orang laki-laki yang mengalami gejala kecemasan sedang - berat, berusia 33 – 59 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah Beck Anxiety Inventory (BAI). Intervensi untuk menurunkan kecemasan adalah konseling kelompok islami.  Analisis data yang digunakan adalah  wilcoxon rank test.  Hasil analisis statistik menunjukkan nilai z : -2.207; p = 0.027 (p< 0.05),  sehingga intervensi konseling kelompok islami efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Dengan demikian intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan caregiver pasien rawat inap. Agar efek intervensi dapat bertahan lama maka caregiver perlu melakukan latihan rutin secara mandiri dan menjadikan sebagai kebiasaan yang positif untuk memperkuat ketahanan psikologis agar tidak mudah mengalami kecemasan.   
Psikoedukasi Sebagai Upaya Meningkatkan Komunikasi pada Anak Asuh Panti Asuhan Dhimas Winata; Nur Hidayah; Hany Salma Faricha; Rini Lestari
Carmin: Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Borneo Research and Educatin Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.001 KB) | DOI: 10.59329/carmin.v2i1.71

Abstract

Proses komunikasi memiliki peranan yang sangat mempengaruhi kehidupan dalam diri individu. Kemampuan dalam berkomunikasi adalah sebuah ketrampilan yang dapat dikembangkan agar individu dapat berkomunikasi secara efektif. Salah satu cara untuk meningkatkan komunikasi yang efektif dengan pendekataan psikoedukasi untuk memberikan berbagai pengetahuan serta pemahaman yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal. Program pengabdian kepada masyarakat (PKM) bertujuan untuk mengatasi persoalan mitra PKM mengenai permasalahan komunikasi yang dialami oleh anak asuh panti asuhan di Karanganyar. Kegiatan yang dilakukan ini menggunakan metode psikoedukasi dan evaluasi program yang berlangsung pada 17 Febuari 2022 yang berlokasi di Panti Asuhan Aisyiyah di Karanganyar secara langsung. Peserta PKM pada kegiataan ini yaitu anak asuh yang tinggal di panti asuhan Aisyiyah dengan rentang usia 12-19 tahun yang berjumlah 15 peserta yang memiliki hambatan dalam berkomunikasi berdasarkan hasil FGD awal. Psikoedukasi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil dari kegiatan ini telah mengatasi permasalahan dalam meningkatkan komunikasi pada peserta PKM di panti asuhan, sehingga peserta PKM bisa bersosialisasi dengan lingkungan serta kepercayaan diri juga semakin meningkat. Psikoedukasi berjalan dengan lancar, dikarenakan beberapa faktor yaitu dari dukungan dari pengurus panti asuhan dan antusias peserta PKM dalam mengikuti kegilaan psikoedukasi. Hasil menunjukan bahwa psikoedukasi dapat meningkatkan komunikasi. Kegiatan psikoedukasi ini dianggap penting diterapkan di Panti Asuhan sehingga untuk mendapatkan hasil yang baik diperlukan kerjasama pengurus dan pengasuh Panti Asuhan untuk memberikan psikoedukasi pada setiap anak asuh agar dapat membangun komunikasi yang baik dan efektif sesuai dengan yang dibutuhkan.
Waktu Luang Remaja: Kajian Fenomenologis Eny Purwandari; Rini Lestari; Usmi Karyani; Setia Asyanti
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan dan aktifitas rutin yang dilakukan seseorang seakan mengarah pada kegiatan yang mekanis. Oleh karena itu banyak orang berharap mempunyai waktu luang dengan harapan sebagai release time, free time. Waktu luang menjadi berharga bagi seseorang, termasuk pada remaja. Usia dengan ciri utama pencarian identitas diri. Fenomena waktu luang remaja menjadi kajian yang penting untuk diketahui. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif fenomenologis. Sebanyak 2004 orang usia remaja awal terlibat di dalam pengisian angket terbuka. Data dianalisis secara konten dengan pemberian koding. Hasil menunjukkan bahwa waktu luang remaja didominasi oleh bentuk kegiatan kesenangan yang cenderung tidak produktif (35,9%). Namun kegiatan olah raga cukup menjadi pilihan remaja dalam mengisi waktu luang (29,2%), menyusul kegiatan kesenangan yang produktif. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah sama sekali tidak menjadi pengisi waktu luang, termasuk kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, dan seni. Berdasarkan fenomena ini akan menjadi rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti baik oleh pemegang kebijakan, sekolah, keluarga, maupun kelompok-kelompok komunitas yang anggotanya didominasi remaja.
Pelatihan Kebersyukuran untuk Meningkatkan Resiliensi pada Perempuan Rini Lestari; Eny Purwandari; Lusi Nuryanti; Dinarista Yulisa Ediputri; Yeni Mulati; Monika Monika
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 4 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i4.14370

