Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Komunikasi antara Dokter Gigi dan Pasien dalam Pelayanan Perawatan Kesehatan Gigi Factors That Influence Communication between Dentist and Patient in Dental Health Care Service Novitasari Ratna Astuti; Julita Hendrartini; Niken Widyanti Sriyono
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v3i1.1730

Abstract

Komunikasi dokter gigi dan pasien memainkan peranan penting bahkan menentukan dalamkeberhasilan perawatan serta meningkatkan efektifitas pelayanan dan kepuasan pasien. Keberhasilan perawatankesehatan gigi pada pasien, selain dituntut keahlian teknis profesional seorang dokter gigi juga dituntutkemampuan non teknis berupa keahlian berkomunikasi dalam menghadapi berbagai perilaku pasien, dandipengaruhi beberapa faktor-faktor lain. Tujuan: mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadapkomunikasi antara dokter gigi dan pasien dalam pelayanan perawatan kesehatan gigi di Rumah Sakit BethesdaDIY. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian adalahpasien di poliklinik gigi Rumah Sakit Bethesda DIY sebanyak 100 pasien gigi yang diambil dengan simplerandom sampling. Adapun kriteria sampel, pasien berusia 12-55 tahun dan dapat berkomunikasi dengan baik dipoli gigi RS Bethesda DIY. Variabel pengaruh yakni frekuensi kunjungan, pendampingan kunjungan, tingkatpendidikan, jenis kelamin, usia. Variabel terpengaruh yakni komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Alat ukurmenggunakan kuesioner dengan skala likert. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden .Penelitian inimenggunakan teknik korelasi product moment dengan r berkisar antara 0,416-0,698 dan p 0,05, hasilreliabilitas dengan teknik alpha cronbach r tt = 0,876 dan p 0,05. Data hasil penelitian dianalisis dengananalisis regresi berganda dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil: menunjukkan adanya pengaruh yang bermaknaantara faktor usia (r=0,236 dan p=0,017), pendidikan (r=0,393 dan p=0,000),frekuensi kunjungan pasien kedokter gigi (r=0,291 dan p=0,004), pendampingan kunjungan pasien saat masuk ruang praktek dokter gigi(r=0,259 dan p=0,009) terhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Sedangkan jenis kelamin (r=0,166 danp=0,095) tidak terdapat pengaruh terhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Kesimpulan: Faktor usia,frekuensi kunjungan, pendidikan dan pendampingan kunjungan berpengaruh terhadap komunikasi dokter gigidan pasien sedangkan jenis kelamin tidak berpengaruh. Faktor yang memberikan bobot sumbangan terbesarterhadap komunikasi antara dokter gigi dan pasien adalah faktor tingkat pendidikan.
Formularium Tata Laksana Preventif dan Promotif di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Novitasari Ratna Astuti; Pipiet Okti Kusumastiwi; Iwan Dewanto; Adike Dica Salecha; Karlina Agustiyana
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 8, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.8205

Abstract

Tahun 2018, 57,6% penduduk Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Fakta ini menunjukkan perlunya upaya preventif dan promotif untuk menurunkan angka tersebut. Penelitian ini bertujuan membuat formularium tata laksana preventif dan promotif di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSGM UMY), menilai komunikasi terapeutik mahasiswa profesi, dan mengetahui efektivitas formularium tata laksana preventif dan promotif. Jenis penelitian ini adalah mixed method, jenis quasi eksperimental dengan rancangan pre-test post-test with control group dengan 140 responden yang dipilih dengan metode consecutive. Pengukuran skor plak dengan metode Loe dan Silness. Analisis data menggunakan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya standar formularium edukasi tata laksana preventif dan promotif, keterampilan komunikasi mahasiswa profesi terhadap pasien adalah baik (74%), serta terdapat perbedaan indeks plak dengan nilai signifikansi 0,000. Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya standar formularium edukasi tata laksana preventif dan promotif, keterampilan komunikasi mahasiswa profesi Dokter Gigi terhadap pasien di RSGM UMY adalah baik dan terdapat perbedaan indeks plak sebelum dan sesudah diberikan formularium edukasi tata laksana preventif dan promotif pada pasien perawatan scaling.
Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator Novitasari Ratna Astuti
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i2.572

Abstract

Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut banyak dialami siswa SD. Guru SD berperan sebagai health educator di sekolah. Promosi kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi disertai alat peraga merupakan salah satu langkah dalam menyampaikan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal kepada guru SD. Tujuan: menguji pengaruh metode ceramah interaktif dan demonstrasi disertaialat peraga, terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi tentang kesehatan gigi dan mulutpada guru SD, serta perbedaan pengetahuan dan keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru SD padakelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Metode: Jenis penelitian yang digunakan quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Subjek penelitian dibagi atas kelompok perlakuan (20 orang) dan kelompok kontrol (17 orang). Sampel penelitian berdasarkan purposive sampling. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan check list untuk mengukur keterampilan. Analisis data menggunakan paired t-testdan independent t-test. Hasil: Uji paired t-test, pengetahuan, serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru pada kelompok perlakuan meningkat secara signifikan setelah mendapatkan pelatihan (p0,05). Melalui independent t-test, ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan keterampilan komunikasi verbal dan non verbal antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan: Metode ceramah interaktif dan demonstrasi disertai alat peraga memiliki pengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi guru serta ada perbedaan pengetahuan dan keterampilan komunikasi guru pada kelompok perlakuan dan kontrol.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM PROGRAM “SIKAP” DI DUSUN PENDUL Afina Hasnasari Heningtyas; Sri Utami; Novitasari Ratna Astuti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.642 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.101

