Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Bentuk Musikal dan Struktur Lagu Tanah Airku Karya Ibu Soed Aransemen Joko Suprayitno untuk Duet Vokal dan Orkestra Puput Meinis Narselina
PROMUSIKA Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v6i1.1825

Abstract

Analisis dalam musik adalah pembelajaran untuk menemukan beberapa elemen – elemen musik yang pada prinsipnya meliputi semua aspek dari musik antara lain; melodi, harmoni, ritme, dinamika, dan bentuk musik. Karya tulis ini merupakan analisis bentuk musikal dan struktur lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen Joko Suprayitno untuk format duet vokal dan orkestra. Metode penelitian ini merupakan jenis metode penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologis kepada arranger. Metode tersebut meliputi tinjauan historis, analisis bentuk musikal dan struktur aransemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk musikal dan struktur lagu Tanah Airku karya Ibu Soed aransemen Joko Suprayitno untuk duet vokal dan orkestraAnalysis of the music is learning to find some of the elements of music which in principle covers all aspects of music, among others; melody, harmony, rhythm, dynamics, and forms of music. This paper is an analysis of musical form and structure of Tanah Airku song from Ibu Soed arrangement works by Joko Suprayitno for vocal duet and orchestra format . This research method is a type of qualitative research methods with musicological approach to the arranger. The method includes a historical review, analysis of musical form and structure of the arrangement. This study aims to determine the musical form and structure of Tanah Airku song arrangement by Joko Suprayitno for vocal duet and orchestra.Keywords: Joko Suprayitno, Analysis of Arrangement of My Tanah Air Song by Ibu Soed
Pengelolaan Organisasi Saraswati Drum Corps Institut Seni Indonesia Yogyakarta Ditinjau dari Fungsi Manajemen Puput Meinis Narselina
EKSPRESI Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.451 KB) | DOI: 10.24821/ekp.v11i1.7116

Abstract

AbstrakManajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan keutuhan dan jalannya sebuah organisasi. Organisasi voluntir seperti unit kegiatan mahasiswa marching band yang membutuhkan banyak anggota tentunya memerlukan pengelolaan SDM yang khusus pula. Penelitian ini hendak mendeskripsikan fungsi manajemen organisasi pada organisasi unit kegiatan mahasiswa (UKM) Saraswati Drum Corps Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Fungsi manajemen yang digunakan untuk menjelaskan pengelolaan organisasi ini menggunakan teori manajemen Hill dan McShane (2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara serta dokumen UKM Saraswati Drum Corps. Penelitian ini menunjukkan bahwa UKM Saraswati Drum Corps berusaha menerapkan fungsi manajemen organisasi dengan baik yang utamanya adalah untuk mempertahankan jumlah anggota dan tetap berjalannya kegiatan organisasi. Setiap unit atau divisi dalam organisasi memiliki fungsi dan peran yang sangat penting demi berjalannya organisasi. Setiap anggota dapat memberikan ide dan saran sesuai fungsi dan posisinya untuk mengembangkan program kegiatan maupun keorganisasian. Kata kunci: Fungsi Manajemen, Organisasi Seni Pertunjukan, Saraswati Drum Corps  AbstractHuman resource management (HRM) is essential in maintaining the integrity and running of an organization. Volunteer organizations such as the student marching band require many members require human resource management as well. This study aims to describe the function of organizational management in the Saraswati Drum Corps student organization, in the Indonesian Institute of the Arts, Yogyakarta. The management function used to explain this organization uses the management theory of Hill and McShane (2008). This study uses a descriptive qualitative approach. The data were obtained through interviews and documents from the Saraswati Drum Corps. This study shows that the Saraswati Drum Corps UKM is trying to implement the organizational management function properly, which is primarily to maintain the members and keep the organization's activities running. Each unit or division within the organization has a critical function and role in the organization. Each member can provide ideas and suggestions according to their function and position to develop program activities and for the organizations as a whole. Keywords: Management Function, Performing Arts Organization, Saraswati Drum Corps
The effect of hip-hop songs on fat burning through zumba exercise: Case study in “Mic Drop” by BTS as zumba accompaniment Puput Meinis Narselina; Delya Putri Ananda
Interlude: Indonesian Journal of Music Research, Development, and Technology Vol 2, No 1 (2022): Interlude: November 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/interlude.v2i1.68113