Abstract

Berbagai tantangan dihadapi oleh perempuan dalam menjalani perannya. Ketika perempuan kurang mampu menghadapi tantangan dapat menimbulkan permasalahan psikologis. Untuk menghadapi tantangan dan kesulitan yang dihadapi perempuan membutuhkan resiliensi. Salah satu cara untuk meningkatkan resiliensi perempuan adalah melalui pelatihan kebersyukuran. Tujuan program pengabdian ini adalah meningkatkan resiliensi perempuan melalui pelatihan kebersyukuran. Pelatihan kebersyukuran dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2022 dan diikuti oleh 35 orang perempuan yang berusia 27 – 51 tahun. Materi pelatihan berdasarkan pada modul pelatihan kebersyukuran dan diberikan melalui metode ceramah, diskusi, sharing dan latihan. Alat ukur untuk mengukur tingkat resiliensi peserta adalah The Cornnor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji beda t-test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan resiliensi yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pelatihan kebersyukuran. Dengan demikian pemberian pelatihan kebersyukuran mampu meningkatkan resiliensi perempuan.
KELEKATAN IBU MEMBENTUK KEYAKINAN YANG KUAT TERHADAP ATURAN: ANALISIS MODEL KONTROL SOSIAL PERILAKU REMAJA BERISIKO PENYALAHGUNA NAPZA Eny Purwandari; Rini Lestari
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v6i2.2431

Abstract

ABSTRAKPerilaku penyalahgunaan NAPZA sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang harus dikontrol agar tidak terjadi peningkatan penyalahgunaan dan kerugian di berbagai sektor kehidupan, baik ekonomi, kesehatan, sosial, maupun individu yang bersangkutan. Keluarga sebagai salah satu lembaga kontrol sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap munculnya perilaku penyalahgunaan NAPZA. Teori kontrol sosial akan mengkaji fungsi keluarga, khususnya ibu dalam membentuk keyakinan terhadap aturan pada kasus penyalahgunaan NAPZA. Subjek penelitian ini adalah remaja yang menunjukkan risiko penyalahgunaan NAPZA sebanyak 241 remaja (usia 15-17 tahun)  dengan cluster random sampling dengan kriteria inklusif harus tinggal Bersama kedua orang tua. Data dianalisis dengan menggunakan structural equation model (SEM) dengan indikator indeks kecocokan model GFI = 0,925; CFI=908; AGFI=0,879; TLI=0,874; estimasi kelekatan ibu-anak terhadap keyakinan aturan sebesar 0,41, dan estasi keyakinan aturan terhadap risiko penyalahgunaan napza sebesar -0,35. Hasil menunjukkan bahwa kelekatan ibu-anak lebih berperan dibandingkan kelekatan ayah dalam membentuk keyakinan terhadap aturan seorang remaja sehingga mampu mengurangi risiko penyalahgunaan NAPZA. Implikasinya peran ibu dapat lebih ditingkatkan dalam pengasuhan agar mampu memberikan rasa nyaman pada anak dengan pengetahuan dan ketrampilannya, sehingga transmisi nilai, aturan terinternalisasi pada diri anak.ABSTRACTDrug abuse behavior is a kind of behavioral deviance that needs to be managed in order to prevent abuse and losses in the social, health, economic, and individual domains of life from increasing. The establishment of drug misuse behavior is significantly influenced by the family as a social control institution. According to social control theory, the role of the mother in particular in setting family norms about drug misuse will be investigated. Cluster random selection was used to choose 241 teens (15–17 years old) who met the inclusionary criterion of having to live with both parents and shown a risk of drug misuse. A structural equation model (SEM) was used to evaluate the data. The model fit index indicator was GFI = 0.925; CFI = 908; AGFI = 0.879; TLI = 0.874. The estimate of rule beliefs' relationship to the likelihood of drug abuse was -0.35, and the estimate of mother-child attachment to rule beliefs was 0.41. The findings indicate that, in order to lower the likelihood of drug usage, a teen's attitudes about regulations are formed more by their mother and child than by their father. The inference is that the mother's role in raising her child can be further developed so that she can use her knowledge and abilities to comfort the child and help the youngster internalize the rules and values that have been imparted to them.
Quality of Life in the Elderly Qur'an Memorizers Taufik Taufik; Rini Lestari; Permata Ashfi Raihana
Asian Journal of Islamic Psychology Volume 1 Issue 1 January 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ajip.v1i1.3707

