Abdul Haris
Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BUDIDAYA IKAN NILA DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) PADA LAHAN BEKAS TAMBANG PASIR (STUDI KASUS KEL. KALUMEME, KEC. UJUNG BULU, KAB. BULUKUMBA) Abdul Haris; Dedi Azhari Amir
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 6, No 1 (2017): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.022 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v6i1.692

Abstract

Factors physics of a body of water becomes one of determining the success of the tilapia fish farming system of floating net cages. An environmental parameter that determines the exact location for the cultivation is temperature, depth, brightness, turbidity. The procedure of this study includes (1) preparation, (2) determining the observation station, (3) variable observations, (4) data processing, (5) analysis of descriptive data. Physical parameters of water quality for fish farming tilapia with Keramba cage system (KJA) on mined land in the Village Kalumeme sand, Bulukumba is eligible to serve for cultivation where an increase in growth rate and survival rate of tilapia.
PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DOLOMITE DAN KAPUR TOHOR DALAM MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP MOULTING, PERTUMBUHAN DAN SINTASAN UDANG VANAME Rusmali Yunus; Abdul Haris; Hamsah Hamsah
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 9, No 1 (2020): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v9i1.4000

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui  pengaruh dan dosis terbaik kapur dolomit CaMg(CO3)2) dan kapur tohor (CaO) dalam media budidaya terhadap moulting, pertumbuhan dan sintasan udang vanamei (Litopenaus vannamei). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada masing masing perlakuan diberi kapur dolomit dan tohor dengan dosis tiap perlakuan yaitu perlakuan A (Kapur dolomit 0gram dan kapur tohor 0gram), perlakuan B (Kapur dolomit 0,6gram dan kapur tohor 0gram), perlakuan C (Kapur dolomit 0,4gram dan kapur tohor 0,2gram) dan perlakuan D (Kapur dolomit 0,3gram dan kapur tohor 0,3gram). Udang uji dipelihara dalam akuarium 50x60x40 cm3 yang berisi air laut sebanyak 60 L dengan kepadatan tebar 1 ekor L-1. Hewan uji diberi perlakuan selama 60 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan C (Kapur dolomit 0,4gram dan kapur tohor 0,2gram) menghasilkan intensitas molting, pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan harian yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan untuk sintasan perlakuan B (Kapur dolomit 0,6gram dan kapur tohor 0gram) lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya.
OPTIMASI LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT ( Eucheuma cottonii ) PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA DI DESA WAMSISI, KABUPATEN BURU SELATAN, PROVINSI MALUKU Jamaun Booy; Burhanuddin Burhanuddin; Abdul Haris
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 8, No 1 (2019): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v8i1.2490

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kedalaman penanaman rumput laut yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut E. cottonii. Rancangan percobaan dari penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan kedalaman penanaman yang berbeda yaitu:  30 cm, 40 cm dan 50 cm, masing-masing perlakuan diberi ulang 5 kali. Data yang dikumpulkan meliputi laju perumbuhan relatif dan laju pertumbuhan harian rumput laut.  Data diolah dengan ANOVA dan apabila data berbeda nyata maka dilakukan uji  lanjut  Duncan untuk melihat perbedaan  antar  perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman yang berbeda pada kegiatan budidaya rumput laut E. cottonii dengan metode longline berpengaruh sangat nyata pada pertumbuhan relative dan laju pertumbuhan harian pada rumput laut.  Perlakuan dengan kedalaman penanaman rumput laut 30 cm merupakan kedalaman yang terbaik pada penelitian ini.  Pertumbuhan relatif E. cottonii pada kedalaman 30 cm sebesar 32,00% atau meningkat sekitar 39% sampai 52% dibandingkan pertumbuhan relatif pada kedalaman 40 cm dan 50 cm yaitu masing-masing sebesar 23,60%  dan  21,00%.
EFEKTIFITAS PEMANFATAAN LARUTAN PACI-PACI (LEUCAS LAVANDULAEFOLIA) TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI PARASIT (TRICHODINA SP) PADA IKAN LELE DUMBO (CLARIAS SP) Abdul Haris; Andi Asran
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 4, No 2 (2015): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.953 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v4i2.600

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the solution to the abundance paci- paci Trichodina sp that attack catfish. This research is expected to be material information in an effort to increase fish production in the African catfish hatchery operations. This study was conducted in August and September 2015 Fish Seed Center (BBI) Bontomanai Gowa in South Sulawesi, The experimental design used was completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications ie Treatment A (1.000 ppm), treatment B (2,000 ppm), treatment C (3,000 ppm), and without giving a solution of PACI - Paci (treatment D). The results showed that soaking in the solution catfish paci paci leaf extract is effective to reduce the infestation Trichodina to 84%, and the best dose in this study with a 24-hour immersion is 3 g / l.dengan this treatment achieved a survival rate higher catfish during immersion, ie 97%.
HIDROLISIS PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN RUMEN LIMBAH SAYUR TERFERMENTASI Melati Melati; Burhanuddin Burhanuddin; Asni Anwar; Muh. Iqbal; Abdul Haris; Akmaluddin Akmaluddin
OCTOPUS: JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 12, No 1 (2023): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v12i1.11853

Abstract

Rumen berasal dari kotoran sapi mengandung enzim selulase, amylase, protease, xilanase, mannanase, dan fitase (Lee et al. 2002).  Rumen merupakan bahan-bahan makanan yang terdapat dalam rumen belum menjadi feces dan dikeluarkan dari dalam lambung, setelah hewan dipotong.  Kandungan nutriennya cukup tinggi, hal ini disebabkan belum terserapnya zat-zat makanan yang terkandung didalamnya sehingga kandungan zat-zatnya tidak jauh berbeda dengan kandungan zat makanan yang berasal dari bahan bakunya, Limbah sayur dan bahan inilah yang digunakan dalam penelitian ini untuk menghidrolisis pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) Tujuan penelitian adalah untuk menentukan dosis cairan rumen sapi dalam proses fermentasi limbah sayur yang optimal terhadap derajat hidrolisis protein dan peningkatan kandungan nutrisi limbah sayur hasil fermentasi cairan rumen sapi dalam menghidrolisis bahan baku pakan ikan nila. Dalam penelitian tahapannya adalah, setelah proses fermentasi limbah sayur selesai, dilanjutkan dengan analisis proksimat dan pengujian aktivitas enzim protease, amylase dan sellulase limbah sayur hasil fermentasi.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan  perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 9 unit percobaan setelah pengacakan.Data hasil proksimat kandungan nutrisi limbah sayur setelah difermentasi dianalisis menggunakan analisis varians, apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan ujiTukey, sedangkan aktivitas enzim dianalisis secara  deskripsi yaitu  membandingkan dengan teori yang diperoleh dari jurnal hasil penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata derajat hidrolisis protein yang optimal diperoleh pada perlakuan C (20 ml) sebesar 76,45% disusul perlakuan B (15 ml) sebesar 21,27% dan terendah pada perlakuan A (10 ml) sebesar 20,36%, untuk kandungan hasil nutrisi hasil rata-rata kandungan kadar air limbah sayur yang difermentasi cairan rumen tertinggi diperoleh pada  perlakuan C (20 ml) sebesar 68,31%, kadar protein kasar dan kadar lemak kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan B (10 ml) masing-masing sebesar 16,48%, dan 5,24%, kemudian kadar serat kasar tertinggi diperoleh pada perlakuan C (20 ml) sebesar 35,78% .  Untuk data pengukuran parameter kualitas air masih berada dalam kisaran yang layak untuk kehidupan ikan nila