Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kajian Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Sebagai Pakan Ternak Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) Siska Fitriyanti
Widyariset Vol 5, No 2 (2019): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/widyariset.5.2.2019.47-53

Abstract

An efficient feeding strategy is utilizing abundant and nutritious local resources for livestock. Fermented hyacinths can be used as a substitute feed for ducks, which are widely available in natureand still not well utilized. On the other hand, water hyacinth also has a fairly good nutritional content to serve as a ducks feed intake. The purpose of this study is to determine the effect of feed consisting of water hyacinth fermentation to the growth of Alabio ducks. The results obtained were feed with 75% concentration of fermented hyacinths giving the best result for Alabio duck growth when compared with duck given commercial feed.
Kajian Pemanfaatan Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Sebagai Pakan Ternak Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) Siska Fitriyanti
Widyariset Vol 5, No 2 (2019): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/widyariset.5.2.2019.47-53

Abstract

An efficient feeding strategy is utilizing abundant and nutritious local resources for livestock. Fermented hyacinths can be used as a substitute feed for ducks, which are widely available in natureand still not well utilized. On the other hand, water hyacinth also has a fairly good nutritional content to serve as a ducks feed intake. The purpose of this study is to determine the effect of feed consisting of water hyacinth fermentation to the growth of Alabio ducks. The results obtained were feed with 75% concentration of fermented hyacinths giving the best result for Alabio duck growth when compared with duck given commercial feed.
ANALISIS POTENSI PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA HIYUNG KABUPATEN TAPIN Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 14 No 1 (2019): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tapin Regency has 126 villages with 23 registered BUMDes that are still active as of December 2018. The establishment of BUMDes generally has a function to improve the village economy and the welfare of local communities. Based on Permendes & PDTT No. 4 Tahun 2015, BUMDes as a business unit must make a contribution to increase and / or create employment that can absorb local workers. Therefore, business units run by BUMDes must be based on the potential of the village. Hiyung Village, located in Tapin Tengah District, has a unique natural resource and has a high economic value, namely cabai hiyung. Cabai hiyung is the hottest chili in Indonesia and only planted in Hiyung Village. Cabai hiyung products (fresh and processed) are managed by Farmer Group of Hiyung Village, and does not yet have a BUMDes. This study aims to analyze the potential of BUMDes in Hiyung Village if the main business unit is product of cabai hiyung. This study uses a qualitative research. The data is analyzed using the SWOT method to formulate the strategy for establishing BUMDes in Hiyung Village. Based on the results of analysis, the strategy that must be carried out to develop BUMDes is conducting partnerships with the private sector, diversifying business according to community need, mentoring experts, and BUMDes socialization to the community. Abstrak Kabupaten Tapin memiliki 126 desa dengan 23 BUMDes terdaftar yang masih aktif per Desember 2018. Pendirian BUMDes umumnya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Berdasarkan Permendes & PDTT No. 4 Tahun 2015, BUMDes sebagai unit usaha harus berkontribusi dalam meningkatkan dan/atau menciptakan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja lokal. Oleh karena itu unit usaha yang dijalankan BUMDes harus berdasarkan potensi yang dimiliki desa. Desa Hiyung yang terletak di Kecamatan Tapin Tengah memiliki kearifan lokal alam yang unik dan memiliki nilai ekonomi tinggi, yaitu cabai hiyung. Cabai hiyung merupakan cabai terpedas di Indonesia dan hanya ditanam di Desa Hiyung. Pengolahan cabai hiyung dalam bentuk segar maupun olahan selama ini dikelola oleh Kelompok Tani Desa Hiyung, dan belum memiliki BUMDes. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi BUMDes di Desa Hiyung jika unit usaha utamanya adalah produk cabai hiyung. Penelitian ini bersifat kualitatif, data dianalisis menggunakan metode SWOT untuk merumuskan strategi pembentukan BUMDes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang perlu dilakukan dalam rangka pembentukan BUMDes di Desa Hiyung adalah melakukan kemitraan dengan pihak swasta, diversifikasi usaha sesuai kebutuhan masyarakat, pendampingan tenaga ahli, dan sosialissi BUMDes kepada masyarakat. Kata Kunci: Kabupaten Tapin, BUMDes, Desa Hiyung, Cabai Hiyung
