Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Critical Role of G-20 in Dealing with the 2008 Global Financial Crisis Taufik Taufik; Ade Priangani; Gede Endy Kumara Gupta
Jurnal Hubungan Internasional Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/hi.62111

Abstract

Strategi G-20 dalam mengatasi krisis keuangan telah dinyatakan pada kesepakatan KTT G-20 2008-2009 dengan adanya tiga pertemuan selama periode tersebut berlangsung (Washington, London dan Pittsburgh). Bersama dengan beberapa lembaga termasuk IMF, WB, FSB, OECD dan MDB, G-20 mampu menangani krisis tersebut baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada saat yang bersamaan G-20 pun mampu mempertahankan koordinasi berdasarkan lima prinsip yang disepakati dalam KTT 2008 di Washington. Tulisan ini berfokus pada kontribusi G-20 sebagai alat koordinasi sekaligus aktor langsung dalam manajemen krisis, serta menyoroti peran negara-negara anggotanya. Deskripsi masalah ini akan dibagi menjadi empat bagian. Pertama, pandangan singkat tentang tujuan pembentukan G-20 dan penyebab krisis sebagai latar belakang tulisan ini; Kedua, kontribusi G-20 untuk penyelesaian krisis keuangan global; Ketiga, deskripsi hasil dari tiga kesepakatan G-20 (komunike) pada tahun 2008-2009 sebagai dasar dari strategi penanganan krisis keuangan global untuk G-20 dan lembaga internasional terkait; dan Keempat merupakan bagian analisis strategi G-20 yang kemudian menghasilkan prinsip-prinsip dasar manajemen krisis pada masalah yang diajukan dalam penelitian ini.The G-20 strategy in overcoming the financial crisis has been declared on the agreement of 2008-2009 G-20 Summit with three meetings over that period (Washington, London and Pittsburgh). In handling the crisis, the G-20 was in collaboration with several institutions including the IMF, WB, FSB, OECD and MDB. G-20 was able to make good efforts both nationally and internationally while maintaining coordination based on five principles agreed in 2008 Summit in Washington. This paper focuses on the contribution of the G-20, both as a coordinating tool, as a direct actor on crisis management, as well as the role of member countries. The description of these issues will be divided into four sections, First, a brief look at the purpose of the G-20's establishment and the causes of the crisis as the background of this paper; Second, the G-20's contribution to the settlement of the global financial crisis; Third, a description of three outcomes of the G-20 (communiqués) agreement in 2008-2009 as the foundation of the global financial crisis handling strategy for both G-20 and related international institutions; and Fourth, the analytical part of the G-20 strategy which then produced the basic principles of crisis management on the problems in this study.
INTEGRATING PAÑCAMAYAKOSA IN ADDRESSING DEPRESSION: A STUDY IN HINDU PHILOSOPHICAL APPROACH Gede Endy Kumara Gupta; Ida Ayu Gde Wulandari; Ida Bagus Ketut Mantra
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol. 24 No. 2 (2024): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v24i2.6717

Abstract

Depresi adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakseimbangan atau gangguan dalam diri sendiri yang terkait dengan aspek bio-psiko-sosial, yang terwujud dalam gejala-gejala seperti hilangnya semangat, perasaan sedih, rendah diri, menarik diri dari orang lain dan lingkungan, serta pikiran atau upaya bunuh diri. Mengingat meningkatnya prevalensi depresi dan dampaknya terhadap kesehatan global, sangat mendesak untuk mengeksplorasi perspektif dan solusi alternatif. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif, menggunakan sumber data sekunder seperti buku, jurnal, dan laporan penelitian, yang dianalisis melalui studi dokumen untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang gangguan depresi. Konsep Hindu tentang Pañcam?y?ko?a, yang menggambarkan lima lapisan kesadaran individu, digunakan sebagai alat analisis utama. Studi ini mengungkapkan bahwa depresi dapat dipahami sebagai ketidakseimbangan dalam lapisan-lapisan ini, dan menunjukkan bahwa praktik holistik seperti yoga, meditasi, dan pr??ayama, bersama dengan menumbuhkan pikiran positif dan dukungan sosial, dapat secara efektif mengatasi gangguan depresi. Temuan-temuan ini menyoroti potensi mengintegrasikan kearifan tradisional Hindu dengan pendekatan psikologis modern untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelola depresi.