Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pembalutan Carbon Fiber Wrap (CFW) terhadap Daktilitas Balok Beton Bertulang Sri Rejeki Laku Utami; Nuroji Nuroji; Antonius Antonius
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 12, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.415 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v12i2.12589

Abstract

ABSTRACT Wrapping Carbon Fiber Wrap on reinforced concrete beams are expected to contribute to the improvement of ductility. In this study four beam specimens. The first test object beam 3D16 Normal used as a normal beam. The test object into two beams 3D16 CFW is used as a treatment beam with the dressing CFW. The test object to the three beams 4D16 Normal is used as a normal beam. The test object into four beams dalah 4D16 CFW is used as a treatment beam with the dressing CFW. Dimensional beam - the beam is 150 x 250 mm, the effective length 2000 mm. Imposition given One Point Loads, to test the loading on beam flexural planned to put the pieces of force P symmetrically at a distance that is equal to ½ L 1000 mm. And given a dressing CFW on the beam 3D16 CFW along the 600 mm (2.4 h) the middle span length of 2000 mm with treatment CFW Completely Wrapped Member. From the test results maximum bending capacity respectively for beams 3D16 Normal of 104.04 kN while on the beams 3D16 CFW increased maximum bending capacity of 119.52 kN, increase in ductility displacement on the beam by 33%. On the beam 4D16 Normal has a maximum bending capacity of 161.28 kN the beam 4D16 CFW increased maximum bending capacity of 162.64 kN, increase in ductility displacement on the beam by 45%. The maximum nominal value at the moment of reinforced concrete beam greatly affect the capacity maximum moment on the beam 3D16 Normal with beams 3D16 CFW after dressing CFW on the beams increased by 13% while on the beam 4D16 Normal with beams 4D16 CFW increased by 1%. Ductility curvature on beam 3D16 Normal with beams 3D16 CFW increased by 63% whereas for beams 4D16 Normal with beams 4D16 CFW curvature ductility increased by 67%. Keyword:  CFW (Carbon Fiber Wraps), ductility, flexural strength, moment-curvatur.  ABSTRAK Pembalutan Carbon Fiber Wrap pada balok beton bertulang diharapkan memberikan konstribusi terhadap peningkatan daktilitas. Pada penelitian ini empat buah benda uji balok. Benda uji pertama adalah balok 3D16 Normal yang digunakan sebagai balok normal. Benda uji ke dua adalah balok 3D16 CFW yang digunakan sebagai balok dengan perlakuan pembalutan CFW. Benda uji ke tiga adalah balok 4D16 Normal yang digunakan sebagai balok normal. Benda uji ke empat dalah balok 4D16 CFW yang digunakan sebagai balok dengan perlakuan pembalutan CFW. Dimensi balok – balok tersebut adalah 150 x 250 mm, dengan panjang efektif 2000 mm. Pembebanan diberikan One Point Loads, untuk melakukan uji lentur maka pembebanan pada balok direncanakan dengan menempatkan satu buah gaya P secara simetris pada jarak ½ L yaitu sebesar 1000 mm. Dan diberikan pembalutan CFW pada balok 3D16 CFW sepanjang 600 mm (2,4 h) ditengah bentang yang panjangnya 2.000 mm  dengan perlakuan CFW Completely Wrapped Member. Dari hasil pengujian kapasitas lentur maksimum secara berturut- turut untuk balok 3D16 Normal sebesar 104,04 kN sedangkan pada balok 3D16 CFW  mengalami peningkatan kapasitas lentur maksimum sebesar 119,52 kN, peningkatan daktilitas perpindahan pada balok sebesar 33%. Pada balok 4D16 Normal memiliki kapasitas lentur maksimum sebesar 161,28 kN sedangkan balok 4D16 CFW mengalami peningkatan kapasitas lentur maksimum sebesar 162,64 kN, peningkatan daktilitas perpindahan pada balok sebesar 45%. Nilai momen nominal maksimum pada balok beton bertulang sangat mempengaruhi peningkatan kapasitas momen maksimum pada balok 3D16 Normal dengan balok 3D16 CFW setelah dilakukan pembalutan CFW pada balok mengalami peningkatan sebesar 13% sedangkan pada balok 4D16 Normal dengan balok 4D16 CFW mengalami peningkatan sebesar 1%. Nilai daktilitas kurvatur pada balok 3D16 Normal dengan balok 3D16 CFW mengalami peningkatan sebesar 63% sedangkan untuk balok 4D16 Normal dengan balok 4D16 CFW mengalami peningkatan daktilitas kurvatur sebesar 67%. Kata kunci: CFW (Carbon Fiber Wraps), daktilitas, kuat lentur, momen-kurvatur.
EVALUASI JARINGAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI (D.I) KENCONOREJO KECAMATAN TULIS TULIS KABUPATEN BATANG JAWA TENGAH Martadi -; Sri Rejeki Laku Utami; Subekhi -
Reviews in Civil Engineering Vol 5, No 1 (2021): Reviews In Civil Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rice.v5i1.3781

