Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

CORRELATION DIVERSITY OF BACTERIA TO SECONDARY META BOLITES Nephthea spp. from SERIBU ISLANDS NATIONAL PARKS WATERS Gintung Patantis; Hedi Indra Januar; Ekowati Chasanah
Widyariset Vol 15, No 3 (2012): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.743 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.15.3.2012.509–518

Abstract

Bioactive compounds from biota on coral reef is potentially of plasma nutfah that has high economic value.Their existence was influenced by the microbes which associated with them and the environmental conditions. Theaim of the research was to analyze the correlation between the diversity of bacteria and secondary metabolitesNephthea spp. collected from Seribu Islands National Parks (TNKpS). The analysis of bacteria diversity performedby Terminal Restriction Fragment Length Polymorphism (T-RFLP) and secondary metabolites used High PerformanceLiquid Chromatography (HPLC). The results of study showed that the range of diversity index (H), richness(R), and evenness index (E) of bacteria were 1,47–0,88; 13–3; 0,84–0,43. And the for the secondary metabolitesthe range were 2,21–1,12; 20-5; 0,95–0,63. Further study showed that there was a significant correlation (R =0.96 at p< 0.01) between bacteria and secondary metabolites group richness. The area which high diversity ofbacteria and secondary metabolites were within central and southern TNKpS waters. This results were in line withthe best water quality in these areas.
Aktivitas Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE) dan Antioksidan Peptida Kolagen dari Teripang Gama (Stichopus variegatus) M. Habbib Khirzin; Sukarno Sukarno; N.D. Yuliana; Yusro Nuri Fawzya; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v10i1.242

Abstract

Teripang merupakan salah satu echinodermata yang memiliki kandungan protein tinggi dan sekitar 70% dari proteinnya merupakan kolagen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE) dan antioksidan dari peptida kolagen teripang Gama (Stichopus variegatus). Ekstraksi kolagen dilakukan menggunakan asam asetat 0,5 M. Peptida kolagen diperoleh melalui hidrolisis kolagen menggunakan enzim pepsin dengan konsentrasi 0,1 U/g kolagen, selama 0; 30; 60; 90; 120; 180; dan 240 menit. Aktivitas inhibitor ACE dan antioksidan peptida kolagen diuji dengan metode spektroskopi. Kolagen yang dihasilkan memiliki rendemen 16,40% dengan berat molekul 130,33 kDa. Aktivitas inhibitor ACE tertinggi dihasilkan dari proses hidrolisis selama 180 menit dengan penghambatan sebesar 82,31%, sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi dihasilkan oleh peptida kolagen dari hidrolisis kolagen selama 120 menit dengan nilai IC50 1,9 mg/ml.
Penapisan Kapang Laut Penghasil Senyawa Sitotoksik dari Beberapa Perairan di Indonesia Muhammad Nursid; Ekowati Chasanah; Murwantoko Murwantoko; Subagus Wahyuono
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v6i1.89

Abstract

ABSTRACTMarine-derived fungi have proven to be a rich source of cytotoxic compounds for the development of new anti cancer drugs. The aims of this research were to: 1) screen cytotoxic activity of marine fungi from Indonesian waters, 2) indentify marine fungus that produced thatproduced the most active cytotoxic compound and 3) investigate inhibition concentration 50 (IC50) value of cytotoxic compound. The fungi were isolated from marine organism collected fromWakatobi Marine National Park-South East Sulawesi, Binuangeun Beach-Banten, Manado watersNorth Sulawesi and Kepulauan Seribu Marine National Park-Jakarta. Liquid cultures of the fungiwere carried out in Malt Extract Broth and Soluble Starch Soytone medium for 4 weeks at 27–28oC without shaking. Molecular identification of fungus was conducted through PCR amplificatin usingprimers of ITS1 and ITS4 primer. Cytotoxic activity of the extract was tested by using MTT (3-(4.4-dimethylthiazol-2-yl)-2.5-diphenyl-tetrazolium bromide) method. The MTT test showed that MFW39strain exhibited the strongest cytotoxic activity. Molecular identification revealed that MFW39 marine fungus was similar to Emericella nidulans with precent identity of 99%. Mycelium and broth extract of MFW39 fungus inhibited the growth of T47D cell with IC 50 values of 21.9 and 169.3 µg/mL, respectively. Further research will be focus on to the strain of MFW39 marine fungi.
Bioprospeksi Kapang yang Berasosiasi dengan Biota Laut Asal Kepulauan Seribu sebagai Antitumor T47D dan HepG2 Nurrahmi Dewi Fajarningsih; Asri Pratitis; Thamrin Wikanta; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v7i1.251