Pemberdayaan Dan Percepatan Perkembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dan Peningkatan Pendapatan Asli Desa Herry Azhar Pradana; Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 14 No 2 (2019): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BUMDes is a Village-own enterprise managed by its own community as an effort to strengthen the local economy based on the need and potential of the village. BUMDes is also a pillar of economic activity in the village that functions as a social and commercial institution. This research is qualitative research with a descriptive approach and uses purposive and snowball sampling techniques. Data were collected through interviews, observations, questionnaires and literature studies. Data were analyzed using the Interactive Model through four stages of analysis; data collection, data reduction, data presentation, and verification. After that, the data will be further analyzed using the SWOT Analysis. The main problems of the BUMDes development were the focus of the business and their heavy priority on building the infrastructure. Other fundamental problems can also be identified as follows: lack of professional and skilled human resource and management, lack of training and technical guidance, as well as ongoing supervision from related agencies, and the lack of understanding from rural communities regarding the role of BUMDes for village development. Some strategies to empower BUMDes include the strengthening of human resources and village institutions, enhancing the business operation through cooperation with the private sector and other third parties with the context of optimizing village potential, increasing training programs for BUMDes members both in administration and other institutional procedures, socialization of BUMDes to increase the community initiative to participate in BUMDes activities, and prudent business development by conducting business feasibility studies. Abstrak BUMDes adalah Lembaga Usaha Desa yang dikelola oleh masyarakat desa dalam upaya untuk memperkuat perekonomian lokal masyarakat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. BUMDes juga merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, kuesioner dan studi kepustakaan. Data dianalisis menggunakan model interaktif melalui 4 tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Setelah itu, data akan dianalisis lebih lanjut menggunakan Analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan utama BUMDes di Kabupaten Tapin adalah pemilihan usaha yang tidak tepat dan terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur. Permasalahan mendasar lainnya adalah minimnya SDM pengelola BUMDes yang profesional dan terampil, minimnya pelatihan dan bimbingan teknis, minimnya pengawasan berkelanjutan dari SKPD terkait, dan minimnya pemahaman dari masyarakat pedesaan mengenai peran BUMDes untuk kemajuan desa. Beberapa strategi pemberdayaan BUMDes yang dapat diambil diantaranya adalah dengan penguatan SDM dan kelembagaan desa, peningkatan pola kerjasama swakelola dengan swasta dan pihak ketiga lainnya dalam rangka optimalisasi potensi desa, meningkatkan program pelatihan bagi anggota BUMDes baik mengenai administrasi maupun tata cara kelembagaan lainnya, sosialisasi BUMDes untuk meningkatkan inisiatif warga masayarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan BUMDes, dan pengembangan usaha yang prudent dengan mengadakan studi kelayakan usaha sebelum operasional BUMDes dijalankan secara aktif.
Kajian Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Pambalah Batung Amuntai Latifa Suhada Nisa; Maliani Maliani; Siska Fitriyanti; Dewi Siska
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Kebijakan Pembangunan
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v15i1.52

