Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Kedokteran Andalas

Perdarahan saluran cerna setelah dilakukan intervensi koroner perkutan: suatu keputusan terapi yang sulit Meidianaser Putra; Muhammad Fadil; Yose Ramda Ilhami
Majalah Kedokteran Andalas Vol 41, No 3 (2018): Published in September 2018
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v41.i3.p120-133.2018

Abstract

Intervensi koroner perkutan merupakan prosedur invasif jantung yang sering dilakukan untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri koroner. Komplikasi yang menakutkan seperti diseksi koroner atau penyumbatan koroner akut pada era balon angioplasti telah banyak berkurang dengan ditemukannya stent arteri koroner dan penggunaan rutin terapi antiplatelet dan antitrombotik. Peningkatan penggunaan DAPT tersebut meningkatkan risiko pasien untuk terjadinya cedera saluran cerna dan perdarahan. Mengobati pasien yang mengalami perdarahan setelah IKP merupakan suatu hal yang rumit, karena kita harusĀ  mempertimbangkan intervensi yang tepat untuk mengelola perdarahan aktif, untuk menimbang manfaat potensial untuk meneruskan atau menghentikan terapi antiplatelet dan untuk mengevaluasi apakah diperlukan transfusi sel darah merah yang bisa menimbulkan efek samping yang merugikan. Pemberian PPI direkomendasikan oleh panduan Amerika dan Eropa untuk terapi yang bisa diberikan pada perdarahan saluran cerna akibat pemberian antiplatelet dan hemostasis endoskopi merupakan pilihan yang direkomendasikan untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
PERANAN DURASI QRS DAN SKOR QRS SELVESTER DALAM KEBERHASILAN REPERFUSI MIOKARD Yose Ramda Ilhami
Majalah Kedokteran Andalas Vol 38, No 3 (2015): Published in December 2015
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.73 KB) | DOI: 10.22338/mka.v38.i3.p218-227.2015

Abstract

AbstrakPerubahan gambaran elektrokardiogram (EKG) terjadi pada fase akut IMA EST baik berupa perubahan repolarisasi ataupun perubahan depolarisasi. Skor QRS Selvester dan pemanjangan kompleks QRS merupakan parameter yang digunakan untuk memperkirakan luas infark dan penilaian iskemia. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui mekanisme perubahan durasi QRS dan skor QRS Selvester setelah reperfusi yang optimal. Penulisan artikel ini berdasarkan studi kepustakaan yang terkait dengan peranan durasi QRS dan skor QRS Selvester serta keberhasilan reperfusi miokard. Iskemia mengakibatkan perubahan gambaran listrik sel miokard normal, sehingga terjadi perubahan gambaran EKG yaitu meliputi perubahan gelombang T, elevasi segmen ST dan distorsi dengan pemanjangan kompleks QRS. Penilaian luas infark dapat dilakukan dengan menilai skor QRS Selvester. Iskemia juga mengakibatkan pemanjangan kompleks QRS melalui pemanjangan konduksi purkinye dan blok peri-infark. Reperfusi optimal dapat mengakibatkan regresi gelombang Q dan penurunan durasi kompleks QRS. Perubahan skor QRS selama reperfusi masih kontroversial. Perubahan pada durasi QRS dan skor QRS Selvester sebelum dan setelah reperfusi menandakan bahwa parameter ini merupakan parameter dinamis yang akan berubah ketika terjadinya reperfusi yang optimal pada tingkat seluler.AbstractChanges in Electro Cardiogram (ECG) occur in acute phase of STEMI either as repolarization or depolarization change. Selvester QRS score and lengthening of QRS complex duration are parameters that is used to predict infarct size and to analyze ischemia. The purpose of this literature review is to understand the mechanism of change in QRS duration and Selvester QRS score after optimal reperfusion. Ischemia causes changes in the electrical feature of normal myocardial cells including changes in the T wave, ST segment elevation and distortion with prolongation QRS complex. Assessment of infarct size can be done by assessing Selvester QRS score. Ischemia also resulted in prolongation of the QRS complex with elongation of Purkinje conduction and peri-infarction block. Optimal reperfusion may lead to regression of the Q wave and a decrease in the duration of the QRS complex. QRS score changes during reperfusion remains controversial. Changes in QRS duration and Selvester QRS score before and after reperfusion indicates that these parameters are dynamic parameters that will change when the optimal reperfusion occurs at the cellular level.