Abstract

Daerah Jaringan Irigasi Wilayah Daerah Irigasi D.I) Kenconorejo merupakan irigasi teknis yang mempunyai jaringan Daerah Aliran Sungai (DAS). Daerah irigasi ini di bangun untuk meningkatkan produksi pertanian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas aliran sungai pada jaringan saluran irigasi wilayah (D.I) kenconorejo serta untuk mengetahui perhitungan analisis data debit DAS saluran irigasi wilayah daerah irigasi (D.I) Kenconorejo. Penelitian ini berlokasi di desa Kedungsegog Kecamatan Tulis Kabupaten Batang dilakukan  dalam waktu tiga bulan. Jenis penelitiannya berupa penelitian kuantitatif, dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan metode pengumpulan data observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis pengolahan data dengan mengukur debit aliran, melihat data saluran dan data curah hujan saluran irigasi sekunder yang menghasilkan bahwa Jaringan Irigasi Wilayah Daerah Irigasi (D.I) Kenconorejo cukup efisien dan efektif di wilayah Desa Kedungsegog bkj 1a debit inflow 0,263 /d outflow 0,0640 /d kehilangan 0,1991 /d,untuk bkj 1b di desa yang sama debit inflow 0,0853 /d, outflow 0,0671 /d kehilangan 0,0182 /d efisiensi 55,54% dalam satu desa, Desa Kenconorejo bkj 2 debit inflow 0,0761 /d outflow 0,0554 /d kehilangan 0,0207 /d efisiensi 98,67%, bkj 3 debit inflow 0,0663 /d outflow 0,0562 /d kehilangan 0,0101 /d efisiensi 94,63% dan Desa Ponowareng bkj 4 debit inflow 0,443 /d outflow 0,0341 /d kehilangan 0,0102 /d efisiensi, bkj 5 debit inflow 0,0331 /d outflow 0,0212 /d kehilangan 0,0119 /d, bkj 6 debit inflow 0,0230 /d debit outflow 0,0125 /d kehilangan 0,0105 /d dan efisiensi untuk tiga bkj dalam satu desa 92,59%. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, Jaringan irigasi Desa Kedungsegog berfungsi sebagai penguras lumpur dengan tampung debit 700 /d, Desa Kenconorejo dengan tampung debit 500 /d, dan Desa Ponowareng dengan tampung debit 160 /d.
Strategi Mitigasi Risiko Proyek KPBU Pembangunan SPAM Regional: Studi Kasus SPAM Regional Wosusokas Provinsi Jawa Tengah Kartika Hapsari Sutantiningrum; Sri Rejeki Laku Utami
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis air bersih selalu terjadi pada kawasan regional Wosusokas (Kab. Wonogiri, Kab. Sukoharjo, Kota Surakarta dan Kab. Karanganyar) sehingga menyebabkan kawasan tersebut sering melakukan dropping air bersih terutama pada musim kemarau. Maka Pemerintah daerah, provinsi dan pusat bersama-sama mengadakan program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wosusokas. Namun biaya investasi yang besar menjadi kendala untuk merealisasikan proyek ini sehingga dipilihlah strategi pendanaan dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Proyek dengan skema KPBU lebih sulit berhasil dan memiliki resiko yang besar dibandingkan dengan proyek pada umumnya karena banyaknya pihak-pihak yang terlibat, Pengalaman pemerintah yang masih sedikit juga menjadi kendala dalam persiapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi penanganan risiko unruk keberhasilan pelaksanaan proyek SPAM Regional Wosusokas dengan skema pendanaan KPBU. Responden penelitian ini berasal dari PDAB Tirta Utama Jawa Tengah, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Prov. Jawa Tengah, BPPW Prov. Jawa Tengah, Pemkab/pemkot (PDAM, Bappeda dan DPU) dari Kab. Wonogiri, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyardan Kota Surakarta. Dari hasil penelitian didapatkan strategi utama antara lain: memilih konsultan perencana yang handal, membekali pengetahuan mengenai hukum dan prosedural dalam pelaksanaan proyek,mengupayakan perolehan dukungan pemerintah (VGF) sehingga akan mengantisipasi kegagalan proyek akibat perubahan kondisi politik, memilih mitra BU yang kuat dan kompeten, meningkatkan sistem komunikasi yang efektif, penambahan SDM yang profesional dan berkualitas, serta komitmen terhadap kebijakan yang telah disepakati. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan Pemerintah dalam mengelola risiko proyek SPAM Regional khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan menjadi sumbang asih berupa data yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya.  Kata kunci: Strategi Penanganan Risiko, KPBU, SPAM Regional.