Abstract

Kapang laut menjadi sumber yang menjanjikan dalam pencarian senyawa antitumor baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi kapang yang berasosiasi dengan spons dan karang lunak asal Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dan menguji prospek isolat-isolat tersebut sebagai penghasil senyawa bioaktif antitumor payudara (T47D) dan antitumor liver (HepG2). Sejumlah 46 isolat kapang telah diisolasi dari 17 sampel spons dan karang lunak dengan menggunakan media isolasi Malt Extract Agar (MEA), Glucose Peptone Yeast (GPY) dan Minimal Fungal Medium (MFM). Masing-masing isolat kapang dikultur dalam media cair (100 mL) selama 4 minggu pada suhu ruang (27–28oC) dalam kondisi statis. Ekstrak kasar dari tiap isolat kapang selanjutnya diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel tumor payudara (T47D) dan sel tumor liver (HepG2) pada konsentrasi 30 µg/mL dengan metode uji MTT. Terdapat 6 isolat kapang yang aktif sebagai antitumor payudara (T47D), yaitu isolat MFP 42 (42,28%), MFP 48 (52,36%), MFP 49 (44,83%), MFP 59 (47,5%), MFP 60 (44,12%), MFP 65 (41,27%), MFP 70 (40,21%) dan terdapat 1 isolat kapang (MFP 64) yang selain aktif sebagai antitumor payudara/T47D (43,85%) juga aktif sebagai antitumor liver/HepG2 (40,22%).
Potensi Ikan Air Tawar Budidaya sebagai Bahan Baku Produk Nutraseutikal Berbasis Serum Albumin Ikan Rini Susilowati; Hedi Indra Januar; Diini Fithriani; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v10i1.243

Abstract

Nutraseutikal berbasis Fish Serum Albumin (FSA) adalah produk komersial yang berasal dari sumber perairan. Namun, oleh karena produk ini secara umum diproduksi dari ikan gabus (Channa striata) di alam, pasokan bahan baku dapat menjadi masalah pada produksi yang berkesinambungan. Penelitian ini telah dilakukan dengan menganalisis kandungan FSA dari 17 ikan air tawar budidaya, untuk mendapatkan bahan baku alternatif bagi produk nutraseutikal berbasis FSA. 3–10 individu ikan air tawar (150–500 g) dari jenis ordo Perciformes, Anguilliformes, Cypriniformes, Osteoglossiformes, dan Siluriformes telah diambil secara acak dari lokasi budidaya ikan di Bogor dan Cianjur (Jawa Barat). Ekstraksi protein larut air dilakukan menggunakan Ultra Turax homogeniser dengan pelarut akuabides. Analisis FSA telah dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kadar FSA dari 17 ekstrak air dari ikan berada pada rentang 42,51 to 215,57 mg/g, dengan kadar FSAikan gabus pembanding adalah 107,28 ± 3,2 mg/g. Konsentrasi FSA tertinggi ditemukan sebesar 215,57 ± 52,84 mg/g dari ekstrak air ikan gurame (Osphronemus gouramy). Analisis lebih lanjut terhadap komposisi asam amino menggunakan Gas Chromatography – Flame Ionization Detector (GC-FID) menemukan bahwa ekstrak air ikan gabus memiliki konsentrasi asam amino esensial dan non-esensial yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan gurame. Hal ini menunjukkan banyaknya protein lain selain FSA pada ekstrak air ikan gabus dibandingkan ikan gurame. Berdasarkan hasil ini, ekstrak air ikan gurame memiliki konsentrasi FSA yang lebih besar dan relatif lebih murni dibandingkan ekstrak air ikan gabus, sehingga merupakan alternatif yang prospektif sebagai bahan baku untuk produk nutraseutikal berbasis FSA.
Aktivitas Antibakteri Dan Antioksidan Ekstrak Streptomyces sp. dan Exserohilum rostratum yang Dikultivasi Pada Tiga Jenis Medium Pertumbuhan Ekowati Chasanah; Nuning Mahmudah Noor; Yenny Risjani; Ariyanti Suhita Dewi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v7i1.67

