Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH TERAPI HYPNOPUNTURBREASTFEEDING DAN AIR SEDUHAN DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI Galih Setia Adi; Saelan Saelan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.358 KB)

Abstract

Exclusive breastfeeding is conducted since a new baby was born. Currently, the coverage  of  exclusive  breastfeeding  for  babies  are  in aged  0-6  months,  in Indonesia there are 19 provinces whose the coverage is above the national average (54.3%). this number cannot reach 100%, therefore it is necessary to increase the coverage rate of breastfeeding in babies 0-6 months. These data prove that many mothers do not give their breast milk. This is due to several things such as; the breast milk does not coming out at the beginning of a baby's birth, a family which does not support the mother in breastfeeding, the jobs which make difficult to breastfeed. The research aimed to identify the effect of hypnopunturbreastfeeding therapy and Moringa leaves steeping water on breast milk  production  in  Sukoharjo.  The  research  design  used  pre  and  post  test control group in pure experimental research. The bivariate analysis used the Paired sample t-test. The results showed the differences in the giving of brest care therapy and water from Moringa leaves steeping water (control group) and  in  the  post  giving  hypnopunkturbresfeeding,  and  the  Moringa  leaves steeping water. It can be seen from the sig value 0.000 which smaller than 0.005. Keywords:     breast     milk     production,     Akupuntur,     Hypnobrestfeeding, Hypnopunturbreastfeeding, Moringa leaves steeping water
PENGARUH KOMBINASI TERAPI AKUPRESUR DAN PEMBERIAN JUS SIRSAK TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT ARTHRITIS Yogi Utomo; Galih Setia Adi; Tresia Umarianti
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 4 (2018): MATERNAL (JURNAL ILMIAH)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1907.804 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i4.708

Abstract

ABSTRACTGout arthritis is a disease caused by the accumulation of uric acid or uric monosodium crystalline in tissues,particularly in join tissues. Non-pharmacological management such as herbal therapy and complementary one isusually suggested to deal with it. A preliminary study conducted at Community Health Center of Banyudono Ishows that 64 (37.6%) of the clients there experienced hyperuricemia. The objective of this research is to investigatethe effect of the combination of acupressure therapy and soursop juice administration on the decrease of the goutarthritis sufferers’ uric acid level. This research used the quasi experimental research method with pre-test andpost-test with control group design. Its population was 64 clients in the work area of Community Health Center ofBanyudono I. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The respondents of the researchbased on the Roscoe’s Theory 20: 10 in the treatment group and 10 in the control group. The result of the pairedt test to the treatment group shows that the p-value was 0.000 which was less than 0.05. Meanwhile, the result ofthe independent t test to the treatment group and control group shows that the p-value was 0.149 which wasgreater than 0.05. Thus, the combination of acupressure therapy and soursop juice administration had an effecton the decrease of uric acid level, but there was not any significant difference of effect of the acupressure therapyand the soursop juice administration between the treatment group and the control group on the decrease of uricacid level.Keywords: Acupressure, gout arthritis, soursop juice, uric acid levelABSTRAKPenyakit gout atau gout arthritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh penumpukan asam urat atau kristalmonosodium urat (MSU) di jaringan, terutama jaringan sendi. Penatalaksanaan secara non farmakologi yang biasanyasering disarankan yaitu dengan terapi herbal dan terapi komplementer. Studi pendahuluan yang dilakukan penelitidi Puskesmas Banyudono I didapatkan data 64 (37,6%) warga mengalami hiperurisemia. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi akupresur dan pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asamurat pada penderita gout arthritis. Penelitian ini menggunakan desain quasy-experiment dengan pendekatan pretest and post test with control group. Populasi penelitian ini sebanyak 64 orang di wilayah kerja puskesmasBanyudono I. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Jumlah responden pada penelitianini berdasarkan pada Roscoe sebanyak 20 responden, 10 responden sebagai kelompok perlakuan dan 10 respondensebagai kelompok kontrol. Hasil analisa uji paired t test  pada kelompok perlakuan didapatkan p value = 0,000 0,05. Sedangkan hasil analisa uji independen t test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol didapatkan pvalue = 0,149 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh kombinasi terapi akupresur danpemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat dan tidak ada perbedaan bermakna pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol terhadap penurunan kadar asam urat.Kata Kunci: Akupresur, gout arthritis, jus sirsak, kadar asam urat
PENGARUH KOMPRES METRONIDAZOL TERHADAP LUKA KAKI DIABETIKUM Edy Mulyono; Galih Setia Adi
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 3 No. 1, Januari 2012
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.845 KB)

