Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Challenges in Maturing the Age of Marriage Among Teenagers in Bandar Village, Pacitan Regency: Reproductive Health Review Suryani; Dessy Elva Listianti; Widiono Ahmad Fajri
Indonesian Journal of Medical Anthropology Vol. 5 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Medical Anthropology
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijma.v5i1.14401

Abstract

The age of marriage is still become a dilemma for Indonesian people, especially for them who live in rural areas with a thick local wisdom. The influence of local wisdom in deciding the marriage is so great in the society so that they do not pay any respect to the regulations that have been made by the government. The impact of child marriage can affect reproductive health, which is largely ignored by society. In fact, reproductive health is one of the factors in achieving the Indonesian government’s goal to have a golden generation in 2045. However, if the society’s knowledge about reproductive health is lacking, will Indonesia really get the golden generation as it dreams of? This research wants to reveal the problems that occur in Indonesian society, especially people who are living in rural areas. Using qualitative methods, this research was conducted through several stages, one of which was literature studies and in-depth interviews. The results of the study show that there are several factors influence the challenges of maturing child marriage, such as local culture of the society, family economic conditions, and lack of knowledge about reproductive health. Due to the lack of knowledge on reproductive health, people experience vulnerability to child marriage, marriage by accident, and end up on dropping out of school. This is an urgent condition that requires serious handling by various parties through collaboration to provide information related to reproductive health and maturing the age of marriage.
Identifikasi Kesiapan Pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan di Sekolah Dasar Wilayah Kecamatan Pringkuku Widiono Ahmad Fajri; Sugiyono Sugiyono; Afid Burhanudin
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21137/jpp.2020.12.1.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan identifikasi kesiapan pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) pada sekolah dasar di wiayah Kecamatan Pringkuku. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Guru Wali Kelas dan Kepala Sekolah pada 4 (empat) Sekolah di wiayah Kecamatan Pringkuku. Teknik pengumpulan data meliputi observasi wawancara dan dokumentasi, keabsahan data menggunakan teknik triangulasi teknik, dan analisis datanya menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1) Sumber Daya Manusia di SDN 3 Pringkuku tidak siap dengan alasan tenaga SDM yang kurang jumlahnya. Kemudian SDM di yaitu SDN 1 Pringkuku juga mengalami hal yang sama, kekurangan SDM karena SDM yang dimiliki akan segera pensiun. Sedangkan di SDN 1 Ngadirjan dan SDN 2 Glinggangan tidak memiliki hambatan terkait SDM. 2. a) SDN 1 Pringkuku siap dari kondisi fisik sekolah maupun SDM yang dimiliki sebagai pengelolaan adminitrasi. b) SDN Ngadirejan siap kondisi fisik maupun SDM dalam pengelolaan administrasi. c) SDN 2 Glinggangan siap dari kondisi fisik sekolah maupun SDM dalam pengelolaan administrasi. d) SDN 3 Pringkuku siap secara kondisi fisik namun belum siap secara SDM dalam pengelolaan administrasi pelaksanaan program. 3. a) SDN 1 Pringkuku memiliki hambatan SDM yang rata-rata hampir pensiun sehingga perlu adanya tenaga baru, namun hambatan ini bisa diatasi dengan adanya penambahan tenaga kependididkan. b) SDN 3 Pringkuku memiliki hambatan dalam pelaksanaan progaram yaitu kurangnya sarana prasarana, kurangnya tenaga pendidikan, dan kemampuan SDM dalam pengelolaan administrasi. c) Sedangkan SDN Ngadirejan dan SDN 2 Glinggangan tidak memiliki hambatan dan siap melaksanakan program SSK.