Satria, Eki
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

TRADISI RUWATAN ANAK GIMBAL DI DIENG Satria, Eki
Jurnal Warna Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : IAIIG Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.338 KB)

Abstract

Saat ini rambut gimbal merupakan salah satu tren gaya rambut semata. Namun siapa sangka dalam salah satu kebudayaan di Indonesia justru anak kecil yang berambut gimbal dipercaya sebagai titisan dewa. Hal ini merupakan adat-istiadat di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Kepercayaan ini diakhiri dengan upacara Ruwatan pada anak-anak gimbal yang dipercaya sebagai utusan dewa tersebut. Ruwatan ini merupakan proses pemotongan rambut anak gimbal yang sudah pada usia balligh dan sudah memiliki ketentuan-ketentuan khusus. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode semiotika Roland Barthes untuk membedah makna yang terdapat pada tradisi Ruwatan anak gembel di Dieng. Hasil peneilitian merupakan penemuan makna ruwatan anak gimbal di Dieng secara teks maupun konteks. Secara teks, tradisi ruwatan ini sebatas pemotongan rambut, sedangkan makna secara konteks dari pemotongan rambut gimbal ini sendiri sebagai upaya dan tadisi untuk membersihkan lahir dan batinnya dari pengaruh jahat, agar dalam kehidupan dan perkembangannya terhindar dari gangguan kekuatan gaib yang berada dalam dirinya serta masih banyak sekali makna dibalik acara ruwatan dan prosesi acaranya yang panjang. 
Deteritorialisasi Musik Klonthong : Analisis Eksperimental Instrumen Pada Komposisi “Angon” karya Nanang Karbito Nanang Karbito; Eki Satria; Yudi Novrian Komalig
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 2 No. 2 (2021): Psalmoz : Juli 2021
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni musik telah banyak mengalami perkembangan seperti dalam hal yang bersifat teknis, maupun yang terlebih khusus pada perkembangan objek ide/gagasan, pola-pola penggarapan, tempo serta irama. Usaha-usaha pengembangan tersebut berangkat dari subjek kemudian dikomunikasikan dengan subjek-subjek yang lain. Kemudian akhirnya menghasilkan suatu kegiatan yang bersifat atau mempunyai tujuan penciptaan karya seni musik yang berorientasi pada bentuk klasik, komposisi musik, arransemen maupun ciptaan baru, bahkan ada yang bergerak keluar dari teritori penggarapan komposisi musik pada umumnya. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Deluze bahwa adanya suatu deteritorialsasi. Deleuze mendefenisikan deteritorialisasi sebagai pergerakan untuk meninggalkan teritori. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membahas lebih kepada analisis eksperimentasi instrumen pada komposisi karya Angon yang dibuat oleh Nanang Karbito. Metode yang digunakan dalam penelitian mengenai deteritorialisasi musik klonthong ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan pendekatan studi komparatif atau studi perbandingan. Proses mengamati, eksplorasi, improvisasi, komposisi dalam penciptaan musik klonthong menemukan kesimpulan yaitu yang pertama, penuangan berdasarkan pengalaman empiris, pengetahuan, dan wawasan yang didapatkan penulis dapat diaplikasikan ke suatu karya yang berdasarkan dari pola-pola yang ada dalam seni karawitan dan musik lain. Memahami suatu objek dengan mengeksplorasi objek tersebut menimbulkan suatu keinginan atau stimulus untuk membuat karya disertai dengan kreativitas.
Proses Penciptaan Komposisi Musik “PEDHOT” untuk Violin dan Piano karya Eki Satria Eki Satria
Tambur : Journal of Music Creation, Study and Performance Vol. 1 No. 1 (2021): June
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/jt.v1i1.27

Abstract

This study aims to describe the process of composing music composition through empirical ideas. The author highlights an incident that is often encountered in a concert or string instrument recital, especially the violin, which is an incident in the form of breaking a string during a performance. From this observation, the author has the idea of ??composing a musical composition where the breaking of the strings becomes a conceptual part of a performance. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach through three stages, namely literature study, observation and experimentation. In the process, the realization of the breaking of the strings in this composition is found at the end of the codetta as the closing of the work. Meanwhile, creative processing which is carried out based on the word "Pedhot" (break) itself, is used in the arrangement of musical forms that are arranged intermittently, namely from one semifrase to the next semifrase in stages until the entire semifrase is composed completely. The purpose of this study is to determine the creative process in composing "Pedhot" musical compositions, as well as being one of the references and information on how the process of a musical composition is created. Although music composition is closely related to its subjectivity, writing it in a scientific article will bring a musical composition to the area of ??objectivity based on scientific corridors.
Aransemen Sholawat Syi’ir Tanpo Waton: Sebuah Proses Kreatif Eki Satria
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 11, No 1 (2022): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v11i1.34789