Abstract

Indeks karies DMF-T Provinsi DIY tahun 2013 sebesar 5,9 (kategori tinggi) dengan effective medical demand sebesar 10,3%. Dengan adanya keterbatasan tenaga medis dan fasilitas kesehatan, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan dengan cara pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan kader kesehatan. Pemberdayaan masyarakat ini memiliki tujuan pemberdayaan dan penerapan pelatihan indeks DMF-T bagi para kader kesehatan gigi dan mulut Dusun Pendul. Metode yang dilakukan adalah metode experiential learning dengan jenis program logic model yang menjelaskan tahapan dalam mengimplementasikan sebuah program, mulai dari input, output, outcomes, dan goal dari program yang akan dicapai. Para kader yang sudah dilatih sebelumnya melakukan pemeriksaan karies gigi di komunitas, yaitu pada semua anggota keluarga masing-masing kader dengan menggunakan indeks DMF-T. Hasil pengukuran indeks karies DMF-T yang dilakukan oleh para kader di Dusun Pendul diperoleh data bahwa mean DMF-T pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita, mean DMF-T tertinggi pada umur 41-50 tahun, dan mean DMF-T terendah pada umur 21-30 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa ada faktor risiko tertentu yang menyebabkan tingginya angka indeks DMF-T berdasarkan jenis kelamin dan umur. Kesimpulan dari pemberdayaan ini adalah data hasil pemeriksaan oleh kader kesehatan Dusun Pendul merupakan data yang terukur dan valid. Pelatihan yang diberikan sebelumnya memberikan hasil yang maksimal.
“PERPUSTAKAAN DENTAL KADER DUSUN PENDUL” GERAKAN GEMAR MEMBACA DARI KITA UNTUK SEMUA Afina Hasnasari Heningtyas; Novitasari Ratna Astuti; Sri Utami
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.323 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.700

Abstract

Kader kesehatan Dusun Pendul, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SLTA. Tingkat pengetahuan serta konsep dasar kesehatan gigi dan mulut masih rendah. Pemberdayaan kader dari aspek kognitif berupa paparan terhadap konsep dasar promotif dan preventif kesehatan gigi mulut sangat diperlukan sehingga mampu menjadi kader kesehatan yang mampu mengajak masyarakat berperilaku sehat. Pemberdayaan masyarakat ini memiliki tujuan berupa penguatan aspek kognitif dan pengayaan ilmu pengetahuan kesehatan gigi dan mulut kader kesehatan Dusun Pendul. Metode yang dilakukan yaitu melalui pembentukan perpustakan untuk para kader dan masyarakat serta pemberian media promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut. Pemberdayaan masyarakat ini diukur melalui data kunjungan kader dan masyarakat terhadap Perpustakaan Dental serta penyebaran informasi kesehatan gigi dan mulut oleh kader berdasarkan pada pengetahuan yang mereka dapatkan melalui media promotif preventif. Hasil pemberdayaan ini berupa rata-rata kunjungan perpustakaan oleh kader dan masyarakat adalah sebesar 27 orang, rata-rata skor tingkat pengetahuan kader adalah 90, serta penyebaran informasi kesehatan gigi mulut oleh kader berjalan dengan baik. Kesimpulan pemberdayaan ini adalah antusiasme kunjungan kader dan masyarakat terhadap Perpustakaan Dental cukup tinggi sehingga rata-rata skor pengetahuan kesehatan gigi mulut kader juga baik. Pelaksanaan penyebaran informasi kesehatan gigi mulut secara mandiri oleh kader juga berjalan dengan baik.
PELATIHAN KADER KESEHATAN DUSUN PENDUL MELALUI GERAKAN “SI CANTIK” (SIMPLE CARE TREATMENT KADER) DENGAN TELEDENTISTRY Afina Hasnasari Heningtyas; Novitasari Ratna Astuti; Sri Utami
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukungan sosial anak-anak terbesar adalah berasal dari keluarga. Pola asuh merupakan salah satu penyebab tidak langsung dari status gizi pada status kesehatan gigi anak usia sekolah. Penyampaian edukasi dan motivasi oleh kader yang telah mendapatkan pelatihan dari tenaga kesehatan merupakan salah satu bentuk dukungan sosial kepada masyarakat terutama keluarga. Tujuan program ini adalah pemberdayaan kader kesehatan pada aspek kognitif dan psikomotor, yang berkaitan dengan peran ibu sebagai role model dalam keluarga agar dapat memberikan intake makanan (nutrisi) yang sehat serta noncariogenic. serta perawatan sederhana dan kegawatdaruratan gigi dan mulut sehari-hari. Pelatihan ini dilakukan dengan cara diskusi aktif partisipatif dengan metode teledentistry, dengan evaluasi berupa membandingkan nilai pre dan posttest sebelum dan sesudah pelatihan. Rata-rata skor pengetahuan kader sebelum pelatihan adalah 180 dan sesudah pelatihan adalah 200. Pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut Dusun Pendul yang berkaitan dengan peran ibu sebagai role model dalam keluarga mampu meningkatkan pengetahuan intake makanan (nutrisi) yang sehat serta perawatan sederhana dan kegawatdaruratan gigi dan mulut sehari-hari pada anak dan keluarga agar anak mempunyai kualitas hidup yang semakin baik