Abstract

The present study aimed to investigate the quality of life of elderly Qur'an memorizers. Nine elderly Muslims who live in several regions in Java Island, Indonesia, were involved as informants. The informant was recruited by purposive sampling. The data collection method used a semi-structured interview technique. Data analysis used phenomenological techniques to uncover research objectives. The result showed that: In general, the memorizing Qur'an has an important influence on the elderly's quality of life. Specifically, the quality of life of the elderly can be seen in the improvement of several areas such as patience, self-concept, self-esteem, ability to remember, and self-confidence. In addition, the elderly felt that their role was more accepted by the community, one of whom was trusted to teach the Qur'an in the mosque.
Konseling kelompok islami untuk menurunkan kecemasan caregiver pasien rawat inap Rini Lestari; Eka Pangestika Sujatmiko
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 10 No. 3 (2022): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/165200

Abstract

Pasien patah tulang rawat inap sering mengalami kesulitan atau tidak mampu melakukan aktivitas harian sendiri sehingga membutuhkan caregiver untuk membantu, merawat dan menjaganya selama di rumah sakit. Tanggung jawab dan tugas yang berat pada caregiver seringkali menimbulkan kecemasan dengan gejala-gejala kelelahan fisik maupun psikologis, kurang tidur, merasa sendiri, takut, jengkel, khawatir, gelisah, bingung, jenuh, dan perasaan negatif lainnya. Kecemasan yang dialami caregiver perlu diintervensi agar tidak berakibat lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas konseling kelompok islami dalam menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Hipotesis yang akan diuji adalah konseling kelompok islami mampu menurunkan kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen dengan one group pretest and posttest design. Subjek penelitian ini adalah enam orang caregiver pasien patah tulang rawat inap karena kacelakaan, terdiri dari empat perempuan dan dua orang laki-laki yang mengalami gejala kecemasan sedang - berat, berusia 33 – 59 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah Beck Anxiety Inventory (BAI). Intervensi untuk menurunkan kecemasan adalah konseling kelompok islami.  Analisis data yang digunakan adalah  wilcoxon rank test.  Hasil analisis statistik menunjukkan nilai z : -2.207; p = 0.027 (p< 0.05),  sehingga intervensi konseling kelompok islami efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan caregiver pasien patah tulang rawat inap. Dengan demikian intervensi ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan caregiver pasien rawat inap. Agar efek intervensi dapat bertahan lama maka caregiver perlu melakukan latihan rutin secara mandiri dan menjadikan sebagai kebiasaan yang positif untuk memperkuat ketahanan psikologis agar tidak mudah mengalami kecemasan.