Abstract

Penulisan artikel ini berisikan dua pembahasan, yang pertama adalah deskripsi mengenai konsep penyusunan aransemen Sholawat Syi’ir Tanpo Waton, dan yang kedua adalah proses proses penyusunannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan artistik berupa practice based research. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara, proses aransemen. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi. Hasil pembahasan berupa tahapan-tahapan dari dua proses pokok dalam aransemen yaitu: 1) Konsep aransmen Syi’ir Tanpo Waton yang berisikan tahapan  penetapan bentuk musik, pemilihan bait syair, instrumentasi, konsep melodi dan konsep harmoni; 2) Proses penyusunan aransemen Sholawat Syi’ir Tanpo Waton yang berisikan tahapan dalam penyusunan Intro/bagian A, transisi, bagian B, episode, bagian B’ dan codetta.
Dinamika Perkembangan Seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Eki Satria
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 11, No 2 (2022): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v11i2.38789

Abstract

Sholawat emprak merupakan kesenian Islam-Jawa yang memadukan unsur musik, tari, dan sastra yang popularitasnya naik pada awal abad 20. Kesenian ini sempat mengalami dekadensi dalam waktu yang cukup lama yang diakibatkan oleh pergulatan politik adanya isu peristiwa pemberontakan PKI di tahun 1965. Tahun 1980-an terdapat tanda-tanda kemunculan kembali kesenian ini, namun pada akhirnya tidak bertahan lama dan mengalami kematian. Pada tahun 2011 Kesenian Sholawat Emprak mulai dihidupkan kembali dan ditempatkan di Pondok Pesantren Kaliopak. Kehidupan kembali kesenian yang diprakarsai oleh Kyai Jadul Maula ini masih eksis hingga saat ini. Dinamika perkembangan seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak diasumsikan terjadi berdasarkan fase-fase tertentu tertentu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor saat kurun waktu kejayaan eksistensinya hingga terjadinya dekadensi maupun pasca dihidupkan kembali hingga saat ini. Hal ini tidak lepas dari perkembangan zaman, di mana perkembangan hiburan dalam masyarakat saat ini tentu berbeda dengan masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fase perkembangan seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tahapannya berupa studi pustaka, observasi, wawancara dan analisis. Hasil dari pembahasan yang didapat adalah; 1) matinya seni sholawat emprak. Dipengaruhi oleh faktor modernisasi dari sisi kiri dan purifikasi agama dari sisi kanan; 2) dihidupkannya kembali seni sholawat emprak di Pesantren Budaya Kaliopak. Upaya melanjutkan dan memfasiliatasi kesenian yang pernah eksis di masa lalu serta turut memelihara dan melestarikannya; dan 3) lahirnya Sholawat Emprak Muda. Upaya mempertahankan dan mengembangkan seni sholawat emprak secara dinamis dan adaptif atas derasnya arus budaya populer dan perkembangan jaman yang terus berlangsung.
Penggunaan Teknik Miking XY Pada Sesi Perekaman Lagu Aduhai Indonesia Untuk NabilaRahmat Gitar Duo di Fisella Salma G Kharoris; Kustap Kustap; Eki Satria
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSetiap manusia memiliki kedua telinga yang berfungsi untuk mendeteksi sumber suara dan mendengar seluruh isi suara didunia dalam stereo, setiap suara yang terdengar dari satu sisi (kiri atau kanan) akan lebih dulu sampai ke telinga yang lebih dekat. Perekaman audio stereo bertujuan untuk menghasilkan ilusi pemetaan suara dari sebuah lagu dengan menciptakan perbedaan wakt, volume, dan penempatan (panning) untuk pendengar yang menggunakan sepasang speaker stereo dan headphone. Terdapat banyak teknik miking yang dapat digunakan untuk perekaman audio stereo. Perekaman audio stereo menggunakan teknik miking XY dengan mikrofon small-diaphragm condensers merupakan salah satu teknik miking yang paling umum digunakan dalam perekaman gitar akustik. Penggunaan teknik ini dilakukan dengan menempatkan kapsul atau sudut pada mikrofon sedekat mungkin antara satu sama lain sehingga membentuk sudut 90 derajat. Namun, dikarenakan terbatasnya peralatan perekaman audio yang digunakan pada sesi perekaman ini, mikrofon yang digunakan untuk perekaman audio stereo dengan teknik miking XY akan menggunakan mikrofon tipe large-diaphragm condensers. Dengan menggunakan dua mikrofon kondensor yang dipasangkan sejajar dengan jarak 1 meter menyerupai spaced pair namun tetap disilangkan menghadap masing-masing player dengan jarak 1 meter. Hasil dari perekaman menggunakan teknik miking ini akan menghasilkan penyebaran stereo yang luas, namun seakan terdapat celah pada sisi tengah yang membuat hasil audio tidak telalu padat. Selain itu audio yang dihasilkan dari perekaman menggunakan teknik miking ini akan membentuk suasana terbuka “breath”. Masalah lain yang terkadang mengganggu adalah out of phase yang akan menghasilkan kualitas audio yang terdengar lemah.Kata kunci: Mixing, Strategi mixing, Prosedur mixing, Rap mixing.AbstractAudio mixing is the third step in the music production process after carrying out the initial production process, recording and editing. Mixing aims to combine and balance two or more audio tracks, both in terms of instruments or non-instruments, so the sound character of audio tracks has more aesthetic value. The mixing material in this study uses the Daddy’s Fav Boy song by Muhammad Al Ghifari. The mixing process described by Bobby Owsinski uses a sequence starting from balance, frequency range, panorama, dimension, dynamic, and interest. From the mixing process applied by Bobby Owsinski, it will be reviewed to be adapted to the song Daddy’s Fav Boy. This study will use a qualitative descriptive method with a  musicological analysis approach. The mixing process that applied  by Saga Audio to the Daddy’s Fav Boy was processed using the order of volume balancing, panning, tonal balancing, dynamic processing, and time based processing. The order of the vocal mixing process on the Daddy’s Fav Boy was chosen based on consideration of the sound output description which has the form of hip-hop music. Vocals in hip-hop music use solid, fast, and tight sentence techniques with a firm demeanor called rap. The consequence of processing rap vocal techniques without applying cuts to breath noise sounds will interfere with every sentence spoken  by the vocalist. Audio vocal that sounds clear of course supported by clear audio brightness level as well, Saga Audio uses a frequency boost technique and uses a compressor with a bright sound character to get the intended result.Keywords: Mixing, Mixing Strategy, Mixing Procedure, Rap mixing.
Pesan Ekoteologis Islam dalam “Sholawat Kaliopak” Karya Kiai Jadul Maula (Analisis Semiotika Roland Barthes) Eki Satria
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol 12, No 2 (2023): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v12i2.50756

