Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Potensi dan Upaya Pengembangan Desa Wisata Alam Kepuhsari Manyaran Wonogiri Lely Ratwianingsih; Tri Mulyaningsi; Johadi Johadi
KUAT : Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan Vol 3 No 1 (2021): Edisi Maret
Publisher : Polytechnic of State Finance STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1313.672 KB) | DOI: 10.31092/kuat.v3i1.1164

Abstract

Desa Kepuhsari telah dideklarasikan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri sebagai Kampung Wisata Wayang dan menjadi salah satu produk unggulan Wonogiri. Desa Kepuhsari juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan merupakan potensi yang cukup baik untuk menjadi desa wisata alam. Namun perkembangan dan pengelolaan dari potensi ala mini terlihat belum maksimal. Kondisi ini sangat disayangkan karena omset yang dihasilkan juga tidak cukup menjanjikan untuk dijadikan andalan untuk profesi bagi penduduk Kepuhsari terutama dusun sektor atas. Berdasarkan diskusi awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pengelola wisata alam di desa Kepuhsari. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk penguatan tata kelola dan kelembagaan yang efektif dan penyusunan penyusunan langkah strategis dalam pengembangan desa wisata Kepuhsari. Pengabdian ini bekerjasama dengan IKSA (Ikatan Karang Taruna Sektor Atas) dan juga Pemerintah Desa Kepuhsari. Strategi pengembangan Desa Wisata Kepuhsari dapat dilakukan dengan membuat master plan, menumbuhkan peran masyarakat sekitar, peningkatan peran Pemerintah, menarik Investor masuk, memperbaiki sarana dan prasarana wisata alam, membangun sektor usaha pendukung, dan memaksimalkan wisata pendukung di Desa Kepuhsari.
ANALISIS EFEK LITERASI KEUANGAN DAN JARING PENGAMAN SOSIAL TERHADAP AKTIVITAS UMKM DI KOTA SURAKARTA Johadi Johadi; Gathot Widyantara; Yanuar Rachmansyah Djoko Waluyo
Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Vol 11 No 1 (2023): MAGISMA:Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Magister Manajemen STIE Bank BPD Jateng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35829/magisma.v11i1.281

Abstract

Eksistensi dan peran UMKM diperlukan untuk mengerakkan sektor perekonomian. Peningkatan program jaring pengaman sosial dan literasi keuangan dilakukan pemerintah guna meningkatkan peran tersebut, terutama meningkatkan jumlah UMKM baik berasal dari keluarga dan bukan keluarga. Penelitian ini bertujuan mengukur efek literasi keuangan dan jaring pengaman sosial terhadap peningkatan aktivitas UMKM. Objeknya adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya pedagang Batik, yang telah menerima program jaring pengaman sosial dan fasilitas kredit sektor perbankan di Kota Surakarta. Variabel dependennya adalah aktivitas UMKM dilevel rumah tangga, dengan variable independen demografi (jenis pekerjaan dan jenjang pendidikan), indek jaring pengaman sosial, indek literasi keuangan, fasilitas kredit, dan total penjualan. Teknik analisis regresi logitik digunakan untuk menguji hubungan antar variable tersebut. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan fasilitas kredit berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan aktivitas UMKM level rumah tangga di Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berharap pemerintah daerah dapat mendesain kebijakan untuk meningkatkan aktivitas UMKM level rumah tangga khususnya melalui peningkatan jenjang pendidikan, dan akses kredit ke pelaku UMKM di Kota Surakarta
Strategy for Increasing Farmers' Welfare through Capacity Building for Organic Fertilizer Production Technology in Japeledok Village, Rembang Regency Hery Sulistio Jati; Tetuko Rawidyo Putro*; Lukman Hakim; Mulyanto Mulyanto; Siti Aisyah Tri Rahayu; Riwi Sumantyo; Johadi Johadi; ARIYANTO ADHI NUGROHO; Muhammad Bagus Sistriatmaja; Andri Prasetyo
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26579