Abstract

ABSTRAK Infeksi kaki diabetes adalah penyebab umum morbiditas baik dalam masyarakat dan rumah sakit. Infeksi kaki diabetik diklasifikasikan sebagai rumit jika infeksi telah menyebar ke dalam jaringan lebih lembut, jika intervensi bedah diperlukan, atau jika pasien telah menulis kondisi yang wajar menghambat respon terhadap pengobatan (misalnya diabetes mellitus atau human immunodeficiency virus). Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui manfaat menggunakan metronidazol dan 0,9% dalam pengobatan infeksi kaki diabetes yang rumit yang membutuhkan rawat inap. Luka perawatan menggunakan metronidazol dan NaCl yang baik dan benar akan mempercepat penyembuhan luka kaki diabetik (selama 3 minggu luka lebih baik) daripada hanya menggunakan NaCl saja (selama 6 minggu pemulihan luka baru jaringan terjadi). Karena metrodinazole antibiotik, antibakteri dan antiprotozoa. Obat ini melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan amuba dalam tubuh. Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik nitroimidazoi derivatif yang memiliki aktivitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid. ABSTRACT Diabetic foot infections are a common cause of morbidity in both the community and hospitals. Diabetic foot infections are classified as complicated if the infection has spread into the softer tissues, if surgical intervention is required, or if the patient has co reasonable conditions inhibit the response to treatment (eg, diabetes mellitus or human immunodeficiency virus). The purpose of this article is to investigate the benefits of using metronidazole and 0.9% in the treatment of complicated diabetic foot infections requiring hospitalization. Wound treatment using metronidazole and NaCl is good and true will accelerate the healing of diabetic foot wounds (for 3 weeks improved wound) than just using NaCl alone (for 6 weeks a new wound tissue recovery occurs). Because metrodinazole an antibiotic, and antibacterial antiprotozoa. This drug against infections caused by bacteria and amoeba in the body. Metronidazole is a synthetic antibacterial and antiprotozoa nitroimidazoi derivatives that have activity bacterisid, amebisid and trikomonosid”.
HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DENGAN KEPRIBADIAN ANAK O Oktavianus; Galih Setia Adi
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 3 No. 1, Januari 2012
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.882 KB)

Abstract

ABSTRAK Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Kepribadian adalah organisasi sikap – sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Dilihat dari sisi psikologis, masing-masing material golongan darah menumbuhkan perbedaan pada pembentukan perasaan dan tubuh kita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara golongan darah dengan kepribadian anak. Strategi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan secara cross sectional. Distribusi responden menurut golongan darah menunjukkan sebagian besar responden memiliki golongan darah B, yaitu sebanyak 13 responden (39%), selanjutnya golongan darah O sebanyak 11 responden (33%), golongan darah A sebanyak 6 responden (18%), dan AB sebanyak 3 responden (9%). Distribusi responden menurut tipe kepribadian sebagian besar adalah sanguinis yaitu sebanyak 16 responden (49%), selanjutnya koleris dan phlegmatis masing-masing sebanyak 7 responden (21%), dan melankolis sebanyak 3 responden (9%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan golongan darah terhadap kepribadian anak
GAMBARAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG Saelan; Dzurriyatun Toyyibah; Galih Setia Adi
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2021: SIKesNas 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.266 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.v0i0.1229

Abstract

Masalah utama penyakit Gagal jantung adalah beresiko mengalami kekambuhan yang disebabkan karena kurangnya perawatan diri. Sebagian besar kekambuhan gagal jantung terjadi karena pasien tidak memenuhi terapi yang dianjurkan, misalnya tidak melaksanakan terapi pengobatan dengan tepat, melanggar pembatasan diet, tidak mematuhi tindak lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, dan tidak dapat mengenali gejala kekambuhan. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui gambaran perilaku perawatan diri pasien gagal jantung kongestif di Desa Plesungan.Jenis penelitian yang digunakan dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan di desa Plesungan sejumlah 18 responden.Hasil analisis univariat didapatkan perawatan diri ada 7 yang adekuat dan 11 yang tidak adekuat. Kesimpulan gambaran perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung kongestif di Plesungan, rata rata usia responden 59,33 tahun, laki laki sejumlah 8 (44,4%), perempuan sejumlah 10 (55,6%). Saran bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang gambaran perilaku perawatan diri pada penyakit gagal jantung.Kata kunci: Perilaku Perawatan Diri Gagal Jantung
Pengaruh Program Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Keluarga terhadap Penurunan Kadar Gula Darah di Bekasi Nurhayati, Dian; Amri, Khaerul; Nawang Puji Astuti; Galih Setia Adi
Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan Vol. 1 No. 1: Jurnal Manajemen Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/ztxfpr66

Abstract

Diabetes Self Management Education merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pasien Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Diabetes Self Management Education terhadap penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus Tipe II di Bekasi. Rancangan penelitian ini menggunakan studi kasus. Subyek studi kasus ini adalah penderita Diabetes Melitus Tipe II yang berjumlah 2 orang. Metode studi kasus ini dilakukan dengan cara memeriksa kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan program Diabetes Self Management Education yang meliputi 4 sesi yang terdiri dari pemberian pengetahuan dasar Diabetes Melitus, pengaturan nutrisi dan aktivitas fisik, perawatan kaki dan tindakan pencegahan komplikasi, serta pengontrolan stress dan manajemen fasilitas kesehatan. Penelitian ini dilakukan selama 8 hari berturut-turut. Hasil studi kasus adalah adanya pengaruh kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan program Diabetes Self Management Education. Kadar gula darah pada pasien 1 sebelum program Diabetes Self Management Education adalah 158 mg/dL dan setelah Diabetes Self Management Education adalah 139 mg/dL. Kadar gula darah pada pasien 2 sebelum program Diabetes Self Management Education adalah 146 mg/dL dan setelah Diabetes Self Management Education adalah 124 mg/dL Kesimpulan dari hasil studi kasus yang penulis temukan adalah program Diabetes Self Management Education dapat mempengaruhi penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Bekasi. Diharapkan program ini dapat terus diaplikasikan dalam praktik keperawatan sebagai upaya pengelolaan dan peningkatan kemandirian pasien Diabetes Melitus sehingga kualitas hidup dapat ditingkatkan.