Abstract

Krisis lingkungan hidup merupakan permasalahan global sejak beberapa dekade lalu. Deteriorasi lingkungan secara langsung mengancam kehidupan manusia. Berkaitan dengan krisis lingkungan hidup, penulis menyoroti ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) yang konsisten sejak tahun 1994 sudah menggaungkan jihad menjaga dan melestarikan lingkungan hidup hingga saat ini. Konsistensinya tidak hanya digaungkan dalam forum-forum besar, namun juga terdapat upaya menyuarakannya melalui karya seni bernafas Islami. Salah satunya adalah Sholawat yang berjudul “Sholawat Kaliopak” yang ditulis oleh Kiai Jadul Maula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan ekoteologis Islam yang terkandung dalam Sholawat Kaliopak karya Kiai jadul Maula. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Tahapan pengambilan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan analisis yang dilakukan menggunakan semiotika Roland Barthes. Hasil dari pembahasan yang di dapat adalah; 1) kesadaran manusia sebagai khalifah fil ar-ardl dan ‘abd yang merupakan manifestasi sunatullah dalam menjaga alam lingkungan, 2) alam yang terjaga menjadi pelindung bagi keberlangsungan hidup umat manusia, 3) pengamalan dzikir dan ilmu yang seimbang sebagai manusia yang beriman menuju keselamatan dunia dan akhirat, 4) manusia di zaman sekarang banyak yang kehilangan akal budi berdasarkan krisis empati dan simpati yang mengakibatkan kerusakan moral sosial dan turut serta dalam perusakan alam, sehingga perlu mengasah kembali hikmah ilaiyah dan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari Allah, 5) manusia harus selalu sadar bagaimana perilakunya kepada alam akan kembali ke diri manusia itu sendiri, karena manusia dan alam memiliki hubungan kasualitas yang sangat erat.
Exploring Music Performance Anxiety in Indonesian Music Majors: An Analysis Based on Instrument, Gender, Experience, and School Background and Its Implications for Music Education Hamida, Khairunnisa Putri; Dhani, Kurnia Rahmad; Satria, Eki
JURNAL PAKARENA Vol 9, No 1 (2024): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v9i1.53966

