Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEKNIK PONDASI Aryanti Nurhidayati; Rima Sri Agustin; Taufiq Lilo Adi S.; Roemintoyo Roemintoyo; Eko Supri Murtiono
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jiptek.v6i1.12500

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak mahasiswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (lifeskill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menghendaki situasi belajar yang alamiah, yaitu mahasiswa belajar dengan sungguh-sungguh dengan cara mengalami dan menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan aplikasi nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang mahasiswa untuk memecahkannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh model pembelajaran PBI dapat meningkatkan keaktifan, kemandirian disamping ketuntasan belajar mahasiswa.Penelitian berlangsung di prodi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS Surakarta selama 6 bulan efektif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Bangunan Semester V yang mengikuti mata kuliah Teknik Pondasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau lesson study. Data dikumpulkan melalui observasi objek, portofolio pengerjaan tugas dan angket.Berdasar hasil analisis penelitian penerapan pembelajaran Problem Based Instruction menunjukan bahwa model Problem Based Instruction dapat diterapkan pada Mata Kuliah Teknik Pondasi. Kegiatan pembelajaran Problem Based Instruction, telah berhasil meningkatkan kemandirian dalam mengkonstruksi pengetahuannya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar, keaktifan mahasiswa mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan, dan ketuntasan belajar mahasiswa tercapai yang ditunjukkan tidak hanya dari hasil belajar, tetapi juga proses pembelajaran sudah terpusat pada mahasiswa (student centered). Pembelajaran Problem Based Instruction yang dilaksanakan, menurunkan jumlah mahasiswa yang mempunyai score di bawah rata-rata kelas dari 63% menjadi hanya 47% yang mempunyai score di bawah rata-rata kelas dan meningkatkan nilai rerata hasil belajar dari 78,6 menjadi 78,85.
OPTIMALISASI PENGGANTIAN BAHAN IKAT SMART CONCRETE (SELF HEALING CONCRETE) UNTUK DAERAH RAWAN GEMPA Rima Sri Agustin; Stefanus Adi Kristiawan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jiptek.v7i2.12698

Abstract

Inovasi dalam perkembangan teknologi beton menampilkan jenis beton yang mempunyai kemampuan untukmenyembuhkan diri saat terjadi keretakan yang dikenal sebagai self healing concrete (SHC). Rancang campur SHCmencakup kelecekan (workability,) kuat tekan dan permeabilitas. Penggunaan fly ash bervariasi dari 0 – 55% dariberat semen yang digantikan.Pemanfaatan fly ash dalam beton berfungsi mengubah CaOH menjadi C-S-H. CaOH merupakan unsurlemah dalam beton menjadi C-S-H yang memiliki fungsi pengikat dan memberikan kontribusi pada kekuatan beton.Butiran fly ash yang berukuran lebih kecil dari semen dimanfaatkan sebagai filler yang memiliki peran ganda:sebagai pengisi ruang-ruang kosong antar agregat dalam beton sehingga gradasi campuran lebih “smooth” sekaligusberperan sebagai lubrikan yang dapat meningkatkan workability campuran (Haque et al 1984). Pemakaian fly ashjuga akan mengurangi penggunaan semen, makin sedikit semen yang digunakan akan menurunkan suhu reaksisehingga kemungkinan retak akibat efek termal tereduksi (Mehta et al 2006). Pengurangan jumlah semen jugaberdampak pada peningkatan workability campuran beton. Ditinjau dari permeabilitas, butiran fly ash yang halusakan meningkatkan kepadatan beton sehingga akan semakin kecil permeabilitasnya.Dari hasil pengujian, analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaiberikut: Penggunaan fly ash dengan kadar tertentu dapat mempengaruhi sifat beton segar yang dihasilkan, semakintinggi kandungan fly ash yang digunakan semakin baik pula workability dan flowability beton segar yang dihasilkan.Penggunaan material fly ash dapat menurunkan biaya produksi untuk beton normal yang memiliki sifat self healingconcrete (SHC) karena dapat mereduksi sebagian atau lebih kebutuhan penggunaan semen pada campuran beton.Salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai kuat tekan beton adalah umur beton. Penggunaan kadar fly ashdiatas 50% dari berat binder yang digunakan memiliki nilai kuat tekan awal yang kurang baik untuk pengerjaanbeton yang memerlukan waktu pengerasan dan kekuatan awal yang tinggi, karena proses pengerasan ( setting time)dan penambahan kekuatan betonnya agak lambat pada umur beton kurang dari 28 hari. Setelah umur 28 hari kuattekan beton yang menggunakan fly ash sebagai penggantian sebagian semen mengalami kenaikan sebesar 25% padakadar 10%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 45% dibanding dengan beton konvensional. Tetapi pada kadar 55% kuattekan beton menurun. Kuat tekan optimum terjadi pada kadar 45%. Penggunaan fly ash sebagai pengganti semendapat memperkecil nilai koefisien permeabilitas beton. Berdasarkan uraian tersebut,maka SHC diharapkanmempunyai kelebihan dibandingkan dengan beton konvensional dalam hal kelecekan (workability), kuat tekan danpermeabilitas yang akan meningkatkan ketahanan beton (durability).