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi potensi ekstrak Streptomyces sp. dan Exserohilum rostratum sebagai agen antibakteri dan antioksidan. Kedua isolat tersebut merupakan hasil isolasi dari penelitian terdahulu. Eksplorasi bioaktivitas kedua mikroba dikaji dengan menggunakan tiga macam media pertumbuhan yaitu Malt Extract Agar (MEA), Minimal Fungal Medium (MFM) dan Glucose Pepton Yeast extract (GPY). Analisis produksi bahan aktif dilakukan setiap 2 minggu selama 10 minggu kultivasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua isolat tersebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan untuk mempertahankan bakteri patogen agar tidak meningkat atau berkembang, atau sebagai bahan anti quorum sensing. Kemampuan penghambatan bakteri uji sebesar 2–3 siklus log. Ekstrak kedua mikroba tidak memiliki potensi sebagai penghasil antioksidan. Identifikasi pendahuluan terhadap jenis senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak pekat Streptomyces sp. dan Exserohilum rostratum berdasarkan spektra NMR berturut-turut diduga termasuk dalam golongan alkaloid dan peptida.
PENAPISAN BAKTERI KITINOLITIK DARI LIMBAH PENGOLAHAN UDANG Ekowati Chasanah; Miftahul Ilmi; Wibowo Mangunwardoyo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v4i1.437

Abstract

Limbah pengolahan udang merupakan salah satu sumber enzim pendegradasi kitin (enzim kitinolitik) potensial. Tulisan ini melaporkan sebagian hasil rangkaian riset mengenai pencarian sumber enzim Kitinolitik dari lingkungan laut, khususnya dari limbah industri perikanan. Tujuan dari riset ini adalah mengisolasi bakteri kitinolitik dan limbah pengolahan udang, mengetahui kondisi optimum untuk memproduksi enzim tarsebut dan mengidentifikasi bakteri terbaik penghasil enzim tersebut. Penapisan diakukan dengan mengevaluasi indeks kitinolitik pada medium kitin padat (2%) dan mengukur aktivitas kitinolitik pada medium minimal (MSM) cair yang diperkaya koloidal kitin 0,5%. Optimasi produksi enzim dilakukan dengan mangkultur isolat pada berbagai pH, suhu, dan substrat menggunakan penangas air bersuhu 37ºC dengan agitasi 100 rpm. Sejumlah 106 isolat berhasil diisolasi, dan di antaranya isolat KPU 218 yang memiliki aktivitas kitinolitik tertinggi (0,134 ± 0,004 U/mg) dalam waktu tercepat (24 jam). Kondisi optimum untuk memproduksi enzim tersebut adalah pH 5, suhu 25ºC dengan substrat koloidal kitin dan waktu produksi 30 jam. Hasil identifikasi berdasarkan 16S-rDNA menunjukkan bahwa isolat KPU 218 memiliki kemiripan 87% dengan Acinetobacter sp.
Isolasi Senyawa Sitotoksik dari Kapang Emericella nidulans Muhammad Nursid; Ekowati Chasanah; Murwantoko Murwantoko; Subagus Wahyuono
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v6i2.404

