Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Makna Tradisi Tangis Sijahe Dalam Perkawinan Adat Pakpak di Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Merliana Perolihen Boangmanalu; Payerli Pasaribu
Journal of Management Education Social Sciences Information and Religion Vol 1, No 2 (2024): September 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/mesir.v1i2.3043

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan proses dan tahapan Tradisi Tangis Sijahe dalam perkawinan adat Pakpak, Untuk menganalisis makna dari Tradisi Tangis Sijahe dalam perkawinan adat Pakpak dan Untuk menemukan perubahan yang terjadi dalam tradisi Tangis Sijahe. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi, Teknis analisis data menggunakan tiga tahap pengujian: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun beberapa informan dalam tahap penelitian ini yaitu tokoh adat, perempuan yang pernah melaksanakan tradisi, orang yang pernah mengikuti, dan tidak pernah mengikuti tradisi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka terkuak bahwa yang melatar belakangi tradisi tangis sijahe yaitu adanya suatu pertemuan antara calon pengantin dengan keluarganya untuk meminta ijin restu sebelum menikah dengan tangisan kesedihan karena akan adanya perpisahan setelah pernikahan. Dengan demikian makna simbolis yang terkandung yaitu tangisan, sipihir-pihir, dan sapu tangan. Adapun makna tangis sijahe yaitu tangisan calon pengantin yang mengandung kesedihan dengan ucapan perpisahan yang menyayat hati. Makna yang terkandung dalam tradisi tangis sijahe mengandung makna dan tujuan maksud yang baik.
Strategi Membangun Solidaritas pada Persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih Saskia Siallagan; Payerli Pasaribu
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana strategi membangun solidaritas pada persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih serta apa saja faktor pendukung persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih dalam membangun sollidaritasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk memaparkan dan mendeskripsikan bagaimana strategi membangun solidaritas pada persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih. Penelitian ini dilakukan di Gereja HKBP Air Bersih Jalan Air Bersih Ujung Gang Anda No 7, Kecamatan Medan Denai Kelurahan Binjai Kota Medan. Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi membangun solidaritas pada persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih yaitu dengan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam persekutuan tersebut, kegiatan ini bersifat rutin dan juga tahunan yang sudah dirancangkan sebelumnya dalam program kerja Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih. Hal ini efektif dalam membangun dan mempertahankan solidaritas pada persekutuan Remaja Naposobulung HKBP Air Bersih.
Konflik Pengelolaan Tanah Ulayat Di Desa Partungko Naginjang Kecamatan Harian Kabupaten Samosir Angzel Simanjuntak; Payerli Pasaribu
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 17 No 2 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsutjurnalstudiislamdansosial.v17i2.1032

Abstract

Abstract: This research discusses the conflict of customary land management in Partungko Naginjang village, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. This research is focused on knowing the position of customary land, the causes of customary land management conflicts, and the inhibiting factors for conflict resolution in Partungko Naginjang Village. The research method used in this research is descriptive qualitative research method. This research was conducted in Partungko Naginjang Village. Data collection techniques are through observation, in-depth interviews, and documentation. Based on the results of the study, it was found that the position of customary land in Partungko Naginjang Village is fully held by Pomparan Raja Ulosan Sinaga Uruk. Factors causing conflicts in customary land management are, as a result of population growth, laws and regulations are not fully able to regulate land issues and lack of communication between the community, forestry authorities and village government. The inhibiting factors of customary land conflicts are the high level of emotion of the disputing parties, the lack of education, the low quality of discipline to solve problems, and the unclear boundaries of customary land from the forestry side. Keywods: Conflict, Customary Land, Desa Partungko Naginjang   Abstrak: Penelitian ini membahas tentang konflik pengelolaan tanah ulayat di  Desa Partungko Naginjang Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui kedudukan tanah ulayat, penyebab terjadinya konflik pengelolaan tanah ulayat, dan faktor penghambat penyelesaian konflik di Desa Partungko Naginjang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Partungko Naginjang. Teknik pengumpulan data yaitu melalui, observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kedudukan tanah ulayat di Desa Partungko Naginjang dipegang penuh oleh Pomparan Raja Ulosan Sinaga Uruk. Faktor penyebab konflik pengelolaan tanah ulayat ini adalah, akibat dari pertambahan penduduk, peraturan perundang-undangan di pandang belum sepenuhnya dapat mengatur masalah pertanahan dan kurangnya komunikasi antara masyarakat, pihak kehutanan dan pemerintahan desa. Faktor penghambat konflik tanah ulayat adalah tingginya tingkat emosial pihak yang berselisih, minimnya tingkat pendidikan, rendahnya kualitas disiplin untuk menyelesaikan masalah, dan batas-batas tanah ulayat yang tidak jelas dari pihak kehutanan. Keywords: Konflik, Tanah Ulayat, Desa Partungko Naginjang