L. Hendrowibowo
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Humanika : Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum

Praktik transformasi kompetensi guru dalam menjawab kebutuhan siswa menghadapi tantangan global (Studi kasus sekolah Taman Kanak-kanak di Kulonprogo) Saputri, Evi Rovikoh Indah; Hendrowibowo, L; Sholikhah, Ebni; Raharjo, Amrih Setyo; Sidik, Fajar
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 23 No. 1 (2023): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v23i1.59258

Abstract

Penelitian berusaha mengurai transformasi manajemen kompetensi guru dalam bingkai kebijakan, perspektif ini dipilih agar mampu mengetahui pada tataran tingkat messo dalam mentransformasikan kompetensi guru sesuai kebutuhan daerah. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskrptif. Instrument pengumpulan data melalui studi dokumen, Focus Group Discusion (FGD), wawancara, dan survei. Metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data terkait praktik transformasi kompetensi guru TK di Kulonprogo. Transformasi kompetensi guru menjadi prasyarat dalam rangka pemulihan kualitas pendidikan pasca pandemi. Akan tetapi, belum ditemukan adanya transformasi kompetensi guru selama pandemi maupun pasca pandemic yang benar-benar disusun oleh pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo untuk turu TK. Adapun program-program peningkatan kompetensi guru justru banyak lebih dirasakan sebelum adanya pandemic. Meskipun selama pandemi terdapat program peningkatan kompetensi guru dengan moda daring yang dapat diikuti guru secara mandiri, namun hasilnya tidak bisa dirasakan secara nyata karena minimnya komitmen dan konsistensi guru selama pelatihan. Adapun peningkatan kompetensi guru justru datang dari pemerintah pusat dengan program guru penggerak dan sekolah penggerak. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo untuk meningkatkan kompetensi guru TK dalam menjaga dan meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam rangka membekali mereka pada kebutuhan tantangan global.This research sought to unravel the transformation of teacher competence management within the policy framework, this perspective was chosen to , at the messo level,  the transformation of teacher competencies in regard to the regional needs. This study used a descriptive qualitative approach. Data collection instruments are in the form of document studies, Focus Group Discussion (FGD), interviews, and surveys. This method was used to collect data related to the transformation practice of kindergarten teachers' competencies in Kulonprogo. Transformation of teacher competencies is a prerequisite in the recovery framework of post-pandemic education. However, there has not been any transformation of teachers' competences during the pandemic or post-pandemic that was actually arranged by the local government of Kulon Progo Regency for kindergarten teachers. As for programs to improve teacher competence, they were even more recognized before the pandemic. Even though during the pandemic there was a teacher competency improvement program using an online mode in which teachers could participate independently, the results were hardly noticeable due to the lack of commitment and consistency of teachers during training. The increase in teachers' competences actually came from the central government with the guru penggerak and sekolah penggerak programs. This is the homework for the Education Authorities of  Kulon Progo District to improve the competences of kindergarten teachers to maintain and enhance the quality of student learning and prepare them for the global challenges.
Hukuman yang diterima santri di pesantren Rukiyati, Rukiyati; Siswoyo, Dwi; Hendrowibowo, L; Saputri, Evi Rovikoh Indah
Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol. 24 No. 1 (2024): Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v24i1.70669

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis-jenis hukuman yang diterima  oleh santri di sebuah pesantren X di Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah 20 santri putra dan putri serta tiga orang ustad. Metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dan observasi. Metode analisis data menggunakan metode interaktif Miles, Huberman & Saldana dengan tahapan: kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan ada empat jenis hukuman, yaitu hukuman fisik, denda, dan hukuman berupa melakukan aktivitas, dan hukuman dikeluarkan dari pesantren. Hukuman fisik berupa peserta didik dicukur rambut, dipukul dengan rotan, dipukul dengan tasbih, berdiri di lapangan di siang hari, disiram air comberan, dan berdiri satu jam di depan asrama santri perempuan. Hukuman denda berupa membayar uang dua ribu rupiah, menyetorkan lima kantong semen, menyita telpon seluler yang dibawa dari rumah. Hukuman berupa kegiatan yaitu membaca Al-Quran selama 15 menit, membaca surat Yasin, membersihkan toilet, membersihkan kamar, mencuci piring teman sekamar selama satu minggu. Hukuman yang paling berat adalah dikeluarkan dari pesantren. Secara umum, semua hukuman dapat diterima/disetujui oleh peserta didik karena dianggap masih dalam batas wajar untuk mendidik mereka menjadi disiplin.This study aimed to analyze the types of punishments received by students at an Islamic boarding school X in Yogyakarta. This research method uses a qualitative approach. The research subjects were 20 male and female students and three religious teachers. Data collection methods are in-depth interviews, focus group discussions, and observation. The data analysis method uses the stages of data condensation, data presentation, and conclusion. The results of the study concluded that there were five types of punishment: 1) point accumulative punishment; 2) Corporal punishments included shaving their hair, beating them with rattan sticks, beating them with prayer beads, standing in the field during the day, being doused with sewage water, and standing for one hour in front of the female students' dormitory; 3)The fine is in the form of paying two thousand rupiahs, depositing five bags of cement, and confiscating the cell phone brought from home; 4) Punishment in the form of activities, namely reading the Koran for 15 minutes, reading Yasin's letter, cleaning the toilet, cleaning the room, and washing the roommates' dishes for one week; 5) The most severe punishment is expulsion from the pesantren. In general, all punishments can be accepted/approved by students because they are considered within reasonable limits to educate them to be disciplined.