Abstract

Farmers of food crops, especially rice commodities in Rembang Regency, face the main challenge, namely the increase in the cost of agricultural production. Even though the productivity of rice commodities has increased, the high production costs have affected the income levels of farmers and have had an impact on the welfare of farmers. The stagnation of Farmers' Terms of Trade (NTP) for food crops from 2014-2019 amid an increase in the productivity of food crop agriculture shows that agricultural production costs are the main obstacle to increasing farmer welfare. Efforts to reduce agricultural production costs are a factor in encouraging the welfare of farmers in Rembang Regency. The self-sufficiency of organic fertilizers is one of the cost-efficiency solutions for producing agrarian food crops. Increasing the independence capacity of farmers' fertilizers, especially organic fertilizers, is a strategy to reduce agricultural production costs. There are at least four steps taken to increase farmer capacity: 1) preparation of a theoretical framework for change; 2) counseling on the benefits of organic fertilizers; 3) organic fertilizer production training, and 4) evaluation. The results of this capacity building show an increase in farmers' knowledge and skills in producing organic fertilizer in Japeledok Village, Rembang Regency. Farmers then use knowledge and skills to increase the cost efficiency of fertilizer production to improve the welfare of farmers. 
Pengembangan Produk Olahan Pangan Berbahan Baku Singkong di Suku Samin Blora Johadi Johadi; Djoko Suhardjanto; Mugi Harsono
KUAT : Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan Vol 5 No 2 (2023): Edisi November
Publisher : Politeknik Keuangan Negara STAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan nilai tambah hasil produk pertanian agar mampu meningkatkan kesejahteraan Suku Samin Kabupaten Blora. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Suku Samin Kabupaten Blora. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan pendekatan pelatihan dan praktik pembuatan produk olahan dengan pendekatan Evidence Based-Practices (EBP). Kesimpulan yang dihasilkan adalah 1) Cara yang digunakan untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian utamanya singkong adalah dengan melakukan pengolahan singkong menjadi produk olahan pangan berupa kripik singkong. Kripik singkong yang dihasilkan adalah 3 varian yaitu rasa original, keju dan balado. 2) Peningkatan kesejahteraan masyarakat suku samin merupakan dampak dari penjualan hasil pertanian singkong mentah dengan harga jual per kg 1500 per Kg menjadi 30.000 per kg. Harga tersebut didasarkan pada harga pasar di Kabupaten Blora antara (30.000 – 38.000). Kondisi tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa ketika singkong dijual mentah dalam 10 Kg nilai ekonomi adalah 15.000. Tetapi jika di olah menjadi keripik singkong bahan mentah 10 Kg singkong tersebut dapat menjadi 1,67 Kg keripik, dengan nilai ekonomi sekitar 50.100. Rasio nilai tambah pengolahan singkong menjadi keripik singkong adalah 56,68 %, maka keuntungan rata – rata per 1,67 Kg keripik singkong adalah 28.397 atau dibulatkan 28.400. Hasil peningkatan nilai tambah yang signifikan tersebut diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat suku Samin, untuk mengembangkan keripik singkong sebagai trigger dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
Perhubungan Preferensi Risiko dan Kemiskinan di Indonesia: The Nexus of Risk-Preferences and Poverty in Indonesia Siti Aisyah Tri Rahayu; Mulyanto Mulyanto; Johadi Johadi; Muhammad Yusuf Indra Purnama
Society Vol 11 No 1 (2023): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v11i1.453

Abstract

This research aims to identify the relationship between poverty and risk preference in Indonesia empirically. This research employs the Indonesia Family Life Survey 2014 (IFLS5) using the Ordinary Least Square (OLS) and quantile regression approach, one of the most extended longitudinal data, to support this research design. The result reveals that poor households are more risk-averse than others across income levels. Moreover, poor people are poorly educated and mostly come from rural and disaster-prone areas. This evidence suggests that poor people from rural communities and disaster-prone regions should be prioritized and empowered to move from poverty zones due to their relatively high vulnerability.
Strategy for Increasing Farmers' Welfare through Capacity Building for Organic Fertilizer Production Technology in Japeledok Village, Rembang Regency Hery Sulistio Jati; Tetuko Rawidyo Putro*; Lukman Hakim; Mulyanto Mulyanto; Siti Aisyah Tri Rahayu; Riwi Sumantyo; Johadi Johadi; ARIYANTO ADHI NUGROHO; Muhammad Bagus Sistriatmaja; Andri Prasetyo
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 8, No 4 (2023): Agustus, Social Religious, History of low, Social Econmic and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v8i4.26579

Abstract

Farmers of food crops, especially rice commodities in Rembang Regency, face the main challenge, namely the increase in the cost of agricultural production. Even though the productivity of rice commodities has increased, the high production costs have affected the income levels of farmers and have had an impact on the welfare of farmers. The stagnation of Farmers' Terms of Trade (NTP) for food crops from 2014-2019 amid an increase in the productivity of food crop agriculture shows that agricultural production costs are the main obstacle to increasing farmer welfare. Efforts to reduce agricultural production costs are a factor in encouraging the welfare of farmers in Rembang Regency. The self-sufficiency of organic fertilizers is one of the cost-efficiency solutions for producing agrarian food crops. Increasing the independence capacity of farmers' fertilizers, especially organic fertilizers, is a strategy to reduce agricultural production costs. There are at least four steps taken to increase farmer capacity: 1) preparation of a theoretical framework for change; 2) counseling on the benefits of organic fertilizers; 3) organic fertilizer production training, and 4) evaluation. The results of this capacity building show an increase in farmers' knowledge and skills in producing organic fertilizer in Japeledok Village, Rembang Regency. Farmers then use knowledge and skills to increase the cost efficiency of fertilizer production to improve the welfare of farmers.