Lely Ratwianingsih
Universitas Sebelas Maret

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Do Non-Economic Factors Effect Village Fund? Lely Ratwianingsih; Malik Cahyadin; Sutomo Sutomo
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Economic and Business Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjie.v9i1.14056

Abstract

The Government has enacted Law Number 6/2014 concerning Villages. One policy included in that Law is the provision of Village Funds (Dana Desa) in which its implementation can be investigated based on non-economic aspects. For this reason, this study aims to analyze the impact of non-economic factors on Village Funds disbursed in 29 districts in Central Java Province. These factors include population and the Human Development Index (HDI). While using secondary data from 2015-2017, this research employs a method using panel data with the best model known as the Fixed Effects Model (FEM). The FEM estimation results show that the population has a significant impact, while HDI's impact is not significant. Besides, the ratio between Village Funds and the population has a significant impact on Village Funds. Thus, both the Central and the Regional Government, as well as the Village Heads, should consider the population in allocating Village Funds. The contribution of this study is that the Government should formulate an appropriate policy for Village Funds allocation by considering non-economic factors in each village.JEL Classification: O10, O23, E62How to Cite:Ratwianingsih, L., Cahyadin, M., & Sutomo. (2020). Do Non-Economic Factors Affect Village Funds?. Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. 9(1), 93-106. doi: http://dx.doi.org/10.15408/sjie.v9i1.14056.
Pemberdayaan Pengrajin dan Penyiapan Identitas Desa Wisata Kampung Wayang Kepuhsari Manyaran Kabupaten Wonogiri Mulyadi Mulyadi; Yunastiti P; Tri Mulyaningsih; Lely Ratwianingsih
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 12, No 4 (2021): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v12i4.6952

Abstract

Kampung Kepuhsari telah dideklarasikan menjadi salah satu desa wisata di Kabupaten Wonogiri. Hanya saja, jika diperhatikan dengan seksama tidak ada yang berbeda antara desa Kepuhsari ini dengan desa lainnya yang bukan desa wisata. Tidak ada atribut tertentu yang menjadi identitas khusus Kepuhsari sebagai desa wisata. Dampak dari kondisi yang demikian, keberadaan desa wisatawan ini tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing. Kegiatan pengabdian ini dirancang untuk mendapatkan gagasan pengembangan identitas desa wisata menurut para pelaku wisata setempat.  Ini karena Kepuhsari merupakan objek wisata yang berkembang berdasarkan komunitas (Community Based Tourism). Disamping mendapatkan gagasan pengembangan, kegiatan pengabdian ini juga fokus pada pemberian identitas desa wisata yang mampu membedakan desa ini dengan desa lain yang bukan desa wisata. Hasil FGD dengan pelaku pariwisata di Kepuhsari menyebutkan bahwa identitas desa wisata yang perlu diadakan di Kepuhsari adalah papan penunjuk arah menuju desa wisata, papan nama jalan dan gang di sentra Kampung Wayang, Papan nama Homestay, dan media untuk pameran hasil karya pengrajin. Saran yang bisa diberikan untuk pengembangan desa wisata ini misalnya kerjasama dengan pihak propinsi dan Kabupaten untuk penyediaan fasilitas pendukung aktivitas pariwisata.
Analisis Potensi dan Upaya Pengembangan Desa Wisata Alam Kepuhsari Manyaran Wonogiri Lely Ratwianingsih; Tri Mulyaningsi; Johadi Johadi
KUAT : Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan Vol 3 No 1 (2021): Edisi Maret
Publisher : Polytechnic of State Finance STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1313.672 KB) | DOI: 10.31092/kuat.v3i1.1164

Abstract

Desa Kepuhsari telah dideklarasikan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri sebagai Kampung Wisata Wayang dan menjadi salah satu produk unggulan Wonogiri. Desa Kepuhsari juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan merupakan potensi yang cukup baik untuk menjadi desa wisata alam. Namun perkembangan dan pengelolaan dari potensi ala mini terlihat belum maksimal. Kondisi ini sangat disayangkan karena omset yang dihasilkan juga tidak cukup menjanjikan untuk dijadikan andalan untuk profesi bagi penduduk Kepuhsari terutama dusun sektor atas. Berdasarkan diskusi awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pengelola wisata alam di desa Kepuhsari. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk penguatan tata kelola dan kelembagaan yang efektif dan penyusunan penyusunan langkah strategis dalam pengembangan desa wisata Kepuhsari. Pengabdian ini bekerjasama dengan IKSA (Ikatan Karang Taruna Sektor Atas) dan juga Pemerintah Desa Kepuhsari. Strategi pengembangan Desa Wisata Kepuhsari dapat dilakukan dengan membuat master plan, menumbuhkan peran masyarakat sekitar, peningkatan peran Pemerintah, menarik Investor masuk, memperbaiki sarana dan prasarana wisata alam, membangun sektor usaha pendukung, dan memaksimalkan wisata pendukung di Desa Kepuhsari.
Pelatihan Digitalisasi dan Pengelolaan Produk UMKM Makanan Halal Tradisional di Sukoharjo Tri Mulyaningsih; Lely Ratwianingsih; Arif Rahman Hakim; Mulyadi Mulyadi
KUAT : Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan Vol 3 No 2 (2021): Edisi November
Publisher : Polytechnic of State Finance STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.574 KB) | DOI: 10.31092/kuat.v3i2.1401

Abstract

Pelatihan ini bertujuan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mempunyai kemampuan dalam peningkatan penjualan dan jangkauan pasar melalui media digital.  UMKM yang dipilih sebagai obyek pelatihan adalah anggota yang mendapatkan pembiayaan dari Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Fadhilah Sentosa. Tujuan lain yang diharapkan dari pelatihan ini adalah UMKM mampu mengelola produk makanan tradisional sehingga menjadi ekosistem produk unggulan halal di Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan adalah Pelatihan tatap muka dengan materi Teknik foto produk, pencatatan keuangan secara digital, optimalisasi pemasaran melalui marketplace dan beberapa persiapan untuk perijinan produk makanan halal. Hasil yang didapatkan adalah Peserta mampu mengikuti dan melaksanakan materi pelatihan dengan baik. Hambatan-hambatan yang muncul pada saat monitoring adalah kekurangan sumber daya yang mengurus khususnya pemasaran online dan pencatatan keuangan.