Abstract

ABSTRAKKecemasan performa musik (MPA) berdampak negatif bagi performa musisi dalam jangka pendek hingga panjang.  Penelitian ini mengukur MPA mahasiswa Jurusan Musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta. MPA ditinjau dari pilihan mayor instrumen, jenis kelamin, lama pengalaman musik, dan asal sekolah (SMK Musik dan SMU). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek mahasiswa aktif Jurusan Musik ISI Yogyakarta (N = 133). Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi (perempuan) menunjukkan MPA yang lebih tinggi dibanding mahasiswa (laki-laki) (p = 0.03); tidak terdapat perbedaan kecemasan performa musik berdasarkan instrumen musik mayor, lama pengalaman bermusik, maupun asal sekolah (p > 0.05); terdapat 68% mahasiswa musik yang mengalami MPA pada tingkat medium hingga kecemasan sangat tinggi. Mahasiswa musik memiliki beberapa strategi coping untuk menghadapi MPA, namun masih terdapat beberapa mahasiswa yang masih bingung dan tidak memiliki cara untuk mengatasi MPA. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu evaluasi pada pengembangan metode belajar musik yang memperhatikan kesiapan psikologis mahasiswa musik. ABSTRACTMusic performance anxiety (MPA) harms musicians' performance in the short to long term. This research measures the MPA of music students at the Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta. MPA was assessed based on the choice of the musical instrument, gender, length of experience, and high-school origins (SMM and SMU). This research utilizes quantitative methods with the subjects of active students of the Music Department of the Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta (N = 133). This research concluded that female students exhibit higher anxiety levels than males (p = 0.03); there was no significant difference in music performance anxiety based on instrument major, length of musical experience, or school origin (p > 0.05). It was found that 68% of music students at the Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta experience medium to very high levels of music performance anxiety. Music students have reported their coping strategies to deal with music performance anxiety. However, some students reported that they have no coping strategy for their anxiety. It suggests the need to consider the psychological readiness of music students when developing music learning methods.
Aransemen Sholawat Syi™ir Tanpo Waton: Sebuah Proses Kreatif Satria, Eki
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 1 (2022): Grenek: Jurnal Seni Musik (June)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v11i1.34789

Abstract

Penulisan artikel ini berisikan dua pembahasan, yang pertama adalah deskripsi mengenai konsep penyusunan aransemen Sholawat Syi™ir Tanpo Waton, dan yang kedua adalah proses proses penyusunannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan artistik berupa practice based research. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, wawancara, proses aransemen. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi. Hasil pembahasan berupa tahapan-tahapan dari dua proses pokok dalam aransemen yaitu: 1) Konsep aransmen Syi™ir Tanpo Waton yang berisikan tahapan  penetapan bentuk musik, pemilihan bait syair, instrumentasi, konsep melodi dan konsep harmoni; 2) Proses penyusunan aransemen Sholawat Syi™ir Tanpo Waton yang berisikan tahapan dalam penyusunan Intro/bagian A, transisi, bagian B, episode, bagian B™ dan codetta.
Dinamika Perkembangan Seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Satria, Eki
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 11 No. 2 (2022): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v11i2.38789

Abstract

Sholawat emprak merupakan kesenian Islam-Jawa yang memadukan unsur musik, tari, dan sastra yang popularitasnya naik pada awal abad 20. Kesenian ini sempat mengalami dekadensi dalam waktu yang cukup lama yang diakibatkan oleh pergulatan politik adanya isu peristiwa pemberontakan PKI di tahun 1965. Tahun 1980-an terdapat tanda-tanda kemunculan kembali kesenian ini, namun pada akhirnya tidak bertahan lama dan mengalami kematian. Pada tahun 2011 Kesenian Sholawat Emprak mulai dihidupkan kembali dan ditempatkan di Pondok Pesantren Kaliopak. Kehidupan kembali kesenian yang diprakarsai oleh Kyai Jadul Maula ini masih eksis hingga saat ini. Dinamika perkembangan seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak diasumsikan terjadi berdasarkan fase-fase tertentu tertentu dan dipengaruhi oleh beberapa faktor saat kurun waktu kejayaan eksistensinya hingga terjadinya dekadensi maupun pasca dihidupkan kembali hingga saat ini. Hal ini tidak lepas dari perkembangan zaman, di mana perkembangan hiburan dalam masyarakat saat ini tentu berbeda dengan masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fase perkembangan seni Sholawat Emprak Pondok Pesantren Budaya Kaliopak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tahapannya berupa studi pustaka, observasi, wawancara dan analisis. Hasil dari pembahasan yang didapat adalah; 1) matinya seni sholawat emprak. Dipengaruhi oleh faktor modernisasi dari sisi kiri dan purifikasi agama dari sisi kanan; 2) dihidupkannya kembali seni sholawat emprak di Pesantren Budaya Kaliopak. Upaya melanjutkan dan memfasiliatasi kesenian yang pernah eksis di masa lalu serta turut memelihara dan melestarikannya; dan 3) lahirnya Sholawat Emprak Muda. Upaya mempertahankan dan mengembangkan seni sholawat emprak secara dinamis dan adaptif atas derasnya arus budaya populer dan perkembangan jaman yang terus berlangsung.