Abstract

Based on Law Number 25 Year 2009 regarding Public Services, every public service provider is demanded to always improve the quality of its services. One effort to meet the need to improve service quality is to carry out a Community Satisfaction Survey (SKM), where the implementation has been regulated in Permenpan No. 14 of 2017. SKM in this study was conducted at the Regional General Hospital (RSUD) Pambalah Batung Amuntai, Hulu Sungai Utara Regency (HSU). SKM is conducted to be able to measure and analyze the Community Satisfaction Index. Descriptive methods with qualitative and quantitative approaches (mix method) were used in this research. The results of data analysis showed that the IKM of Pambalah Batung Amuntai Hospital was 78.24, which is rated as "Good" category. Service elements that must be improved (poor category) are service time, complaint handling, facilities and infrastructure. The recommended strategic steps are making improvements in accordance with the recommendations in the 2018 SKM report and improving performance especially in elements that are less well categorized. Kata Kunci: Survei Kepuasan Masyarakat, Pelayanan Publik, RSUD Pambalah Batung Amuntai Abstrak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, setiap penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas pelayanannya. Salah satu usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas pelayanan tersebut adalah dengan melaksanakan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM), dimana pelaksanaanya telah diatur di dalam Permenpan Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. SKM dalam kajian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pambalah Batung Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). SKM dilakukan untuk mengukur dan menganalisa Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix method). Hasil analisis data menunjukkan bahwa IKM RSUD Pambalah Batung Amuntai adalah 78,24, berada pada kategori “Baik”. Unsur pelayanan yang harus diperbaiki (kategori kurang baik) adalah waktu pelayanan, penanganan pengaduan, dan sarana prasarana. Rekomendasi langkah strategis yang perlu dilakukan adalah melakukan perbaikan sesuai dengan saran dalam laporan SKM tahun 2018 dan melakukan peningkatan kinerja terutama pada unsur dengan kategori kurang baik. Kata Kunci: Survei Kepuasan Masyarakat, Pelayanan Publik, RSUD Pambalah Batung Amuntai
Analisis Potensi Pengembangan Pasar Kerajinan Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai Destinasi Wisata Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 15 No 2 (2020): Jurnal Kebijakan Pembangunan
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v15i2.130

Abstract

Amuntai Craft Market in Hulu Sungai Utara Regency is a market that is unique and has potential as a tourist destination. This market sells a variety of handicrafts made from purun and rattan which are produced by local craftsmen. To improve the economy of the community and the region, the Amuntai Craft Market needs to be developed optimally so that it can become a tourist destination. This paper aims to analyze the potential for developing the Amuntai Craft Market as a tourist destination in terms of its strengths, weaknesses, opportunities, and external challenges. This paper is a descriptive exploratory. Primary data were collected through field observations, interviews with local government in charge of market affairs, and interviews with artisans. Secondary data obtained through interviews with relevant parties and literature relevant to the topic of writing. Data were analyzed using the SWOT method, which was then reduced to a recommendation for a strategic step for market development. The analysis shows that the Amuntai Craft Market has great potential to be developed as one of the tourist destinations because it has the uniqueness of handicraft products, and the products are well-liked for the design of goods and affordable prices, and the availability of human resources that have been hereditary producing handicraft products. The weaknesses of the Amuntai Craft Market are that they do not have permanent buildings, market time is very limited so that it is difficult to access by visitors outside the regency, there is no standard of quality and price of the product, and there is a lack of management from the local government. Recommendations for market development are the promotion of market presence, enhancing the competitiveness of handicraft products through training and coaching, market relocation to be accessible to visitors outside the region every day. Keywords: Amuntai Craft Market, Tourism, SWOT ABSTRAK Pasar Kerajinan Amuntai merupakan pasar yang memiliki keunikan dan berpotensi sebagai destinasi wisata. Pasar ini khusus menjual berbagai barang kerajinan yang diproduksi oleh para pengrajin lokal. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan Pasar Kerajinan Amuntai sebagai destinasi wisata. Tulisan ini bersifat deskriptif eksploratif. Data primer diambil melalui observasi lapangan dan wawancara. Data dianalisis menggunakan metode SWOT, yang kemudian diturunkan menjadi rekomendasi langkah strategis pengembangan pasar. Hasil analisis menunjukkan bahwa kekuatan Pasar Kerajinan Amuntai terletak pada kekhususan menjual produk kerajinan, desain barang selalu ada pembaruan, harga terjangkau, dan ketersediaan SDM yang telah turun temurun memproduksi barang kerajinan. Adapun kelemahannya adalah tidak memiliki bangunan permanen, waktu operasional pasar sangat terbatas sehingga sulit diakses oleh pengunjung dari luar daerah, serta belum memiliki standar kualitas dan standar harga. Rekomendasi untuk pengembangan pasar adalah relokasi ke tempat yang telah disediakan oleh pemerintah daerah, penyesuaian waktu operasional pasar untuk memperluas akses pengunjung luar daerah, serta pembinaan dan pendampingan kontrol kualitas produk. Kata Kunci: Pasar Kerajinan Amuntai, Pariwisata, SWOT