Abstract

This essay examines the correlation between hip-hop music and Zumba, with a specific focus on how the tempo of the music affects calorie burning and the overall workout experience. The study used a qualitative approach to examine the impact of participating in Zumba sessions with hip-hop genre music, namely "Mic Drop" by BTS, on calorie expenditure and exercise enjoyment. This investigation is based on current literature and audio-visual content available on YouTube. The results demonstrate that integrating fast-paced hip-hop music into Zumba workouts can burn roughly 1,440 calories each week. It is consistent with prior studies showing the beneficial impact of fast- paced music on heart rate and perceived physical exertion. Additionally, the research emphasizes the significance of choosing songs with appropriate tempos, such as hip-hop, to improve the exercise experience and facilitate more effective calorie expenditure during Zumba sessions. Nevertheless, it emphasizes the necessity for additional research to comprehensively comprehend music's influence on physical performance and physiological reactions during exercise. This study enhances our comprehension of the impact of music tempo on exercise motivation and outcomes by incorporating knowledge from academic literature and audio-visual materials available on platforms such as YouTube. This study provides a basis for future research and highlights the potential of using fast-paced music in Zumba exercise to maximize the advantages of physical activity.
Penerapan Teknik Dasar Marcel Moyse dalam Pembelajaran Flute di SMK Negeri 11 Medan Wuryani, Endang Tri; Nugroho, Titis Setyono Adi; Narselina, Puput Meinis
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.9285

Abstract

Bermain musik tidak akan terlepas dari kegiatan rutin yaitu latihan. Proses latihan seharusnya memiliki sebuah acuan agar latihan lebih berdasar dan menjadi latihan yang efektif. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode dalam berlatih. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang penerapan metode Marcel Moyse dalam pembelajar flute di SMK Negeri 11 Medan. Banyaknya permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran flute, menjadikan peneliti hanya memfokuskan pada teknik dasar yaitu posisi bibir dan rahang yang menjadi homogenitas nada di setiap register menjadi lebih jelas serta colour tone pada flute pun muncul. Menerapkan metode Marcel Moyse menjadi metode untuk permasalahan diatas pada murid-murid flute di SMK negeri 11 Medan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Setelah dilakukannya penerapan metode Marcel Moyse terhadap murid flute, ternyata metode ini berhasil membuat produksi suara dan homogenitas di setiap register nada dapat dicapai dengan baik.
Representasi Karakter Abdi Dalem Musikan Kraton Jogja pada Konser Peringatan Hari Pahlawan di Kagungan Dalem Bangsal Mandalasana Narselina, Puput Meinis
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 1 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i1.52398

Abstract

Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo merupakan divisi kesenian pertunjukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan pada tahun 2021 pertama kali membuka pendaftaran atau rekrutmen bagi masyarakat yang ingin mengabdikan diri menjadi abdi dalem. Peluang ini dibuka secara umum tidak untuk menjadi pekerjaan utama individu namun menjadi wadah pengembangan keilmuan seni sebagai simbol pengabdian kebudayaan. Peneliti menyoroti abdi dalem musikan dibidang Musikan (korps pemain alat musik barat), serta konser yang diselenggarakan untuk memperingati hari Pahlawan pada tahun 2021. Dari konser tersebut yang diselenggarakan secara hybrid (online & offline), penulis mendapati adanya ciri khas yang selalu menjadi pembuka lagu bagi abdi dalem musikan khususnya ensambel tiup yakni Musik Klarem dan Setikkan. Yang mana musik ini menjadi lagu wajib sebagai iringan kirab untuk menjemput para abdi dalem musikan dari area Kasatriyan menuju Bangsal Mandalasana yang terletak di Plataran Kedhaton. Karakter patriotik dari abdi dalem musikan tersebut yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji berdasarkan teori semiologi dari Roland Barthes. Tujuannya adalah untuk mengetahui representasi karakter abdi dalem musikan Kraton Jogja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiologis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada narasumber. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada Prodi Musik, Keraton Yogyakarta, dan masyarakat terkait dengan melestarikan kebudayaan di era new normal dan digital.
Representasi Karakter Abdi Dalem Musikan Kraton Jogja pada Konser Peringatan Hari Pahlawan di Kagungan Dalem Bangsal Mandalasana Narselina, Puput Meinis
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 1 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (June)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i1.52398

Abstract

Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhomardowo merupakan divisi kesenian pertunjukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan pada tahun 2021 pertama kali membuka pendaftaran atau rekrutmen bagi masyarakat yang ingin mengabdikan diri menjadi abdi dalem. Peluang ini dibuka secara umum tidak untuk menjadi pekerjaan utama individu namun menjadi wadah pengembangan keilmuan seni sebagai simbol pengabdian kebudayaan. Peneliti menyoroti abdi dalem musikan dibidang Musikan (korps pemain alat musik barat), serta konser yang diselenggarakan untuk memperingati hari Pahlawan pada tahun 2021. Dari konser tersebut yang diselenggarakan secara hybrid (online & offline), penulis mendapati adanya ciri khas yang selalu menjadi pembuka lagu bagi abdi dalem musikan khususnya ensambel tiup yakni Musik Klarem dan Setikkan. Yang mana musik ini menjadi lagu wajib sebagai iringan kirab untuk menjemput para abdi dalem musikan dari area Kasatriyan menuju Bangsal Mandalasana yang terletak di Plataran Kedhaton. Karakter patriotik dari abdi dalem musikan tersebut yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji berdasarkan teori semiologi dari Roland Barthes. Tujuannya adalah untuk mengetahui representasi karakter abdi dalem musikan Kraton Jogja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiologis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada narasumber. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada Prodi Musik, Keraton Yogyakarta, dan masyarakat terkait dengan melestarikan kebudayaan di era new normal dan digital.
Strategi Mengatasi Tantangan Teknis Penjarian dan Dua Legato Satu Staccato pada Cello dalam Variasi Rosini Karya Paganini Lundito, Farel Jonggi; Satria, Eki; Narselina, Puput Meinis
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.15719

