Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KEGAGALAN PADA WHEEL HEAD SPOOL Kosasih Kosasih; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.113 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v3i1.31

Abstract

Kegagalan dari suatu komponen dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kesalahan pemilihan material sampai dengan kesalahan operator dalam servisnya. Kasus yang disajikan disini adalah analisis terhadap Wheel Head Spool yang mengalami pecah disebabkan oleh korosi erosi dan aliran turbulensi gas pada daerah yang bersifat anodik akibat adanya logam yang dissimilar (korosi galvanis). Disamping itu pada permukaan dalam hasil pengelasan (daerah akar las) terbentuk takikan dimana arus aliran gas akan menabrak daerah tersebut, sehingga terjadi arus turbulensi yang sifatnya menahan/stagnasi. Beberapa pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui penyebabnya dilakukan analisis kegagalan melalui pemeriksaan  yaitu : (1) Visual dan dimensi, (2)  Makroskopis dan mikroskopis, (3)  komposisi kimia bahan, (4) kuat tarik dan kekerasan, (5)  SEM dan EDS. Hasil analisis membuktikan bahwa kegagalan pada Wheel Head Spool karena adanya korosi pada sambungan las flange, reducer dan pipa penyalur. Sambungan pengelasan logam yang berbeda menyebabkan kekerasannya berbeda sehingga terjadi galvanik karena adanya HAZ bersifat anodik yang mempunyai kekerasan lebih tinggi dan lainnya bersifat anodik. Untuk mencegah kegagalan di masa yang akan datang maka direkomendasikan sebagai berikut : (1) hindari terjadinya pengelasan dengan material yang berbeda, (2) jika akan dilakukan dengan pengelasan yang berbeda, maka pengelasan metode buttering harus dilakukan, (3) hindari daerah penyempitan pada daerah flange dan line pipe.Kata kunci: analisis kegagalan, wheel head spool, korosi
Pengaruh Alginat Rumput Laut sebagai Zat Pengikat pada Peningkatan Mutu Bata Merah Pejal Subari Subari; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.182 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v5i2.58

Abstract

Solid red brick is one of the building materials that still used until now. The quality of solid red brick can be improved by adding alginate seaweed as a binder. The addition of alginate is intended to improve the elasticity of the clay mixed with sand. Seaweed is algae chlorophyll group, which can be found in almost all parts of Indonesia. One produced from seaweed is alginate. This research will be studied on the effect of the material composition of clay, sand and alginate on the quality of solid red brick. It can be seen from these results that the composition of the material and the combustion temperature give effect on dry shrinkage, shrinkage fuel, shrinkage amount, compressive strength, and water absorption. In the main trial produced the best material composition ratio of 90 (clay) : 10 (sand) : 10 (alginate) as additive for binder with a firing temperature of 800°C while the value of dry shrinkage, firing shrinkage, total of shrinkage, water absorption and compressive strength are 6.4%; 0.95%; 7.3%; 37.3% and 201.6 kg/cm2, respectively. Based on the compressive strength value, such composition has fulfilled the requirement for solid red brick class 150. Bata merah pejal adalah salah satu bahan bangunan yang hingga saat ini masih digunakan. Untuk  meningkatkan kualitas bata merah pejal dapat dilakukan dengan  menambahkan alginat dari rumput laut sebagai zat pengikat. Penambahan alginat ini dimaksudkan untuk meningkatkan sifat  elastisitas  tanah liat yang dicampur pasir. Salah satu hasil olahan dari rumput laut adalah alginat. Pada penelitian ini akan dilakukan  studi  tentang  pengaruh komposisi bahan: tanah liat, pasir dan alginat rumput laut terhadap kualitas bata merah pejal. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa komposisi bahan serta suhu  pembakaran berpengaruh terhadap susut kering, susut bakar, susut jumlah, kuat tekan, dan daya serap air. Pada percobaan perbandingan komposisi bahan terbaik yaitu 90 (tanah liat) : 10 (pasir) : 10 (alginat) sebagai bahan aditif yang berfungsi untuk pengikat dengan temperatur pembakaran 800oC dimana nilai susut kering, susut bakar, susut jumlah, daya serap air, dan kuat tekan secara berurutan adalah 6,4%; 0,95%; 7,3%; 37,3%; dan 201,6 kg/cm2. Dilihat dari nilai kuat tekannya  komposisi tersebut telah memenuhi syarat mutu bata merah pejal kelas 150.
ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM Hafid Abdullah; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.865 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v3i2.36

Abstract

Dalam penelitian ini diberikan contoh kasus pengendalian produksi di PT. GS yang merupakan salah satu industri pengerjaan logam di Indonesia. Tujuan pengendalian produksi adalah sebagai upaya peningkatan mutu produk yang dihasilkannya mampu bersaing di pasar bebas. Cara peningkatan adalah melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dan perbaikan-perbaikan yang meliputi : optimalisasi prosedur inspeksi di lini produksi, penanggulangan penyebab produk NG pada proses produksi dan klaim dari pelanggan, prosedur perhitungan biaya kualitas dan kontrol proses. Hasil analisis QC diperoleh tingkat produk NG terbesar terjadi di proses pengelasan (inspeksi akhir), penyebabnya adalah las kurang, berlubang dan terjadi spatter. Waktu terlama untuk membuat 1 unit produk adalah di proses robotic welding. Bahasan ini diharapkan menjadi contoh kasus bagi pengembangan usaha industri logam dan mesin dalam negeri di masa mendatang.Kata kunci: pengendalian produksi, pengendalian mutu, SWOT, kontrol proses
PENGENDALIAN MUTU NO GOOD (NG) TERTINGGI PRODUKSI BERMASALAH DI INDUSTRI PEMBUAT BATTERY CARBON DENGAN METODE QC SEVEN TOOLS Hafid Abdullah; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.372 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v2i2.24

Abstract

Tulisan ini menyajikan analisis pengendalian mutu No Good (NG) tertinggi produksi bermasalah di industri pembuat battery carbon dengan metode QC seven tools sebagai upaya peningkatan kepuasan konsumen telah dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan contoh kasus penanggulangan NG inside crack di bagian battery carbon PT. I. Penerapan metode QC seven tools, meliputi: (1) check sheet, (2) stratifikasi, (3) pareto diagram, (4) histogram, (5) control chart, (6) fish bone diagram, (7) scatter diagram. Hasil analisis dan usulan kaizen diperoleh: (1) jenis NG inside crack ada di urutan ke-1 (78%) sehingga menjadi masalah utama yang harus segera ditanggulangi, (2) penyebab NG produksi bermasalah adalah karena operator, mesin dan peralatan, cara kerja dan lingkungan kerja, (3) melalui usulan kaizen dengan menurunkan NG menjadi 50% dapat dihemat biaya inside crack sekitar Rp. 2,5 juta/bulan. Bahasan ini diharapkan menjadi contoh kasus sebagai upaya peningkatan kepuasan konsumen agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing di pasar global.Kata kunci: pengendalian mutu, tujuh alat QC, battery carbon