Abstract

Kapang laut dikenal sebagai sumber penting metabolit farmakologi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa sitotoksik dari kapang laut Emericella nidulansyang diisolasi dari ascidia Aplidium longithoraxdari Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kapang dikultivasi pada labu 3 L sebanyak 20 labu, masing-masing mengandung 1 L media SWS (mengandung 1% pati dapat larut, 0,2% pepton soya, dan 1 L air laut) dan diinkubasi dalam kondisi statis pada suhu 27–28oC selama 5 minggu. Miselium kapang diekstraksi dengan campuran pelarut diklorometan–metanol (1 :1 v/v) sebanyak 3 kali. Fraksinas i dilakukan dengan menggunakan kolom vakum SiO2 2 x 12 cm dan isolasi dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif. Uji sitotoksik dengan metode MTT (3-(4,4-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide) terhadap pertumbuhan sel T47D, digunakan sebagai panduan dalam proses isolasi. Senyawa sitotoksik berhasil diisolasi dari ekstrak miselium, terelusi pada menit ke-15 pada kromatogram kromatografi cair kinerja tinggi. Senyawa ini memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 sebesar 6,3 µg/mL.
KARAKTERISASI ENZIM KITOSANASE DAR] ISOLAT BAKTERI KPU 2123 DAN APLIKASINYA UNTUK PRODUKS1 OLIGOMER KITOSAN Yusro Nuri Fawzya; Asri Pratitis; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v4i1.438

Abstract

Penelitian ini merupakan sebagian dari rangkaian penelitian mengenai eksplorasi enzim kitinolitik dari mikroba lingkungan laut, khususnya dari limbah udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi isolat bakteri KPU 2123 dari limbah udang, mengkarakterisasi dan mengaplikasikan enzim kitosanase yang dihasilkan oleh bakteri tersebut untuk produksi oligomer kitosan dan menguji bioaktivitas oligomer kitosan tersebut sebagai antitumor dan antibakteri. Karakterisasi enzim dilakukan dengan menguji aktivitas enzim pada berbagai suhu dan pH. Selain itu juga ditentukan besarnya aktivitas yang tersisa setelah enzim diinkubasi pada suhu dan lama waktu tertentu. Pengaruh ion logam terhadap aktivitas enzim juga dilihat dengan mereaksikan enzim dengan 1 mM ion logam dalam bentuk larutan khlorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis gen 16S-rRNA, isolat bakteri KPU 2123 memiliki kemiripan 95% dengan Stanotrophomonas maltophilia. Enzim kitosanase dari isolat ini bekerja optimal pada suhu 50 ºC dan pH 6. Enzim ini cukup stabil pada suhu 37 ºC selama 120 menit. Penambahan ion logam berpengaruh terhadap aktivitas enzim. Ion logam Zn²+ (sebagai garam klorida 1 mM) menghambat 100% aktivitas enzim tersebut. Penggunaan enzim kitosanase dalam menghidrolisis substrat kitosan, menghasilkan oligomer kitosan yang mengandung tetramer, pentamer dan heksamer Oligor kitosan tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sebesar 10,06% dan dapat menyebabkan kematian sel HeLa dengan LC50 pada dosis 120 ppm.
CORRELATION DIVERSITY OF BACTERIA TO SECONDARY META BOLITES Nephthea spp. from SERIBU ISLANDS NATIONAL PARKS WATERS Gintung Patantis; Hedi Indra Januar; Ekowati Chasanah
Widyariset Vol 15, No 3 (2012): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.743 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.15.3.2012.509–518

Abstract

Bioactive compounds from biota on coral reef is potentially of plasma nutfah that has high economic value.Their existence was influenced by the microbes which associated with them and the environmental conditions. Theaim of the research was to analyze the correlation between the diversity of bacteria and secondary metabolitesNephthea spp. collected from Seribu Islands National Parks (TNKpS). The analysis of bacteria diversity performedby Terminal Restriction Fragment Length Polymorphism (T-RFLP) and secondary metabolites used High PerformanceLiquid Chromatography (HPLC). The results of study showed that the range of diversity index (H), richness(R), and evenness index (E) of bacteria were 1,47–0,88; 13–3; 0,84–0,43. And the for the secondary metabolitesthe range were 2,21–1,12; 20-5; 0,95–0,63. Further study showed that there was a significant correlation (R =0.96 at p< 0.01) between bacteria and secondary metabolites group richness. The area which high diversity ofbacteria and secondary metabolites were within central and southern TNKpS waters. This results were in line withthe best water quality in these areas.