Abstract

Variation on a Theme by Rossini yang ditulis oleh Paganini dan ditranskrip pada instrumen cello oleh Murice Gendron aslinya adalah karya untuk biola dan piano. Gendron mempertahankan keaslian karya tersebut untuk memainkan seluruh bagian hanya dengan satu senar yang secara keseluruhan dikatakan sulit. Karya ini  dimulai dengan melodi aria bel-canto yang indah, kemudian divariasi dalam tempo cepat, menawan, menarik dan menyenangkan, sehingga banyak pemain biola dan cello memainkannya dalam penutup konser atau resital. Tujuan penelitian adalah  untuk  mengatasi teknik  penjarian  yang  banyak  berpindah posisi karena dimainkan dalam satu senar dan teknik dua legato satu staccato dalam tempo cepat. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan musikologi, dengan tahap pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah teknik penjarian Variation on a Theme by Rossini yang ditulis oleh Paganini dapat diatasi memakai tangganada satu senar dari Carl Flesch, tangga nada ibu jari, arpeggio, shifting, artificial harmonic, penjarian di semua posisi dari etude Louis Feuillard, dan penjarian meregang sekaligus  moving thumb dari etude Dotzauer. Adapun teknik gesekan dua legato satu staccato dapat diatasi memakai beberapa variasi gesekan dari Kreutzer. Strategy for Overcoming the Technical Challenges of Fingering and Two Legatos One Staccato on the Cello in Paganini's Rossini VariationsVariations on a Theme by Rossini written by Paganini and transcribed on the cello instrument by Murice Gendron is originally a work for violin and piano. Gendron maintains the authenticity of the work to play the entire part with only one string which is generally said to be difficult. This work begins with a beautiful bel-canto aria melody, then varied in a fast, charming, interesting and enjoyable tempo, so that many violinists and cellists play it in the closing of concerts or recitals. The purpose of the study was to overcome the fingering technique that often changes position because it is played on one string and the technique of two legato one staccato in a fast tempo. The research method used is a qualitative research type with a musicology approach, with data collection stages in the form of observation, interviews, and documentation. The results of the study are the fingering technique of Variation on a Theme by Rossini written by Paganini can be overcome using the one-string scale from Carl Flesch, the thumb scale, arpeggio, shifting, artificial harmonic, fingering in all positions from Louis Feuillard's etude, and stretching and moving  thumb  fingering  from  Dotzauer's etude.  The  two  legato  one  staccato bowing technique can be overcome using several friction variations from Kreutzer.
Sasando as a Symbol of Cultural Identity of the Rote Island Community and the Challenges of Preserving Natonis, Rolfi Junyanto Is; Jazuli, Muhammad; Utomo, Udi; Widodo, Widodo; Narselina, Puput Meinis
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 26, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v26i1.15071

Abstract

This research examines Sasando as a symbol of cultural identity and pride of the people of Rote Island by exploring its philosophical values, social functions, and the challenges of its preservation in the midst of modernization. The present study employed a qualitative case study approach, with data collected through participatory observation and in-depth interviews with Sasando players, craftsmen, and cultural figures. The research findings reveal three key aspects: the value of cultural identity reflected in the use of natural materials (bamboo and palm) and its role in traditional rituals as a marker of local wisdom, social function as a medium of community unification in collaborative events and a means of intergenerational value transmission, and preservation challenges in the form of declining interest from the younger generation, lack of integration in formal education, and limited promotion. The research also identified opportunities through cultural festivals and tourism-based economic potential. The research conclusions emphasize that Sasando is not merely a musical instrument, but rather a symbol of collective identity that represents the history, social values, and cultural resilience of the Rote people. The following policy recommendations are put forth: first, the integration of a Sasando-based curriculum; second, the strengthening of youth training programs; and third, multi-stakeholder collaboration for sustainable promotion strategies. This research makes a theoretical contribution to the discussion of the relationship between traditional musical instruments, identity construction, and cultural preservation strategies in the midst of globalization.